4. please come back

2K 232 35
                                    

"Nanti kalau kau merasa kesepian datang saja ke rumahku," suara itu terdengar seperti kaset kusut yang terus-terusan terputar tanpa bisa dihentikan dalam otak Sakura yang terasa sakit.

"Aku sudah kirim alamatnya, kau bisa datang kapan pun, pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu," saat itu Sakura hanya membuang muka sambil mengunyah makanan tanpa mau peduli pada ucapan Sasuke, dia juga tak pernah berpikir sedikit pun untuk sekedar mampir, untuk apa coba? toh selama ini dia tak pernah merasa kesepian.

Tapi ternyata sekarang dia merasakannya, kesepian, kesedihan, dan rasa sakit yang bercampur jadi satu membentuk sebuah rasa paling ambigu, membuat sesak luar biasa. tapi dia berusaha untuk tetap tenang sambil menatap pesan yang dikirim Sasuke, lelaki itu benar-benar menulis alamatnya dengan sangat rinci, benar-benar memudahkan. dan seolah mengikuti naluri egoisnya Sakura sekarang berada tepat di depan gerbang rumah lelaki itu, duduk lemas di kursi kemudi, memainkan gantungan kunci sambil berpikir keras, apakah ini benar? Apakah ini boleh?

Sementara Sakura tau, bahwa ucapan Sasuke mungkin hanya berlaku sampai hari dia belum menemukan sosok penyanyi itu, kesempatan Sakura sudah habis untuk membagikan rasa sepinya, Sasuke sudah dimiliki, terbukti dengan beberapa foto yang terpajang di foto kontak line maupun kakaotalk nya, perempuan cantik berambut pirang, mencuri semua yang seharusnya menjadi milik Sakura, ya seharusnya begitu, jika saja dia tak bodoh.

Sakura tiba-tiba saja ingin mundur dan pulang, tapi sebagian besar dirinya yang lain ingin dia untuk tetap melakukan semuanya dengan sesuai rencana, dia sudah memikirkan ini matang-matang, dia harus jujur, supaya hidupnya tenang, tidak masalah jika lelaki itu mengusirnya atau melakukan hal-hal kejam, setidaknya....setidaknya Sakura tak memendam ini lebih lama lagi, dia ingin tidur nyenyak tanpa terus dihantui oleh berbagai rasa yang asing, dia ingin bebas.

"Halo Sakura ada apa?" ada apa katanya? memangnya harus ada apa-apa ya kalau menelpon lelaki itu?

"Aku di depan rumahmu, gerbangnya di gembok, kau ada di rumah atau tidak?" tak ada jawaban, Sakura tak mendengar apapun, dia sudah berusaha dengan keras untuk menangkap suara tapi tetap saja tak terdengar, dan ternyata sosok itu malah muncul di pintu, terlihat sedikit berlari sambil menutup kepalanya memakai tangan, itu gerakkan wajar kok, hari ini turun hujan, seperti biasanya, karena musim dingin sedang menunjukkan taringnya.

"Masuklah,"

*****

Sebenarnya Sakura hanya membutuhkan sedikit waktu saja, tapi sekarang dia malah harus menunggu Sasuke ganti baju karena tadi dia sudah sepenuhnya basah kuyup, jadi karena itulah Sakura harus tertahan di sebuah ruangan cukup besar dengan bangku-bangku yang busanya empuk, menunggu laki-laki itu selesai dengan debaran jantung yang tak normal.

"Padahal tak usah repot-repot, aku hanya sebentar," lelaki itu membawa dua buah cangkir manis yang diisi oleh teh yang asapnya masih mengepul, lalu duduk  bersebelahan dengan Sakura, dia tampak tak mau repot-repot memilih kursi lain, tapi yasudahlah.

"Aku cukup terkejut kau datang kemari," Sasuke dengan gerakkan kasar mengeringkan rambutnya memakai handuk, dia tak bohong, cukup langka seorang Haruno Sakura menelpon duluan dan tiba-tiba bicara sudah ada di depan rumah, untung saja Sasuke tak jadi pergi karena hujan terus membesar, kalau dia pergi mungkin sosok wanita itu tak akan berhasil dia tangkap melalui pandangan seperti ini.

"Untung saja aku ada di rumah hm," Sakura berniat mengambil cangkir dan meminum isinya dengan sekali teguk, tapi tak jadi karena di rasa itu akan membuang waktu, air panas tak bisa langsung dikonsumsi bukan?

"Kenapa ....kau tak pernah mengirim pesan atau menelpon ku lagi?" dia ragu dan gugup tentu saja, tapi dia berusaha sekuat tenaga untuk tak memperlihatkannya, dia harus menyelesaikan ini dengan cepat dan kembali tenang menjalani hidup. "Apa karena sudah memiliki pacar? Dasar kau pembohong,"

[SasuSaku 'One shot/series' ]Where stories live. Discover now