4. The First Night

6.1K 439 17
                                    

Sakura kau tau kan aku ini sangat membenci musim panas, aku juga tak suka diajak ke pantai disaat matahari terasa dekat sekali dengan badan, tapi dia tak tau Sakura, dia memaksaku, kepalaku rasanya mau meledak, tapi aku tak berani berbicara jujur pada dia, aku tak suka fakta ini, bahwa aku harus melakukan hal yang ku benci agar dia tak terluka.

Oh iya, sudah satu tahun berlalu semenjak hari itu, aku sudah kelas dua belas sekarang, dan bagaimana bisa kamu tak masuk sekolah dalam periode sepanjang ini? Oke, orangtuamu bilang kau sakit, tapi separah apa? Kenapa tak kau izinkan aku menemanimu? Kenapa kau memilih untuk sendirian?

"Den Sasuke mau kemana?" tanya asisten rumah tangga yang menyadari gelagat aneh Sasuke semenjak dia pulang dari pantai, tak biasanya laki-laki itu melamun sambil menatap jalanan lewat jendela.

"Ke rumah Sakura," tak ada suara lagi, asisten rumah tangga yang badannya sedikit seksi itu pun tak mampu mengeluarkan suara, bukankah sudah lama sekali Sasuke tak pernah menginjakan kaki kesana lagi?

****

Tak ada siapapun di rumah ini, semenjak Sakura masuk rumah sakit ayah dan ibunya pun jarang sekali ada dirumah, pasti mereka menunggu anak gadis mereka satu-satunya itu,  jadi dia bisa masuk tanpa harus merasa canggung pada siapapun, meskipun dia tetap menjadi Sasuke yang dulu keluarga Sakura lah yang memberi sebuah jarak, beruntungnya dia masih memegang kunci itu dan mereka tak mengganti knopnya.

"Uh," Sasuke menghempaskan badannya pada kasur merah muda milik Sakura, kali ini tak ada suara televisi yang mengganggu, tak ada umpatan Sakura yang kesal karena Sasuke suka tidur memakai bantal kesayangannya, tak ada siapapun di rumah ini, dulu bahkan Sakura walaupun sering sendirian rumah ini terasa ramai sekali.

"Eh mana?" Sasuke menyadari hilangnya bingkai foto beserta isinya yang selalu berdiri di meja dekat ranjang, dulu Sakura yang mencetaknya, memaksa Sasuke untuk memajangnya juga di kamar, foto mereka berdua, harusnya ada empat sekarang satu pun tak ada.

Menyadari hal ini terlalu ganjil Sasuke pun beranjak, mencari-cari apa yang membuat sahabatnya pergi, apa ini ada hubungannya dengan apa yang dia lakukan? Tapi apa?

'Seperti itu dirimu sekarang di mataku,' tulis Sakura dalam kertas hvs yang diisi oleh potongan foto Sasuke yang dirobek-robek lalu di tempel kembali di kertas itu hanya saja tak begitu rapi, ada beberapa goresan merah kecoklatan ikut tertuang di sana yang Sasuke yakini adalah darah.

'Maaf aku tak bisa ikut tertawa bersamamu kali ini'

Hanya itu saja yang tertulis di sana, tak ada apapun lagi, tapi untuk ukuran otak seorang Sasuke dia cukup paham apa yang terjadi dan kenapa Sakura mati-matian membuat jarak, tak mau membuat satu pertemuan pun, padahal dulu jika kuku jarinya perih karena memotongnya terlalu pendek dia langsung merengek minta diantarkan ke rumah sakit, Sasuke jadi ingat tentang pertemuan terakhir mereka, pesan dari Rin yang sudah terbuka dan ponsel Sasuke yang ditinggalkan begitu saja, padahal jika saja Sasuke bisa menarik kesimpulan mengapa Sakura pergi tiba-tiba, dia akan menjelaskan, bahwa orangtuanya tak pernah menyuruh dia untuk menjaga Sakura, itu hanyalah omong kosong agar Rin tak cemburu, dasar pengecut, lihat sekarang Sakura pasti terpukul sekali.

Maaf

Andai aku bisa mengerti perasaanmu lebih awal..

***

Besoknya Sasuke memilih tak mengaktifkan ponsel seharian, dia sedang banyak pikiran, dia tak mau mendengar suara Rin yang marah-marah, atau mendengar dia mengucapkan berbagai macam tuntutan, Sasuke butuh ruang untuk sendiri, untuk memahami situasi ini lebih jauh, atau mungkin perasaan tak enak ini berasal dari sebuah penyesalan yang tak terungkap, entahlah... Sasuke ingin mengakhiri kisah tak sehat ini, dia merasa bersama Rin bukanlah pilihan yang tepat, sementara selama ini yang ada dipikirannya hanyalah Sakura dan Sakura, yang malah menimbulkan berbagai macam pertengkaran.

[SasuSaku 'One shot/series' ]Where stories live. Discover now