#31

3.1K 408 253
                                    

Hari ini, biarkan menjadi hari terakhir aku mengingat mu.

Hari ini, biarkan aku berfantasi sepuas nya tentang diri mu.

Hari ini, biarkan aku berangan kau seolah milik ku.

Aline tersenyum kecil melihat kedua teman nya, Hermione dan Astoria sedang bercanda ria di depan nya sambil memakan kue yang ia beli untuk mereka. Aline menghela nafas panjang, lalu ikut mencoret wajah Hermione dengan selai strawberry sambil tertawa riang. Waktu seperti melambat, membiarkan gadis ini menghabiskan waktu lebih lama di dunia ini.

"Guys, stop it!" teriak Hermione lalu berusaha kabur, namun dengan cepat Aline dan Astoria menghadang nya dan segera mencoret wajah gadis itu lagi hingga mereka bertiga ambruk ke lantai sambil tertawa bahagia.

Begitu juga dengan Dobby, Aline memberikan semua permen yang ia simpan kepada elf ini. Aline lantas menggandeng tangan kecil nya berjalan-jalan di lorong sekolah selama tiga jam penuh. Aline diam sambil tersenyum kecil mendengar semua kisah hidup nya dan sesekali tertawa dengan nya. Ternyata Dobby bisa menjadi pencerita yang baik. Hell, Aline, kemana saja kau selama ini?

Aline menghembuskan nafas dari mulut nya lalu mengetuk pintu itu pelan, sang pemilik kamar keluar, ia terkejut sebentar lalu menatap nya tajam.

"Apalagi mau mu, Cousin?" tanya Draco dengan nada tak suka.

Aline diam sejenak lalu tersenyum kecil seraya memeluk pria ini erat, Draco tersentak dengan tindakan gadis ini namun ia membiarkan nya, tak melepaskan ataupun membalas pelukan nya.

Aline memejamkan mata nya, "Kau sepupu yang paling menyebalkan."

Draco memutar bola mata nya malas dan hendak mendorong gadis ini jika saja ia tak mendengar sebuah kalimat yang menggetarkan darah nya,

"Tapi entah kenapa," Aline tersenyum walau tak terlihat oleh Draco, "Aku tetap menyayangi mu."

Draco mematung, bahkan aliran darah nya ikut berhenti mengalir. Tapi perlahan, Draco ikut tersenyum lalu membalas pelukan gadis ini hangat, "Kau tahu aku tak pernah bisa untuk membenci mu."

"Yeah," Aline mendelik, "Tapi kau memberitahu semua orang bahwa kau membenci ku."

Draco terkekeh pelan, "Itu bentuk kasih sayang ku."

Aline tersenyum lalu mengeratkan pelukan nya, "Katakan pada Paman, aku juga sangat menyayangi nya. Walau. . ., terkadang dia sedikit menyebalkan. Aku takkan bisa melupakan moment di mana dia ingin membunuh tikus yang mengigit jari ku tapi mantra nya malah mengenai kaki ku."

Draco tertawa mengingat kejadian itu, "Dan aku di marahi ibu karena menertawai mu, padahal aku menertawai wajah Ayah yang langsung panik karena hal itu."

Aline dan Draco tertawa sebentar lalu saling diam, hanya keheningan yang mengisi dan mereka tetap saling berpelukan, tapi mereka tidak canggung sama sekali, mereka malah menikmati moment yang sangat jarang terjadi ini.

Aline lagi-lagi mengeratkan pelukan nya dan menaruh dagu nya di atas bahu pria ini, "Inti nya aku menyayangi mu."

"I know, Aline." Draco menaikkan satu alis nya merasa ada yang aneh, "Kenapa?"

"Hm?"

"Kau melakukan nya secara tiba-tiba," Draco melepaskan pelukan nya lalu menatap wajah gadis ini dengan khawatir, "Apa kau akan pergi? Kau seperti sedang mengucapkan perpisahan."

Aline diam sejenak lalu tersenyum hingga mata nya menyipit, "Maybe yes, maybe no."

"Apa maksud mu?"

That's StudentWhere stories live. Discover now