Hai~ Haii~ Haiii~
Aku cuma mau bilang, jujur susah yah bikin part berantem 😂
Jaranggg~ banget berantem sama orang soalnya. Paling sebatas sebel doang 🤣
Jadi, semoga part ini memuaskan kalian yah (~ ̄▽ ̄)~
--For Armys (non-armys kalau mau nonton juga boleh banget loh 😂): Ayo tetap semangat stream Yet to Come & jangan sedih lama-lama. Mereka gak kemana-mana, gak bubar, cuma aktivitas groupnya aja yang berkurang. Borahae (•ө•)♡
Nayara berusaha keras tidak memikirkan ucapan Kirana dan mempercayai Arsen. Setiap hari dia selalu mengulang kalimat-kalimat yang sama. 'Arsen dan Ilana hanya sepupu. Ilana sudah menikah. Tidak perlu ada yang terlalu dipikirkan'.
Ketika Nayara bilang setiap hari, itu benar-benar setiap hari sejak makan siang bersama Kirana 5 hari yang lalu. Ya, sudah 5 hari berlalu dan pikiran-pikiran liarnya tentang kemungkinan hubungan Arsen dan Ilana yang pernah lebih dari sepupu tidak berkurang, malah semakin... bertambah.
Semuanya gara-gara Kirana.
Nayara menyalahkan Kirana atas semua pikiran buruknya pada Arsen dan Ilana. Padahal sesungguhnya, sejak pertama kali melihat interaksi Arsen dan Ilana di rumah Lily pada malam perayaan ulang tahun Oma Rhea, Nayara sudah memiliki berbagai spekulasi tentang hubungan dua orang itu. Terlebih saat salah satu tante laki-laki itu mengucapkan fakta kalau Arsen dan Ilana pernah dijodohkan, spekulasi di otaknya semakin menjadi-jadi. Hanya saja, saat itu Nayara menepis segala pikiran negative di kepalanya. Namun sayangnya, ucapan Kirana siang itu membangkitkan lagi pemikirannya yang berusaha dia tepis sebelumnya.
Kembali ke topik awal, pikiran-pikiran liar Nayara tentang kemungkinan hubungan Arsen dan Ilana yang pernah lebih dari sepupu tidak berkurang, malah semakin bertambah. Semuanya bertambah parah seiring Arsen yang sering menghabiskan waktu dengan Ilana.
'Aku makan siang bareng Ilana'
'Aku lagi toko buku nemenin Ilana'
'Aku lagi di mall nemenin Mama & Ilana'
Dan masih banyak kegiatan lainnya yang laki-laki itu lakukan bersama Ilana. Selama 5 hari itu, nama Ilana selalu masuk ke indera pendengarnya, bagai nama murid yang setiap hari diabsen oleh gurunya. Ilana seorang murid dan Arsen adalah gurunya. Wahh, seperti cerita-cerita romance di novel.
Nayara stop!
Nayara menghembuskan napasnya kasar. Selalu seperti ini jika dia mulai memikirkan tentang Arsen dan Ilana.
Hari ini, seperti hari-hari biasa Nayara, dia berada di toko bunga, sedang merangkai bunga pesanan pelanggan. Namun, ada yang berbeda hari ini dari hari-hari sebelumnya. Arsen mengiriminya pesan, mengajaknya makan siang bersama. Tumben bukan? Setelah 5 hari lalu sibuk dengan Ilana, hari ini laki-laki itu mengajaknya makan siang. Lalu, apakah Nayara mengiyakan ajakan itu? Tentu tidak. Nayara sedang malas melihat wajah Arsen. Namun, bukan Arsen namanya jika dia menurut.
"Hai" sapanya dengan senyum manis terukir di bibirnya saat masuk ke dalam toko bunga. Nayara yang masih sibuk merangkai bunga hanya menaikkan tatapannya, menatap Arsen sebentar, lalu kembali fokus pada rangkaian bunga di tangannya. Nayara tahu, Arsen ingin merengkuhnya ke dalam pelukan dan mengecup sisi kepalanya seperti yang biasa dia lakukan saat bertemu, jadi dengan cepat Nayara langsung menolaknya, "Aku lagi pegang bunga, nanti rusak"
Nayara melihat Arsen yang menaikkan satu alisnya, tapi Nayara pura-pura tidak melihat itu dan terus merangkai bunga yang hampir selesai di tangannya.
"Sibuk?" tanya Arsen. Suaranya tetap terdengar lembut, meskipun Nayara tidak membalas sapaannya dan menolak pelukannya tadi.
"Hmm. Kenapa ke sini?" Nayara balik bertanya. Pura-pura tidak tahu tujuan Arsen datang ke toko bunganya. Arsen masih menatapnya lembut, lalu menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang sama seperti pagi tadi, "Mau ngajak kamu makan siang".
"Bukannya aku udah bilang tadi pagi? Aku bakal sibuk hari ini"
"Aku tungguin"
"Aku sibuk sampai sore. Jadi mending kamu balik ke kantor lagi"
"Aku tungguin"
Nayara mengambil napas dan menghembuskannya pelan. Dia menatap lekat Arsen yang sudah mengambil tempat duduk di depannya. Hanya sebentar, karena setelah itu Nayara kembali memutuskan kontak matanya dan berpaling pada tangkai-tangkai bunga di tangannya yang sudah selesai dia rangkai menjadi satu. Satu tangannya yang menganggur, mengambil sautas tali, lalu mengikat bunga karangannya sebelum kemudian dipercantik dengan kertas pembungkus dan pita.
"Emang kamu gak ada kerjaan di kantor?" tanya Nayara seraya tangannya membentuk simpul yang kuat agar bunga-bunga itu tetap pada posisinya.
"Ada" jawab Arsen ringan seakan-akan pekerjaannya bukan suatu hal yang penting yang harus dia kerjakan. Nayara yang mendengarnya, langsung manatap Arsen dan mengusir laki-laki itu untuk yang kedua kalinya, "Ya udah, sana balik ke kantor".
"Gak mau"
"Arr~!"
Arsen terkekeh pelan, "Kita makan siang dulu, baru setelah itu aku balik ke kantor. Aku kangen sama kamu. Udah berapa hari kita gak ketemu?" Refleks, Nayara memutar kedua matanya, lalu kembali menolak ajakan Arsen, "Aku gak bisa. Aku sibuk. Kamu makan siang sama Ilana aja".
"Ilana lagi di Bandung, pergi ke rumah Papa kandungnya"
Ohh~ Gw pengganti Ilana yang lagi pergi? Ohh~
"Aku tetep gak bisa. Aku mau antar pesanan ini" Sekali lagi Nayara menolak.
Terdengar desahan pelan keluar dari mulut Arsen, sebelum laki-laki itu bertanya, "Ara, aku ada salah sama kamu?" Nayara mengangkat kepalanya, menatap datar Arsen dan menjawab pertanyaan laki-laki itu sama datarnya dengan raut wajahnya, "Gak ada. Kamu gak ada salah sama aku"
"Kalau gitu, kamu kenapa?"
"Kenapa apa?"
"Dingin dan jutek"
"Bukannya dulu aku juga jutek dan dingin sama kamu?"
"Nggak lagi setelah kita memulai hubungan yang serius"
Nita yang masih berdiri di sebelah Nayara, pelan-pelan bergeser, menjauhi dua orang yang mulai berdebat. Ini pertama kalinya dia melihat Nayara dan Arsen berdebat seserius ini. Biasanya hanya perdebatan-perdebatan kecil saja karena ulah jahil Arsen. Itu pun akan berakhir dengan romantis. Tetapi hari ini, terdengar berbeda. Perdebatannya terdengar lebih serius. Oleh karena itu, Nita lebih memilih menjauh dan tidak ikut campur, namun tetap sambil mencuri dengar pertengkaran sepasang kekasih itu.
"Mungkin karena sekarang aku mulai bosen sama kamu. Jadi sifat lama aku muncul lagi" ucap Nayara asal yang langsung disambut teguran dari Arsen.
"ARA!"
"Apa?? Udahlah, Ar. Aku sibuk. Maaf, aku gak bisa makan siang sama kamu. Sekarang aku harus antar ini. Nit, mba titip toko sebentar"
Setelah itu, Nayara langsung mengambil kunci mobilnya, tas, dan dengan cepat pergi meninggalkan toko sambil membawa pesanan bunga yang telah diselesaikannya. Sedangkan Nita, yang sejak tadi berdiri di ujung meja counter, menatap terkejut Nayara yang tiba-tiba pergi.
"Eh, mba! Itu bukannya aku yang-..."
"... antar?"