bad liar

1.5K 160 11
                                    

bersama Sasuke selamanya adalah satu-satunya mimpi yang Sakura mau, tapi keinginan sesederhana itu benar-benar tak bisa ia jangkau, karena banyak pihak yang menganggap cinta mereka salah, mereka tak bisa bersama, karena semesta tak mengijinkan, karena dimana pun mereka berpijak cinta mereka tak akan bisa bersatu dan tiga hari sebelum Sasuke menikah mereka bertemu untuk terakhir kali.

'Raa apapun yang terjadi, jangan pernah salahin diri kamu yah,'

TW : ⚠️ angst, suicide, mcd ⚠️

Tentang cinta yang ku ketahui sejak kecil adalah rasa yang bebas, kau bisa merasakannya dengan siapa saja, memilih siapapun, menjangkau siapapun, karena definisi dari cinta itu sendiri adalah kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua belah pihak, saling bertepuk dan memapah, ya sederhana sekali teorinya, tapi kenyataan yang harus dilalui tak semudah itu, terlalu banyak manusia yang mengkotak-kotakan cinta itu sendiri, contohnya tentang persamaan keyakinan dan level, budaya dan norma, adat turun temurun yang amat sangat kental, jadi sekarang pandanganku tentang cinta sudah sepenuhnya berubah, dia terbatas. kapasitasnya tak banyak, jika kau tak berada dalam kotak itu, berarti kau tak layak, sebesar apapun cintamu padanya, setulus apapun kamu menyayanginya, jika kamu tak sesuai standar maka kamu akan kalah telak.

"Raa, please. kamu jangan senyum gini, aku malah jadi makin merasa bersalah," cintaku bersuara barusan, dengan intonasi yang berat, dengan tatapan yang sedih, dengan rambut acak-acakan. Dia yang ku ketahui selalu memperhatikan penampilan bahkan sampai hal terkecil kali ini tampak sangat hancur, ingin sekali ku dekap tubuhnya erat, ingin sekali aku membisikan sebuah kalimat penenang, tapi tak bisa, kami tak akan bisa seperti itu lagi.

"Aku beneran ga apa-apa Sas, i'm okay, jangan khawatir berlebihan gitu," kami duduk saling berhadapan di cafe dekat unit ku, di meja no tujuh, meja favorit kita. mungkin kedepannya aku tak akan pernah datang ke cafe ini lagi, demi kesehatan mental ku, aku berjanji ini menjadi kali terakhir kubiarkan napas ku berhamburan di tempat ini.

"Maaf ya Ra, maaf banget, aku udah usahain semuanya tapi....ga ada titik temu," aku memilih untuk tak tersenyum kali ini karena aku tau Sasuke terlalu mengenalku, tadi lelaki itu bilang untuk jangan tersenyum karena membuat dia tambah merasa bersalah jadi kali ini aku memilih untuk bernapas dengan tenang saja, sambil memikirkan kalimat yang bagus untuk mengakhiri semua ini dengan cara yang benar.

"Tiga hari lagi Ra, maaf aku baru bisa bicarain sama kamu sekarang, aku bener-bener bingung, sulit banget buat jujur sama kamu padahal waktu terus aja jalan," aku hanya mengangguk sambil menunggu Sasuke selesai bicara, padahal tanpa dia harus bicara pun aku sudah tau semuanya, keluarga besarnya sudah memberitahuku jauh sebelum hari ini tiba, mereka bilang dia.. Sasuke-ku akan segera menikah dengan seorang perempuan yang sudah dipilihkan, sosok yang memenuhi kriteria kotak-kotak keluarga Sasuke yang sungguh sangat terhormat, hubungan normal antara lelaki dan perempuan yang memiliki kasta, hubungan yang kata mereka memiliki masa depan, berbeda denganku, berbeda dengan kisah ku dan Sasuke, kita berdua tak memiliki masa depan, kita berdua tak mungkin menghasilkan seorang anak pewaris, kita berdua hanya akan membuat keluarga Sasuke malu, kita adalah aib, orang-orang miskin tak memiliki banyak tempat di bumi ini, aku tau, benar-benar tau, makanya aku benar-benar mempersiapkan diri saat Sasuke meneleponku kemarin, meminta bertemu, padahal jika saja aku memiliki pilihan, aku akan menangis meraung-raung, menahan Sasuke agar tak pergi, tapi....

Aku bisa apa?

"Sas, kamu inget pas kita akhirnya sama-sama? empat tahun sama kamu itu adalah waktu yang cukup lama, aku pikir itu adalah happy ending buat kisah kita, aku udah sering ketawa sama kamu, gak apa-apa, sekarang waktunya kamu bahagia sama pilihan orang tua kamu,"

[SasuSaku 'One shot/series' ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang