1. Cupid Genk

4.5K 355 21
                                    

****

Tatapan Ino terhenti pada sosok wanita berkaki jenjang, berambut merah muda yang baru saja duduk manis di bangkunya, tumben sekali dia baru datang, biasanya selalu menjadi contoh yang baik di kelas ini, melihat Sakura tersenyum ke arahnya, sejenak dia jadi memikirkan sesuatu.

"Sak, telat bangun? Tumben baru datang," perempuan yang di panggil Sak itu langsung menoleh lalu tersenyum.

"Ya, aku belajar sampai lupa waktu,"

"Gila anak pinter," Sakura menggeleng-gelengkan kepala, bersikap merendah, dia tak suka dianggap begitu apalagi pada teman yang lumayan dekat dengannya, melihat reaksi Sakura yang tenang-tenang saja itu pikiran Ino terus berlari kemana-mana, membayangkan hal yang ada di otaknya terjadi, pasti sempurna.

"Temari, Temari...." panggil Ino pada sosok yang duduk di sebelahnya, perempuan itu menunduk sambil merapatkan diri pada meja, menutup mata dengan tenang.

"Apa sih, ganggu deh,"

"Aku memiliki ide yang bagus," Temari segera bangkit dari tidurnya lalu menatap Ino dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.

"Chojiiiiiiiii," seperti biasa laki-laki berbadan gumpal itu cukup bisa diandalkan, Ino memang tak pernah salah memilih teman.

"Istirahat nanti ku traktir kau ayam goreng," Choji mengangguk dengan wajah bahagia sekali, senang karena ayam yang akan dicerna oleh perutnya yang bulat itu akan bertambah satu.

"Siapa sih targetmu?"

"Ini bukan jailin orang Choji, ini rencana dermawan, nanti ku beritahu, oh iya kau berteman dengan Naruto 'kan?" Choji mengangguk, seingatnya sih dia berteman, dulu tapi.

"Oke, Temari kau juga harus ikut jadi team sukses," mata Ino dari tadi berusaha curi-curi pandang pada Sakura, setelah semua kegagalan yang ia lakukan untuk hidupnya, izinkanlah satu kali ini saja dia ...menyumbang kontribusi untuk gelar yang mengagumkan.

"Apaan sih?" tanya Temari galak seperti biasanya.

"Ini namanya projek SasuSaku,"

"Ha?" Choji beserta Temari hanya menggeleng-gelengkan kepala.

****

Tepat di pelipir kantin dan menjadikan Choji satpam dadakan, rapat paripurna ala Yamanaka Ino di gelar secara kurang tenang karena anak lain teriak-teriak beli bakpao di dekat sana, tapi tak masalah, Ino yakin dia akan fokus.

"Begini, aku punya rencana," ucapnya pada Temari di pihaknya, Shikamaru dan Naruto juga datang berkat undangan Choji, entah mengapa juga mereka datang, padahal tak diberi apapun, sungguh ini menyenangkan, mengapa membuat rencana baik di permudah begini sih? Kan jadi lebih semangat.

"Apa?" Naruto adalah sosok yang paling bersemangat dibanding yang lain, Ino cukup senang dengan tatapan ceria milik laki-laki itu.

"Kau 'kan teman Sasuke nih.... Aku dan Temari teman Sakura nih," Shikamaru menghela napas, entah mengapa dia sudah memiliki dugaan, Temari pun setelah mendengar napas berat si rambut nanas ikut-ikutan memiliki dugaan.

"Aah kau mau kencan ganda, eh tapi aku tak mau denganmu, tak mau dengan Temari juga," jawab Naruto yang berhasil membuat dua wanita di depannya berubah ekspresi wajah, siapa juga yang mau sama dia eh?

"Enak saja, bukaan.... Aku mau kita menjodohkan Sasuke dan Sakura," Naruto terkejut sendiri sementara sisanya tenang-tenang saja.

"Kau pikir kau itu siapa? Ibunya?" ucap Temari tanpa emosi berlebih sambil menyeruput jus jeruknya.

"Aku? Orang yang menginginkan kelahiran bayi jenius, Sakura dan Sasuke kan juara umum di angkatan kita, bayangkan kalau mereka sampai berkencan, menikah, anak mereka pasti akaan......." Shikamaru tak mau berkomentar saat Ino dengan tiba-tiba menghentikan ucapannya dengan cara yang dramatis, dia menyesal duduk di sini, tau begini lebih baik tidur saja di perpustakaan.

"Akan jadi anak mereka," jawab Naruto lagi, walaupun jawabannya agak melenceng dari ekpektasi Ino tapi tidak apa-apa deh, sepertinya satu target sudah hampir masuk jurang rencananya.

"Oke, berarti setuju ya?" Shikamaru hendak beranjak tapi lengannya di tahan Naruto.

"Tidak apa-apa kali, biar Sasuke tak galak dan mau memberi contekan, kita jodohkan saja dengan Sakura," seringai Naruto membuat Shikamaru menghela napas panjang, dia tak butuh contekan, dia juga tak butuh perlakuan baik Sasuke, tapi mengingat laki-laki berambut kuning ini pernah menolongnya saat itu, mau tak mau dia menurut juga.

"Sekali ini saja ya, lain kali aku tak mau melakukan kebodohan sejenis ini lagi,"

"Nah gitu dong Shika, oke rencana pertama kita adalah......" Ino memelankan suaranya, takut ada yang mendengar selain orang-orang yang duduk di sini, dan tentu saja Naruto adalah yang paling bersemangat dengan misi dadakan ini.

"Oke mulai besok ya," ucap Naruto sambil memakan bakpao isi kacang hijau, hampir saja barusan makanan itu menyembur keluar, untung saja tak jadi.

"Cupid genk, semangat," teriak Ino semangat setengah berteriak, Temari saja yang sedari tadi hanya di jadikan patung oleh mereka semua akhirnya membuka suara juga.

"Berisik tau, kupingku sakit,"

****

"Hei Sakura," panggil Ino seperti biasa, bedanya kali ini dia mendekat pada sosok gadis pintar juara satu itu, duduk di dekatnya sambil tak henti-hentinya tersenyum.

"Kau belum mengerjakan PR ya?" tanya Sakura polos, membuat Ino sedikit terkejut, memang tampangnya sekarang seperti akan memalak jawaban PR gitu?

"Bukan, aku mau memberi tau sesuatu padamu," Sakura hanya terdiam menatap Ino, gadis itu menunggu Ini berbicara tentu saja.

"Kau penasaran tidak? Ini tentang ....love," Sakura tersenyum, apa-apaan sih, dia tak sempat juga memikirkan hal-hal sejenis itu.

"Kurasa aku tidak penasaran,"

"Ah kau ini bikin perasaanku hancur saja," Ino menghela napas, menunjukan mimik wajah sebal, walaupun sangat kentara bahwa itu ekspresi penuh kepalsuan.

"Iya deh iya penasaran,"

"Ada yang menyukaimu, tampan, inisial namanya 'S' hayoh tebak siapa?" Sakura langsung ingat tentang seseorang, pasti Ino jadi tambah kesal deh kalau dengar ini.

"Tau, Sai 'kan?"

"MIMPI, enak saja Sai, dia itu calon pacarku, mana mungkin suka padamu," Sakura tertawa, dari dulu temannya itu memang begini, entah kapan akan berubahnya.

"Ah ku kasih clue deh satu lagi, dia itu anak kelas sebelah tapi bukan Sai ya, dia itu dulu pernah jadi incaran kakak kelas saat kita kelas satu, dia juga pintar, pintar sekali malah, dia dan kamu tahun lalu........." Sakura berpikir sejenak tampak tak tertarik lagi untuk mendengarkan ocehan Ino, kalau jenis-jenis kaya gitu sih pasti laki-laki yang pernah menginjak sepatunya saat upacara penerimaan siswa baru, pasti dia, yang tahun kemarin mengalahkan Sakura menjadi juara umum di angkatan, serius dia suka pada Sakura? Kalau ketemu saja seperti biasa-biasa saja, tak ada yang menonjol.

"Siapa coba Sak?"

"Aku tidak tau," Ino hanya memandang Sakura dengan pandangan kesal, sudah panjang kali lebar bicara dia bilang tidak tau.

"Gadis pintar sepertimu bilang tidak tau? Pantas saja kau kalah saing saat----"

"Iya iya, Sasuke?"

"Ciyeeeeee, Sasuke, ehem," Sakura mengernyitkan matanya saat melihat sosok Ino pergi dengan wajah yang malu-malu.

Dia kenapa sih?

****

Next or No (?)

[SasuSaku 'One shot/series' ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang