3. what if

1.1K 178 21
                                    


Sakura menatap bekal makanan yang dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh ibunya, sudah satu bulan berlalu, tapi dia masih menjadi kurir makanan alien ini, Sakura sungguh tak mengerti, bagaimana bentuk lidah Sasuke, karena yah wanita itu belum sempat mencobanya juga ehe apaan sih kok jadi mesum(?) pokoknya Sakura bingung, kenapa sang mantan yang diam-diam masih sering masuk ke mimpinya itu malah menyukai masakan alien yang ibunya buat, kenapa tidak menyukai anaknya saja? selain membuat Sakura bahagia, dia juga tak harus kerepotan membawa tempat makan ini ke sekolah, untung saja masih sayang, untung saja Sasuke tampan, kalau tidak, sudah Sakura buang makanan ini di tong sampah dekat gang.

"Kakak sudah sampai tuh, mau turun gak? atau mau ikut ke sekolahku?" suara menyebalkan ini sudah Sakura kenal betul sejak dahulu kala, suara adiknya yang entah mengapa baru membuka mulut saja bisa membuat Sakura kesal.

"Males, nanti aku disangka anggota girlband oleh teman-temanmu,"

"Dih, gak ada mirip-miripnya sama girlband, anggota srimulat lebih masuk," Sakura turun dari motor itu dengan hati yang tak enak, menatap sang adik dengan tatapan meremehkan, enak saja disamakan sama grup lawak jadul itu.

"Yang jelas ada beberapa temanmu yang menjadi fans dadakanku, minta no telpon, id instagram pula, bilangin sama mereka kakakmu ini tidak level dengan brondong bau matahari, bau kalian bikin alergi," Konohamaru mengedikan bahu, tak mau adu tanduk pagi-pagi, ada ibu kantin yang anaknya teman sekelasnya, pernah kan heboh di sekolah gara-gara si anak bu kantin nyebarin gosip kalau Konohamaru suka berantem sama kakaknya di gerbang sekolah, terus Konohamaru diketawain, beraninya sama cewek katanya, mereka gak tau aja, nih betina satu nyebelinnya luar biasa.

"Seleraku itu Sasuke, kau tau kan? Cuman dia membuat kakak kesal, jadi putusin dulu aja deh, biar dia mikir," mendengar itu Konohamaru langsung tertawa, sambil bermonolog 'aduh ada bahan hinaan nih setelah sekian lama,'

"Kenapa tertawa?"

"Gausah ngada-ngada deh kak, aku tau kakak yang diputusin tanpa sebab oleh kak Sasuke, hahahah,"

"Dih, sok tau,"

"Aku baca pesan di ponsel kakak, ooops."

"Heh kurang ajar ya, sini telingamu kucabut, berani-beraninya....." Konohamaru tancap gas, meninggalkan nenek sihir sendirian sambil mengomel.

"Jangan kabur kau anak setan,"

"Wlee wleee kasian diputusin terus malah harus nganterin makanan ibu, hopeless sekali kakakku yang katanya pengen disebut mirip girlband ini, udah diputusin mau-maunya kasih makanan, wleee dasar bodoh," Konohamaru pergi dengan cepat dan Sakura menahan diri untuk tak mendoakan macam-macam, kalau sampai adiknya kenapa-kenapa nanti dia pasti ikut repot, pasti ada banyak adegan drama yang tercipta dirumahnya.

Tapi yang diucapkan adiknya benar, kenapa Sakura mau-maunya mengantarkan makanan ini? bukankah seharusnya dia mendapatkan alasan yang jelas atas tindakan sepihak Sasuke yang begitu merugikan dia secara pribadi dan perasaan? bukan malah menjadi sarana antar jemput boks makanan, mana berat lagi.

Ya, benar, Sakura harus kembali pada misi utamanya, dia akan menanyakan hal ini pada Sasuke, dan mengakhiri semua ini dengan cara yang benar, tanpa harus terluka seperti saat itu.

****

Sasuke sudah ada disana, dia sibuk dengan bukunya sepagi ini, dia bahkan seperti tak menyadari ada seonggok daging duduk disampingnya bahkan gadis menyedihkan itu menghela napas berkali-kali, mencoba untuk rileks.

"Sas----"

"Sakura-----eh mau bilang apa?" Sasuke memotong ucapan gadis itu persis disaat seluruh atensi Sakura hanya jatuh kepadanya, membuat Sakura tersedak ludahnya sendiri.

[SasuSaku 'One shot/series' ]Where stories live. Discover now