#30

2.1K 331 135
                                    

"Kau tak bisa menolakku, Barty."

Pria itu menelan ludah nya kasar, lalu menunduk sambil memejamkan mata nya. Aline tersenyum kecil, lalu seketika ia berdiri di suatu tempat yang tidak pernah gadis ini ketahui. Mata nya berkeliling hingga akhirnya terhenti di satu objek, seorang pria yang sangat ia cintai dengan jiwa nya, pria yang berhasil membuat darah ular nya jinak seketika, pria yang akan membuat ia serahkan hidup nya demi bersama pria itu.

"Professor. . ." Aline ingin melangkahkan kaki nya namun terhenti kala manik hijau nya menatap seorang gadis yang menghampiri nya dan mencium nya seakan mereka adalah pasangan paling serasi di muka bumi ini.

Jantung Aline berhenti berdetak, aliran darah nya tak mengalir dengan normal kala melihat pemandangan itu di depan mata nya.

"Kau lihat, Aline?" Barty menoleh ke arah gadis ini, "Dia menatap gadis itu dengan penuh cinta."

Aline menelan ludah nya kasar, lalu menggeleng pelan, "Tidak," ia tersenyum kecil, "Tatapan itu," ia diam sejenak, "Untuk ku."

"Dia seorang muggle," Barty sadar akan tatapan kesedihan gadis ini, "Aku memantrai nya agar jatuh cinta dengan gadis itu, aku mengubah kenangan Severus seakan semua hal indah yang dia lakukan, dia melakukan nya dengan gadis itu."

Aline merasakan nafas nya tersekat, pandangan nya memburam. Dia lebih baik mati daripada melihat hal ini.

Barty meraih bahu gadis itu, "Sudah ku katakan, kau bisa hidup lebih layak bersama ku. Aku akan memperlakukan mu dengan sangat baik, aku akan—"

"Bagaimana," Aline perlahan menoleh ke arah pria ini dengan mata yang mulai menunjukkan kesedihan yang mendalam, "Bagaimana cara untuk mematahkan mantra ini."

Barty mengerutkan kening nya lalu menghela nafas, "Demi Tuhan, Aline. Kau bisa bersama ku–"

"Tinggal katakan cara nya." potong Aline lagi, rahang nya bergetar. Aline benar-benar di titik terlemah nya.

Barty diam sejenak, menatap gadis itu dengan sendu. "Tidak ada cara, Aline."

"Katakan." Aline menatap pria itu tajam dengan mata yang sudah memerah, "Cara nya." penuh penekanan.

Barty menarik nafas, "Dia tidak akan sadar hingga akhir nya–" ia menatap gadis itu, "Kau menemui ajal mu."

Aline diam sejenak lalu tersenyum miris,

"Daripada kau mati sia-sia," Barty menghadapkan tubuh nya, "Kau bisa hidup bersama ku, Aline."

Gadis itu tersenyum getir, "Pergi."

"Apa?"

"Aku bilang," Aline menatap pria itu dengan tajam seakan bisa menebas leher nya kapan saja. "Pergi."

"Aline, kau–"

"Ini perintah, Barty." Aline menatap nya dengan sangat tajam dan penuh perintah, "Kau tahu kau tak bisa menolak keinginan ku."

Barty menelan ludah nya kasar dan dengan berat hati ia menghilang dari tempat nya berdiri, tanpa jejak dan tanpa bekas. Sedangkan Aline, ia tetap di sana, memperhatikan apapun yang pria itu lakukan, walaupun itu terlalu menyakiti nya.

Lima jam sudah berlalu, tapi Aline masih di sana. Mengikuti mereka langkah tiap langkah. Memandangi nya dari luar toko, melihat nya membeli bunga untuk di berikan pada gadis itu dan tersenyum getir kala melihat mereka saling berciuman.

Di sini Aline sekarang, berdiri dari jarak delapan meter dari posisi pria itu duduk di sebuah kaffe pinggir jalan. Aline memandangi wajah pria itu yang juga sedang menatap gadis di depan nya dengan hangat.

That's StudentWhere stories live. Discover now