4. free

1.6K 238 40
                                    

Sudah pukul tujuh lebih lima belas menit, Sakura hanya bisa menghela napas panjang berusaha menenangkan diri dari segala pikiran buruk, tapi melihat jam yang terus berdetak raut wajah kecewanya tak bisa disembunyikan lebih lama lagi, biasanya Sasuke datang tepat waktu, tak pernah sekalipun dia terlambat lebih dari lima menit, dan lihat sekarang? Apa mereka akan berpisah tanpa membuat sebuah kata, apa mereka akan berpisah begitu saja padahal waktu tempuh yang mereka lewati adalah waktu paling serius, seharusnya mereka berpisah dengan cara paling baik, bertemu lalu berbicara agar semuanya jelas dan pasti, Sakura sudah siap kok dengan berbagai kemungkinan.

"Ah...." Sakura memainkan ponselnya, memutar benda kotak itu ke kanan dan kiri, dia tak mau menanyakan keberadaan lelaki itu, dia tak mau membuat Sasuke kembali melakukan hal-hal yang tak ia sukai meskipun sang pujaan hati lah yang tadi memberinya pesan untuk datang kesini, meskipun tak bilang jam berapa yang jelas mereka berdua tau, jam temu malam mereka adalah jam tujuh, sejak dulu bahkan sampai hari-hari berat ini terjalin.

"Iya sebentar," bel berbunyi nyaring seperti biasanya, meskipun sudah menunggu sejak tadi nyatanya jantung Sakura tetap berdenyut nyeri sekali, dia berjalan agak cepat, menahan matanya untuk mengeluarkan air, dia jadi ingat dulu perasaan yang seperti ini tak ia bayangkan akan hinggap, karena dia selalu suka dan bahagia jika bel rumahnya berbunyi keras, dia suka membuka pintu dan melihat Sasuke dengan wajah tampannya tersenyum, dan mungkin untuk sekarang dan kedepannya, bunyi bel itu hanya akan menyakiti hatinya melebihi apapun.

"Maaf terlambat," sorot mata Sasuke masih terlihat kosong, tapi ini tak begitu buruk dibanding hari-hari mereka yang kemarin, setidaknya malam ini ada sedikit senyum yang terbentuk di sana.

"Aku tak disuruh masuk?" tanya Sasuke pelan, tapi Sakura mendengar kalimat itu dengan jelas.

"A--ayo masuk," mereka berjalan beriringan, Sakura menatap sejenak pada sosok yang berjalan di dekatnya, dan masih saja dia terpesona, padahal Sasuke hanya memakai kaus hitam polos dan celana jeans pendek selutut, dan jangan lupakan ransel berukuran sedang yang membuat tampilan lelaki itu selalu bagus di mata Sakura, lalu setelah sadar bahwa kedepannya sosok ini akan menjadi oranglain lagi untuk Sakura, perempuan itu memutuskan untuk melemparkan pandangan pada sofa merah mudanya yang sudah di duduki oleh Sasuke.

"Tahun ke tujuh ya?" ucap Sasuke seperti bertanya pada Sakura, sementara sang wanita hanya mengangguk, memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan Sasuke, ada meja pendek di tengah-tengah mereka.

"Lama juga ya,"

"Iya, lama.." Sakura menghentikan ucapannya sampai situ saja, karena dia merasakan bahwa kedua matanya mulai panas, dia tadi sudah memutuskan apapun yang terjadi, tak boleh ada satupun tetes air mata yang jatuh saat ada Sasuke.

"Hei, kenapa?"

"Tidak apa-apa kok Sasuke, maaf ya aku menyuruhmu datang kesini, padahal aku tau Sasuke sedang butuh waktu untuk sendiri," Sasuke hanya terdiam setelah mendengar ucapan itu, dia bingung harus berbicara apa karena ada dua sisi yang berbeda, mereka bertengkar didalam hati Sasuke, yang satu menyetujui ucapan Sakura dan satunya tidak.

"Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku bicarakan, tapi kurasa Sasuke tak akan nyaman, jadi sedikit saja deh, boleh kan?"

"Boleh," Sakura menganggukan kepala sambil tersenyum tipis sambil mempersiapkan diri untuk melakukan hal besar dalam hidupnya, dia meyakinkan dirinya berkali-kali, 'tidak apa-apa Sakura, ini untuk Sasuke, ini untuk kebahagiaannya,'

"Sebelum kau membicarakannya, aku mau memberikan hadiah, takut lupa," Sasuke melepaskan tas yang berdiam dengan tenang dipunggung, membuka resletingnya dengan segera lalu mengeluarkan sebuah kotak yang dihiasi kertas berwarna merah muda.

[SasuSaku 'One shot/series' ]Where stories live. Discover now