7. serangan fajar

1.4K 207 48
                                    


Sakura berangkat ke sekolah dengan kondisi jantung yang tak sehat, semalam mention tab twitternya ramai sekali, semalam dia sadar kalau dia benar-benar menjadi sorotan tanpa bisa di sangkal lagi, dia juga sampai log-out dari aplikasi itu karena notifnya mengganggu, mematikan ponsel juga menjadi pilihan yang sangat tepat untuk dia lakukan agar kecemasannya berkurang. hei apa sih yang dipikirkan oleh Sasuke? kok bisa-bisanya membuat kejutan disaat Sakura tak siap menerima terjangan.

"Pacarmu kan itu?" tanya Tsunade -sang ibu- yang masih sibuk dengan ponsel dan headsetnya, duduk disamping Sakura sambil ribut sendiri mengeluh harga pasar yang tak stabil tapi malah menyadari kehadiran Sasuke yang berdiri di depan gerbang padahal banyak sekali orang disana.

"Iya tuh ada calon mantu ayah, tumben pagi-pagi dia nongkrong disitu," sang ayah - yang sosoknya malah bisa disebut supir dibanding suami Tsunade - menghentikan mobil ditempat biasa sambil sibuk menatap ke arah gerbang.

"Udah turun sana, malah ngelamun si Sakura mah," bukan ngelamun oy, dia bingung mau bagaimana, malah tadi berniat mau bolos tapi gak jadi karena akan ada ujian praktek lari maraton, dan Sakura gak mau remedial lari sendirian nantinya.

"Iya ibu, bawel banget ih daritadi," Sakura pun turun dengan langkah yang berat, tak biasanya dia merasakan hal yang seperti ini.

"Yaudah ibu ayah berangkat ke toko juga, nanti pulang agak malem, ada meeting soalnya sama anak buah,"

"Dih laguannya meeting,"

"Dih suka-suka ibu dong, hati-hati nak, jangan lupa nanti jemuran diangkat,"

"Iya," Sakura berjalan menjauh, dia juga mendengar dengan jelas mobil kesayangan keluarga itu pergi dari pekarangan sekolah dengan mulus

"Eh," Sakura merasa ada sesuatu yang menggenggam lengannya lembut, dia benar-benar memikirkan banyak hal sampai tak sadar bahwa sosok yang 6 bulan ini menjadi pacarnya datang mendekat.

"Kenapa?" tanyanya dengan wajah datar seperti biasa, yang tak biasa adalah genggaman tangan mereka yang terasa canggung itu, woy ini demi apa ada adegan begini di sekolah? "Tanganmu dingin,"

"Emang sering dingin kalau pagi," Sasuke menatap sang gadis dengan ekspresi yang sedih, ya ampun dia baru tau kalau tangan Sakura pagi-pagi suka dingin.

"Oke besok-besok tidak akan lagi,"

"Kenapa tuh?"

"Enggak, udah ayo ke kelas," Sakura masih tak mempercayai ini, mereka berjalan beriringan menuju kelas sambil berpegangan tangan, saking terkejutnya Sakura sampai lupa menanyakan maksud dari postingan Sasuke semalam.

Tapi berbeda dengan pasangan Sai - Ino yang suka diciye-ciyein pas ke sekolah bareng, sambutan untuk mereka berdua hanyalah kesunyian, seolah bumi berhenti berputar, seolah manusia semuanya dikutuk jadi batu, sumpah ya ini lebih menyeramkan dibanding tempo hari saat mereka semua ngintrogasi Karin dan Sakura pagi-pagi.

"Sasuke.... sumpah ini aku kaya lagi mimpi, pengen ngelakuin sesuatu tapi aku gak bisa gerak, tubuh aku kaya gak nurut sama perintah aku, ya ampun aku jadi inget dosaku sama ayah dan ibu," itu beneran, Sakura semenjak masuk gerbang terus jalan ke kelas cuman bisa 'HAH? HAH! HAH?!' doang.

"Duduk dengan teman Sakura sanah," Sakura masih tak begitu paham isi kepala Sasuke, masih gak bisa mikir apa-apa.

"Aku diusir nih? Tapi gak apa-apa deh, Karin lumayan juga," Kiba pergi dari bangkunya, Sasuke duduk dan menarik Sakura untuk duduk juga.

"Sasuke.....bentar aku mau napas dulu," kayanya yang jantungan disini bukan cuman Sakura aja deh, sekeliling mereka juga sepertj sedang mendapati gelombang kejut yang sama, rasanya perlakuan Sasuke ini keterlaluan, semalam posting foto Sakura dengan embel-embel 'My girl' terus gandengan dari gerbang ke kelas, eh sekarang nyuruh Sakura buat duduk bareng.

[SasuSaku 'One shot/series' ]Where stories live. Discover now