#13

2.5K 365 148
                                    

Pria itu tidak ada di rumah kala Aline baru terbangun dari tidur nya. Ia duduk sejenak di meja makan sambil meminum air putih, lalu menoleh ke arah jam. Mata nya melotot seketika kala sadar ini sudah jam 7.30 AM.

Tiga puluh menit lagi ia akan ketinggalan pelajaran Professor Trelawney. Maka dengan secepat mungkin ia kembali menuju kamar nya, mengambil handuk dan seragam nya.

"Snape sialan." kesal Aline. "Kenapa dia tidak membangunkan ku!"

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Aline duduk di samping Pansy dengan nafas tersenggal, ia bersumpah akan mengacangi pria yang sedang duduk sambil berbicara pada — tunggu, biasa nya yang duduk di samping pria itu adalah guru ramalan nya, kenapa yang ada malah seorang wanita gendut seperti penjaga pintu asrama Gryffindor?

Aline mendekat ke arah Pansy namun tatapan nya masih menatap wanita itu, "Hei , apa kau juga berfikir Professor Trelawney sudah berhenti diet?"

Pansy menaikkan satu alis nya menatap gadis ini, "Bodoh, dia guru pengganti Miss Trelawney!"

Aline mendesis mendengar makian gadis ini. Kemudian ia teringat pada perkataan Severus kemarin, akan ada seorang guru baru dan anak nya yang akan tinggal di sini. Mungkin itu dia.

Aline mendesah kesal, ia baru sadar hari ini penerima murid tahun ajaran baru. Kenapa ia malah buru-buru mandi? Ia bahkan masih bisa bersantai hingga dua jam ke depan!

Murid-murid mulai di seleksi dengan topi bicara yang menyebalkan, sampai sekarang Aline masih dendam dengan nya. Padahal ia ingin di Hufflepuff atau Ravenclaw, tapi topi itu malah berteriak slytherin yang membuat nya bertemu lagi dengan sepupu menyebalkan nya, Draco Malfoy.

Aline menarik nafas kemudian membiarkan semua orang berteriak ketika menerima murid baru di asrama nya, ia memilih untuk membaca buku nya dan tak perduli apa yang terjadi sambil memakan apel sesekali.

Hingga akhirnya keadaan hening sejenak, membuat Aline penasaran apa yang terjadi. Lalu mata nya tak sengaja menatap gadis berambut coklat dan mata hijau, namun tidak sepekat milik nya. Keadaan mulai ricuh dengan bisikan-bisikan para murid.

"Dia. . .," ujar Aline. "Anak guru baru?" tebak nya.

Pansy mengangguk pelan, "Jika dia di slytherin, maka kau akan punya saingan."

Aline mengerutkan kening nya heran, "Aku?"

"Kau primadona Slytherin, Aline." balas Pansy sambil menatap wajah teman nya lalu kembali menatap gadis itu, "Dan lihat, dia juga sangat cantik."

Aline menatap Pansy heran, "Aku tidak tahu kau sedang memuji ku atau menghina ku."

Pansy memutar bola mata nya acuh dan lebih memilih fokus dengan gadis yang sudah duduk di atas kursi nya itu dan bersiap untuk di dengarkan sifat-sifat nya.

"Hm. . .," topi tua itu bersuara. "Sedikit pintar, licik mendominan."

Aline menarik nafas, "Aku punya saingan."

"SLYTHERIN!"

Semua murid yang ada di meja langsung berdiri kecuali Aline, ia lebih memilih untuk memangku wajah nya, memakan apel dan membaca lanjutan buku. Semua sibuk bersalaman dengan gadis itu seakan dia adalah peri penyelamat yang di kirimkan Tuhan untuk mereka.

Aline mengunyah gigitan apel nya kala sebuah tangan terulur, ia menangkat kepala nya dan menemukan si gadis peri.

"Hai," ujar nya canggung. "Apa aku boleh berteman dengan mu?"

Aline diam sejenak, "Yes, of course." Aline menerima uluran tangan gadis itu, "Aku Xavier, Aline Xavier."

"Hela Bulstrode." balas nya sambil mengayunkan tangan nya pelan.

That's StudentWhere stories live. Discover now