#27

2K 340 123
                                    

"Kau tak bisa menahan emosi mu, sayang?"

Aline berbalik dan menemukan sosok pria dengan sweater merah dan rambut hitam nya menatap diri nya dengan lembut, "Papa." Seketika tangis nya pecah dan akan hampir jatuh ke bawah jika pria tersebut tidak langsung menarik kepala Aline ke dalam dekapan nya dan duduk perlahan, bersandar di pembatas menara.

"Sstt, sstt," Chris membelai kepala putri nya lembut, "Tenanglah, Aline."

"Ak-aku membenci diri ku sendiri, Papa." Aline menangis di pelukan hangat Ayah nya, "I lost my control."

"Semua Xavier juga pernah kehilangan kendali, Aline. Tapi kau adalah gadis terhebat yang pernah ada," ujar Chris mencoba menghibur anak nya, "Kau mampu mengendalikan darah ular mu di umur yang sangat muda. Ayah mu saja baru berhasil saat bertemu dengan ibu mu."

"Aku mengatakan hal yang tidak pantas," hiburan Chris tak cukup menenangkan gadis ini, "Aku mengatai teman ku Muggleborn dan Halfblood sialan."

Chris menarik nafas lalu membenarkan kacamata yang ia pakai, "Kau tidak lupa dengan ajaran ibu mu saat kita melakukan kesalahan, bukan?"

Aline menghentikan tangis nya walau masih terisak, ia menarik wajah nya dan menatap wajah tampan Ayah nya, "Meminta maaf dan jangan berharap di maafkan."

Chris tersenyum, "Good girl."

"Ucapan mu mungkin tidak bisa di maafkan," Chris menangkup wajah putri nya dan tersenyum lembut, "Tapi bukan berarti kau melupakan tata krama, sayang."

"Bagaimana jika mereka semua membenci ku?"

Chris terkekeh pelan lalu kembali menarik Aline ke dalam pelukan nya, "Sejak kapan putri ku perduli dengan tanggapan orang atas diri nya." tangan nya kembali membelai kepala anak nya, "Lagipula, jika semua orang membenci mu. Maka aku akan membenci semua orang."

Aline perlahan mulai bernafas lega dan memeluk pria ini erat, sangat erat. Lalu berbisik pelan, "Ayah, aku menemukan permen nya."

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

"Hermione!"

Gadis yang tengah bercanda ria dengan gadis bernama Cho itu berbalik, kemudian memutar bola mata nya malas kala menatap atensi gadis ini.

"What now, Xavier?" tanya Hermione jengah.

Aline menatap Cho sejenak lalu kembali beralih pada Hermione, "Aku minta maaf."

Hermione terdiam, lalu menaikkan satu alis nya dan menatap Cho di samping nya. Ia menatap Aline tajam, "Kau tidak mengira aku akan memaafkan mu, bukan?"

"Tidak, tentu saja." Aline mengulum bibir nya, "Aku tahu omongan ku tak bisa di maafkan." Aline tersenyum kecil, "Aku mengerti jika kau tak mau berteman dengan ku lagi."

Setelah mengatakan hal itu Aline tersenyum lembut lalu berjalan mundur perlahan sebelum akhirnya berbalik dan melangkah pergi.

Jika dengan Hermione, Aline meminta maaf langsung. Berbeda dengan Astoria dan Susan. Aline tahu, mereka tidak akan mau untuk menemui nya. Itu sebab nya Aline memilih untuk mengirimkan nya sekotak coklat pada Astoria, dan makanan Hamster dengan kualitas terbaik pada Susan.

Hari-hari berikut nya terasa berbeda, bagi semua orang, mungkin. Tapi tidak dengan Aline, dia masih mengantar buku Ramuan sesuai jadwal Professor Snape. Dia juga masih sering membaca di perpustakaan. Dan dia juga masih sering mengajak Colin berbicara dan mengajari adik kelas nya itu cara membidik foto yang bagus.

Mungkin dari semua murid, hanya Aline yang bertingkah biasa saja.

Demi Tuhan, mereka benar-benar tidak mengenal Aline pada hari itu. Ia seperti bukan diri nya, ia seakan di kendalikan oleh seseorang.

That's StudentWhere stories live. Discover now