(2) #11

1.8K 287 163
                                    

Aline duduk di depan sang Ayah, masih menatap nya penuh was-was dan curiga, entahlah, ia hanya merasa, pria ini harus di awasi.

Kaki Aline bergerak menendang kursi yang ada di samping nya hingga menjauh dari milik nya kemudian menoleh ke arah pria yang baru saja turun dari tangga dan terkejut melihat tindakan Aline. Gadis itu menatap nya tajam lalu tersenyum miring, membuat nya terlihat cantik dan menyeramkan dalam satu waktu.

Barty mendengus kasar lalu menarik kursi nya hingga di samping Chris kemudian duduk tepat di hadapan Aline.

"Barty, kau bisa mengambil sebanyak yang kau mau." ujar Chris lembut, benar-benar seperti seorang Ayah pada calon menantu nya.

Aline memutar bola mata nya muak lalu mengambil sendok dan meraih Ayam panggang tersebut mendahului Barty yang juga ingin mengambil nya.

Chris menatap nya tajam, "Aline, kau sangat tidak sopan!"

"Tidak, tidak apa-apa, Sir." Barty tersenyum kecil ke arah Chris lalu menatap gadis di depan nya, "Biarkan saja, dia ingin memakan nya."

Aline tak perduli dengan ucapan pria itu dan langsung memakan makanan nya tanpa mengucapkan 'selamat makan' ataupun semacam nya.

"Sir," Barty menoleh menatap Ayah gadis ini, "Apa kau keberatan jika aku mengajak Aline berjalan-jalan, besok?"

"Tidak–"

"–Aku keberatan."

Chris menatap putri nya itu intens, "Aline." peringat nya.

Aline menoleh menatap sang Ayah, "Aku memang keberatan, aku ingin ke perpustakaan saja besok."

"Kau tidak boleh keluar selama pria itu masih ingin mencari mu."

Aline yang ingin menyuapkan sendok ke dalam mulut nya terhenti di udara, ia diam sejenak sebelum kembali meletakkan sendok nya tersebut ke atas piring. Aline menghela nafas panjang, "Kalau begitu seharusnya Ayah mengatakan bahwa kau keberatan saat pria ini mengajak ku pergi."

"Kecuali dengan nya, Aline."

Aline menatap wajah Ayah nya lekat-lekat, ia melihat sesuatu yang aneh. Ia baru menyadari hal ini, bahwa manik hijau Chris menunjukkan keanehan. Demi Tuhan, itu sudah berlangsung selama dua tahun dan Aline baru menyadari nya hari ini?

Netra hijau Chris menunjukkan tatapan yang berbeda di setiap detik nya. Terkadang tajam, terkadang lembut, dan terkadang dingin atau datar. Aline merasa, pria ini sedang berusaha memberontak atau melawan pada diri nya sendiri.

"Ayah," panggil Aline lagi yang menarik perhatian kedua pria di depan nya. Aline berdeham sejenak lalu mengatupkan kedua tangan nya di atas meja, "Apa Barty adalah pria yang tampan?"

Chris dan Barty saling tatap kemudian kembali menatap gadis ini, "Yeah, tentu saja. Dia pria yang hebat dan rupawan."

"Perhatikan mata nya. . .,"

Lagi-lagi, darah Aline berbicara membuat gadis itu melakukan seperti yang di katakan oleh darah ular nya. Aline tersentak ketika melihat penolakan di netra kehijauan Ayah nya tersebut namun dengan cepat menutup nya agar terlihat biasa-biasa saja.

Aline menghela nafas lalu menatap pria bernama Barty ini kemudian mendelik kesal, "Kau sangat senang di puji oleh Ayah ku, huh?"

Barty tersenyum manis, "Sangat senang, Nona."

"Perhatikan mulut nya. . .,"

Aline diam sejenak menatap wajah Barty lekat-lekat. Ia lantas membuka mulut nya bersiap bertanya lagi, "Ayah, kau ingin aku bersama pria ini?" Aline menatap Chris sambil tersenyum, namun saat pria itu akan menjawab, mata Aline kembali beralih pada pria di samping nya.

That's StudentWhere stories live. Discover now