The Second

By Misscelyunjae

39.8K 8.4K 2K

YunJae / GS / DLDR / No Wars. Jaejoong = Jennifer / I use two name for Jaejoong. More

Prolog
Bab 1
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30 W
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 38
Announce
Bab 40 W
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50 ( WP )

Bab 2

1K 230 55
By Misscelyunjae


Tatapan Namgil terarah kepada wanita yang dengan berani menyebut anaknya adalah hasil pungut. Ya, dalam asumsi Namgil, wanita itu mengatakan demikian. Berani-beraninya mengatai putri satu-satunya yang dimilikinya demikian. Meski ia menikahi wanita ini sudah cukup lama, tapi sikapnya jika ada sang anak keterlaluan sekali. Ia mendekat dan tatapan tajam tak lepas darinya.

Senyuman ketir nampak terlihat dari bibir Chaerim, ia meraih lengan Namgil, berniat untuk menggandeng namun tangan Namgil menepis dengan cepat. Ia seharusnya bisa mengontrol emosinya agar tidak berkata kasar kepada wanita antah berantah yang dibawa Namgil setelah setahun mereka menikah. "Suamiku, aku tidak bermaksud—"

"Tidak bermaksud apa? Aku mendengar dengan jelas kau mengatai putriku! Sudah kubilang sejak awal bahwa Kim Jaejoong adalah anakku, lalu mengapa sulit bagimu menerima anakku!" Namgil menaikan nada suaranya, ia berniat segera kembali ke mansion bertemu sang putri tercinta, tapi yang didengar sangat tidak enak. Mengapa Chaerim tidak berubah? Bahkan wanita itu berani menghina anaknya.

"Astaga, aku hanya kesal karena dia sama sekali tidak menyapaku, sungguh aku tidak bermaksud apa-apa," Chaerim berusaha menjelaskan, ujung matanya melirik kepada Jennifer yang memperhatikan dirinya yang berdebat singkat dengan Namgil.

Jennifer tersenyum mengejek, wanita ini pandai bermuka dua. Sudah telak ketahuan masih ingin menyembunyikan fakta. Ia sendiri cukup heran mengapa ayahnya betah bersama si wanita, tapi dibalik itu semua ia tahu bahwa ia tidak berhak mengurusi urusan pribadi sang ayah.

"Pa, Papa Jeje rindu sekali dengan Papa!" Jennifer memanggil Namgil, ia lantas berlari kecil menuju kepada sang ayah dan langsung memeluk Namgil dengan sepenuh hati. Perasaan rindu kepada sang ayah memang tidak dusta. Meski sering melakukan panggilan telepon hingga video call dan zoom, tetap saja rasanya berbeda ketika bertemu langsung.

Pelukan Jennifer berbalas dengan cepat. Namgil tersenyum lebar seraya memeluk erat sang putri. Ia pun sangat rindu dengan putri semata wayangnya ini. Bahkan mencium aroma parfum Jennifer saja, Namgil senang sekali apa lagi sekarang putrinya nyata berada di dalam pelukannya. "Papa juga sangat rindu, little princess!"

"Uugh Papa, ada hal yang ingin aku bicarakan, tapi sepertinya Paman Namseok akan menyampaikan lebih dahulu," dengan manja, Jennifer berucap dan melirik asisten pribadi ayahnya. Ia bahkan memamerkan senyum kemenangan kepada Chaerim sang nyonya besar dirumah ini.

"Oh ya? Apa Papa harus bertanya kepada Namseok agar tidak penasaran hmm?"

"Sepertinya begitu, karena Jeje terlalu malu, Pa!"

Tertawa Namgil mengusap lembut rambut sang putri. Ia lantas mencium pipi Jennifer dan mengusapnya dengan penuh perasaan. "Papa akan menanyakan pada Namseok, kau ke kamar dahulu Sayang, Papa akan mengatur semua hal untukmu di sini."

Namgil sudah mengambil langkah dan memutuskan sesuatu. Ia juga meminta saran kepada teman dekatnya tentang sesuatu yang akan ia terapkan berkaitan dengan kedatangannya putrinya, Kim Jaejoong atau Kim Jennifer. Apapun sebutannya wanita itu tetaplah putrinya yang tersayang.

"Baik Pa, semoga Papa tidak tertawa ketika Paman Namseok mengatakannya," setelah mengatakan itu Jennifer tersenyum lebar lantas berlari kecil karena malu.

Astaga, demi Jiyeon dirinya mungkin akan totalitas. Tapi, apa ia yakin akan menjadi penggoda di hubungan orang lain. Bukankah dengan begitu ia juga bisa disebut toxic? Atau, ia melihat situasi dahulu sebelum mengambil keputusan lebih. Ah, ia harus mencari tahu siapa gerangan wanita yang merebut Yunho dari Jiyeon.

———

Jennifer tiba di ruang makan dengan wajah bingung. Ia melihat cukup banyak orang yang duduk di sini. Bukankah seingatnya ayahnya hanya memiliki tiga anak? Ya, dirinya dan dua kakaknya. Ia memperhatikan meja makan, ada dua orang tambahan yang tidak dikenalinya dan dua lainnya ia kenali dengan baik. Lantas siapakah kedua orang itu? Apakah kedua kakaknya menikah tanpa sepengetahuannya?

"Long time no see Jaejae."

Sapaan itu diucapkan oleh Kim
Seonho, sang kakak kedua. Pria itu tersenyum hingga menunjukan lesung pipinya yang manis. Ia mengangguk singkat dan menjawab dengan nada santai, "Iya Hyung, kau tidak mampir ke London untuk menjengukku?"

"Aah, sebenarnya aku ingin sekali tapi aku harus mengurus banyak hal, lagi pula tidak ada perjalanan bisnisku ke London."

Bisa Jennifer pahami, memang kedua kakaknya adalah orang sibuk. "Baiklah, kau memang orang sibuk!"

"Bukan begitu Je, kau tanya sendiri dengan Hyung!" Seonho mendesah, dan mengarahkan dagunya kepada kakak tertua mereka.

"Bisnis ke London dikelola Papa sendiri, karena dia ingin bertemu denganmu, jadi bukan kami tidak ingin mengunjungimu, adik kecil," jawaban ini keluar dari bibir Hyunbin, sang kakak tertua yang ada.

"Bisa diterima dengan baik alasannya," sahut Jennifer dan duduk di sisi Seonho. Karena hanya kursi itu yang kosong, selain kursi utama kepala keluarga dan mungkin kursi inu memang disediakan khusus untuknya.

"Kau akan menetap di Seoul?"

Nah, pertanyaan ini diajukan oleh salah satu orang yang membuat Jennifer malas kembali ke Seoul. Ia menoleh dan mengangguk dengan malas. "Benar, ada masalah?"

"Bukankah tinggal di London enak? Kenapa harus kembali?"

"Apa ada yang melarang adikku kembali ke Seoul?" Hyunbin membuka suara, ia menatap kepada wanita yang ada tepat di sebelah Jennifer.

"Aku hanya mengatakan bahwa di London enak, bukan melarangnya untuk kembali," sahut si wanita dengan acuh tak acuh.

"Kau ingin ke London Yeena?" Jennifer tersenyum memamerkan smirk dan menatap mengintimidasi wanita itu.

"Jaejoong hentikan! Kau membuat Yeena takut!" Chaerim menegur dan menatap Jennifer dengan tajam.

"Dia sudah sebesar ini, dia bahkan lebih tua dariku dua tahun. Lucu sekali aku yang paling kecil di sini membuat dia takut!" Jennifer menyahut, ia ingin menunjukan bahwa ia berbeda dengan Kim Jaejoong atau Kin Jennifer yang dahulu. Ia menatap lekat Chaerim dan Seonho menepuk punggung tangannya seraya memamerkan senyumnya.

"Entah mengapa semenjak aku tidak ada ruang makan sepertinya bertambah banyak, Hyunbin Hyung?"

Hyunbin menggeleng pelan, "Tidak Je, dua orang di seberangmu hanya sepupu Yeena, entah bagaimana berhasil menumpang di paviliun. Lalu, Bibi Hanbyul sudah pindah, karena sudah menikah."

Jennifer mengangguk pelan, rupanya nenek sihir ini kembali membawa antek-antek untuk menguasai mansion ayahnya. Herannya entah mengapa sang ayah mempertahankan wanita ini lebih. "Jadi kedua orang itu adalah sepupu Yeena."

"Mereka berdua tidak akan mengganggumu Sayang."

Ucapan itu terdengar nyaring di ruangan. Jennifer menoleh dan sang ayah baru tiba. Ia tersenyum lebar melihat kehadiran ayahnya.

"Aku sengaja mengumpulkan kalian semua dia sini karena ingin mengumumkan sesuatu!" Namgil berucap tanpa basa-basi.

"Tentang Jeje yang akan menetap di Seoul?" Yeena bertanya seraya melirik Jennifer.

"Bukan hanya itu, melainkan ada hal penting lainnya dan kalian dengar baik-baik!"

"Kau memutuskan sesuatu tanpa berunding lebih dahulu denganku?" Chaerim membesarkan matanya, ia merasa tidak dihargai karena Namgil kerap mengambil keputusan sepihak.

"Apa aku harus berunding denganmu? Apa yang bisa kau lakukan untuk anakku selama ini memangnya?" Namgil sedikit membentak, ia menatap Chaerim dengan pandangan mengintimidasi.

Seketika Chaerim diam, ia benar-benar marah dengan kehadiran Jennifer di mansion ini lagi. Mengapa anak itu harus datang lagi ke Seoul?

"Katakan Pa," Hyunbin berucap dengan tenang seperti paham apa yang akan diucapkan oleh sang ayah.

Namgil memandang pada seluruh orang yang ada di sini. Ia tersenyum dengan lebar dan berucap dengan tegas, "Mulai sekarang, Chaerim, Yeena dan sepupunya tidak kuperbolehkan untuk bebas berkeliaran di dalam mansion! Untuk Yeena, aku memindahkan kamarnya ke paviliun bersama sepupu-sepupunya, tidak ada yang boleh melukai anakku Kim Jaejoong apa lagi jika terekam CCTV, mulai sekarang semua staff yang mengatur semua hal di mansion akan kuganti termaksud asisten rumah tangga yang ada. Jika ada protesan tentang ini, silahkan angkat kaki dari sini, aku tidak keberatan!"

.
.
.

Eyd ga beraturan. Typo dimana" no edit.

Pake rules boleh ya. 30 komentar please.

.
.
.

Continue Reading

You'll Also Like

Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

98.7K 10.2K 31
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
4.2K 475 13
[ Meanie Gs ] Hanya sepenggal kisah romansa antara seorang Dewanata Wijaya dengan gadis yang membuat seluruh atensinya teralihkan pada sosoknya. Vale...
19.1K 1.2K 5
A collection of fanfics SasuHina. One shot collection First published on wattpad April 2014 Re-Published December 2022
210K 18.8K 40
[COMPLETE] [Sorry^^ PRIVATED FOR SOME CHAPTER] Aku benar-benar tak bisa membedakan ini nyata atau tidak. Ini cinta atau angan yang mudah menghilang...