#4

3.8K 491 125
                                    

Snape turun dari kamar nya dan menemukan Aline yang tengah membersihkan meja kerja nya. Ketika ia menoleh, ia menemukan sebuah sup daging di meja makan.

"Kau yang memasak ini, Aline?" heran Snape karena yang ia tahu, gadis ini tak bisa memasak.

Aline menoleh, "Tidak, aku meminta Sir Nicholas untuk memasakkan nya."

Snape mengangguk pelan kemudian duduk di meja makan dan mulai memakan nya. Sedangkan Aline terus membersihkan ruang kerja nya itu. Memang, ruang kerja dengan ruang makan saling berhadapan. Jadi Snape bisa melihat segala kegiatan Aline sambil memakan sup yang di bawa gadis itu.

"By the way, sir." Aline sudah selesai dengan tugas nya kemudian duduk di depan guru nya itu. "Apa kau bisa mengajari ku - apa nama nya? Vulnerasanenture?"

Snape menoleh sekilas, "Itu penawar sihir ku. Kenapa?"

Aline mengambil sendok dan mulai memakan sup yang di depan nya, "Yah, untuk berjaga-jaga. Kalau kau sedang kesal dan menyihir ku dengan sectusempra."

Snape tersenyum kecil, sangat kecil hingga tak ada yang tahu ia sedang tersenyum. "If you got sectusempra, I will be your Vulnerasanenture."

Aline menghentikan kunyahan nya dan menatap Snape heran. "Sir, What do you mean?"

Snape tak bisa menahan senyum nya ketika melihat gadis itu dengan wajah polos nya menatap ia heran, apalagi pipi nya yang terlihat menggembung karena makanan di dalam nya. Dia terlihat sangat imut sekali.

"Tidak ada. Cepat habiskan makanan mu dan bawa buku-buku itu ke kelas murid junior mu."

Aline mengerucutkan bibir nya. Demi Tuhan Snape bisa gila hanya karena ekspresi imut gadis ini. Kalau bisa jujur, Snape ingin gadis ini selalu memasanh ekspresi itu daripada wajah datar dan dingin nya.

Tiba-tiba Snape teringat kejadian kemarin, saat ia membentak gadis ini. Dan muncul niat ingin minta maaf.

"Ekhem," Snape menormalkan jantung nya, "Em, Aline?"

"Ya, Prof?" Demi Tuhan, Aline. Apa kau punya pribadi ganda? Membuat orang gemas saat pagi, dan membuat terdiam dan membeku saat siang sampai malam.

Snape mengepalkan tangan nya pelan, menguatkan niat nya. "A-a-aku," Snape menelan ludah nya kasar. "Aku minta maaf soal kemarin."

Sendok Aline terhenti di udara. Ia menatap professor nya itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Perlahan, sendok nya kembali turun ke atas piring putih nya.

Snape menatap mata nya sebentar, "Aku tahu kalimat ku sangat menyakitkan untuk mu. Jadi, aku minta maaf."

"Hell," Aline menghela nafas, "Bagaimana Draco tidak menyebarkan rumor kau menyukai ku kalau kau yang terkenal tak berperasaan tiba-tiba meminta maaf?"

Snape mengerutkan kening nya, "Draco?"

Aline tersenyum kecil, "Petrificus Totalus!"

Snape menoleh ke arah sisi kanan nya, dimana ada jendela kecil di rumah nya. Snape kembali menatap Aline yang masih tersenyum kecil dengan tongkat sihir nya.

"Aku tahu dia mengintip semalam dan melihat mu memasakkan ku sarapan."

Snape mengerutkan kening nya. Namun perlahan, ia kembali merasa menyesal. Gadis ini tak bersalah, dan dia seenaknya menuduh nya dan mengatakan kalimat kasar pada nya. Yang lebih tidak mengenakkan lagi, gadis ini hanya diam saat ia menuduh nya.

Snape menelan ludah nya, ia menjadi sedikit salah tingkah. "J-jadi yang menyebarkan rumor itu, adalah Draco?"

Aline mengangkat bahu nya, "Seperti nya begitu. Karena hanya ada kau, aku, di rumah ini." Aline mendekatkan tubuh nya agar mata nya bisa menatap Snape dengan intens, "Dan Draco, tentu nya."

That's StudentDonde viven las historias. Descúbrelo ahora