[ one night stand ]

6.8K 359 15
                                    


⚠️ TW/ cheating, 🔞 ⚠️


Dulu kau dan aku hanya mampu saling tatap, dihalangi oleh jalan, kita memilih tak bersama, karena kita terlambat untuk menyadari, karena kita terlalu naif, terlalu tak mau menyakiti hati.

Dia...

Kita bertemu lagi kali ini, hitunglah sebagai teman lama yang saling berbagi cerita, entah kebetulan atau takdir yang menuliskan, dia...sakit, panas, demam dan tak sanggup ikut denganku kali ini, begitupun kamu yang kulihat sendirian, dengan pesona yang sulit dihindari, kau tetap cantik, kau sama dengan dulu, dan mata kita bertemu lagi, aku merasa sedang bermimpi tapi syukurnya kau terlalu indah untuk ku sebut hanya sekedar mimpi.

Haruno Sakura, dengan sejuta rasa yang tak pernah sampai ini, maaf jika aku melibatkanmu terlalu jauh, tapi sulit rasanya untuk tak sekadar memegang jemari tanganmu saat kesempatan emas ini sulit ku dapatkan dimasa yang akan datang nanti.

Di sana banyak teman-teman sekolah kita dulu, di hotel ternama kami menumpahkan segala kerinduan, cerita masa lalu, kepolosan, cinta monyet, tapi mereka tak sadar saat aku menarik mu menjauh, menarikmu untuk tak lagi berada di sana lama-lama, karena sulit sekali untuk tak melakukan ini.

****

Mereka berdua lelah, memilih untuk terdiam menatap satu sama lain dalam jarak yang begitu dekat, jangan tanyakan apa ini benar atau tidak, yang jelas ini adalah bentuk pergejolakan batin, cinta yang tak pernah bertepuk, sekarang terlampiaskan semua, walaupun alkohol lah yang membawa mereka kemari, tapi minuman itu tak bisa sepenuhnya disalahkan, mereka sepenuhnya sadar saat bisikan-bisikan buruk menguasai, mereka tau apa yang mereka lakukan, dan merasa senang walaupun untuk sesaat.

"Ku dengar kau dan In--" bibir Sakura berhenti bergerak saat laki-laki itu menyumpalnya dengan ciuman, sungguh disaat seperti ini jangan membawa nama dia, jangan bahas dia, jangan ingat-ingat tentang dia.

"Malam ini hanya ada kita saja," jawabnya saat berhasil membuat Sakura terdiam, perempuan itu menunduk menatap badan mereka yang polos, badan yang sedang dibalut oleh selimut.

"Tapi...." kali ini kesadarannya sudah kembali, tak ada lagi kepusingan yang melanda, hanya perasaan bersalah, dulu Sakura merelakan laki-laki ini untuk dia tapi sekarang malah melakukan hal yang tidak pantas, benar-benar hina.

"Sasuke....apa ini benar?" Sakura menarik selimut itu sampai ke dada, merasa malu luar biasa, bisa-bisanya dia terbawa arus, mengapa dia tak bisa menahan hasratnya saat Sasuke membisikan sesuatu ke telinganya disaat mereka berkumpul bersama yang lain tadi.

"Benar, hanya aku saja yang salah," kata Sasuke sambil memeluk wanita itu sekali lagi, tanpa ada satu helai benangpun yang menghalangi, mereka benar-benar dekat sekarang.

"Aku yang salah," Sakura pun mengeratkan pelukan itu, entahlah ini terlalu sulit untuk sekadar berhenti, dia ingin seperti ini selamanya, dalam pelukan laki-laki ini, mengapa? takdir berkata tidak untuk mereka, mengapa.... dia memiliki sahabat yang terlalu baik, yang memberi Sakura kehidupan dan ketulusan di saat dia sendirian.

"Sakura?"

"Ya, Sasuke?"

"Mengapa kau tak memberitahuku? Mengapa kau menyerah? Padahal dulu aku selalu menunjukannya padamu, padahal dulu aku menyampaikan perasaanku yang sebenar-benarnya padamu, mengapa?" kali ini Sakura menangis, jika saja perempuan itu tak memiliki hati, jika saja temannya itu tak menyukai Sasuke juga, pasti ini tak akan menjadi sulit.

"Karena.....dia adalah sahabatku," satu tetes air berhasil menetes dari matanya, tak sanggup lagi merasakan detak jantung Sasuke yang terasa begitu dekat.

"Dia....yang sudah menolongku," lagi-lagi air matanya tumpah saat sekali lagi Sasuke merapatkan diri, menyatukan mereka, membuat kenangan yang sungguh sulit untuk dilupakan.

"Sa---sukeh... berhenti," perintahnya tapi tak didengarkan, laki-laki itu malah membuat pergerakan yang lebih cepat, kali ini Sakura tak lagi menyuruhnya untuk berhenti, seperti tadi dia tetap menikmatinya walaupun tau bahwa ini kesalahan, dia tetap membiarkan sosok itu tinggal dalam dirinya.

"Aku tidak akan berhenti," Sasuke mengelus rambut merah muda Sakura yang basah karena keringat, membiarkan wanita itu menikmati proses demi proses yang mereka lakukan berdua.

"Karena besok kau adalah milik Naruto,"

"Dan kau milik Ino," mereka tersenyum, perih, sungguh, satu tanya yang terlintas dalam benak Sakura apakah mereka bisa seperti ini lagi? Karena untuk bermimpi memiliki Uchiha Sasuke sungguhlah tak bisa, karena didalam mimpi maupun nyata, laki-laki itu selalu bersama sahabatnya, tak pernah sekalipun Sakura menghayal bahwa hal seperti ini bisa terjadi dalam hidupnya.

"Sekarang aku milikmu... Sayang," perempuan itu mengangguk, memeluk Sasuke dengan erat, dia tak ingin lagi penyatuan, dia ingin merengkuh Sasuke selama apapun dia bisa.

"Iya.. Sayang," Sakura baru tau rambut Sasuke sangatlah lembut, Sakura baru tau Sasuke adalah laki-laki yang sangat kuat, Sakura baru tau Sasuke senyumnya sangat manis, karena saat sekolah menengah dulu laki-laki ini dingin sekali, penuh ambisi, dan tatapannya tajam, Sakura tau mengapa Sasuke lebih baik sekarang, pasti karena Ino, wanita itu pasti merubahnya, hingga laki-laki yang sedang Sakura peluk ini, jadi bisa banyak mengeluarkan kata, pintar mengutarakan perasaannya.

"Malam ini milik kita,"

"Aku ingin menghentikan waktu," ujar Sasuke kembali tenang, dipeluk oleh wanita ini entah mengapa terasa menenangkan, seolah semua masalahnya hilang, seperti debu ditiup angin, Sasuke sudah menduga, wanita ini sungguh berbeda, andai saja mereka memiliki pilihan.

"Sak kau tak keberatan kan tidak tidur malam ini?" wanita mengangguk, masih merengkuh Sasuke, masih menikmati suhu hangat badan laki-laki itu.

"Sasuke,"

"Hm?"

"Aku menyayangimu," kali ini Sasuke melepas rengkuhan Sakura, laki-laki itu menangkup wajah gadis itu, memegang kedua pipinya yang dingin, menatapnya dengan penuh perasaan.

"Aku juga, aku sangat menyayangimu," diciumnya bibir kering gadis itu, sambil menutup mata, sambil merasakan hangat napas Sakura, begitu tenang, begitu lembut.

"Anggap saja ini adalah hadiah dariku untuk pernikahanmu nanti," empat hari lagi, laki-laki ini sudah sepenuhnya milik Ino.

"Sakura,"

"Aku tak akan datang, jadi nikmatilah hadiah mu ini sepuasnya,"

****

Pada akhirnya kita akan terjatuh, hanya terjatuh tapi tak saling melengkapi, kita memiliki jalan hidup masing-masing, aku tau itu, selalu tau.

Entah bagaimana caranya aku bisa melupakan tentang ini, malam yang cerah karena aku bisa melihat senyummu hanya untukku, hanya milikku, hanya aku yang bisa melihatnya.

Ketika pagi menyapa, ketika kita harus pulang pada kenyataan, aku menyadari satu hal, bahwa tak seharusnya aku menurutimu untuk bersama Ino, seharusnya aku berjuang untukmu, tak menuruti kemauan mu yang tak masuk akal itu, dan terus bersama dia sampai sejauh ini, tapi sekarang sudah tak bisa 'kan?

Lagi-lagi kulihat langkahmu menjauhi kehidupanku, sudah sangat terlambat sekarang, bahkan Ino sudah menelponku berkali-kali pagi ini, tak ada kata yang sanggup keluar dari mulutku selain selamat tinggal.

Sesuai permintaan mu, aku tak akan mengharapkan kehadiran mu dalam pernikahan ku nanti.

Dan, terimakasih untuk hadiahnya.

****

Aku kesel banget karena lanjutan dr 'what wrong' ilang, kehapus atas kebodohan sendiri, jadi untuk sementara aku unpub deh drpd emosi, oh iya ini cerita buatan aku pernah di publish di akun aku yg lain, jadi bukan plagiat yaaaak 😋😚

[SasuSaku 'One shot/series' ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant