#28

2.1K 353 92
                                    

Xavier adalah darah keturunan para bangsawan kerajaan. Nenek moyang nya adalah seorang manusia yang menikah dengan seorang pria yang merupakan kaum dari ular terganas dan terpintar pada masa nya.

Setiap darah yang turun ke generasi, harus bisa menguasai nafsu yang sudah menjadi Gen bagi Xavier. Mereka, para Xavier, haus akan kekuasaan, kemenangan, dan amarah.

Tapi itu semua bisa terkendali, ketika Xavier menemukan pasangan jiwa nya. Darah nya akan menjinak karena darah pasangan jiwa mereka seperti seorang pawang, dan membuat para Xavier menurut.

Berhati-hati jika ingin berbincang dengan Xavier atau kau akan merasa tersakiti akibat mulut nya yang seberbahaya bisa ular.

Xavier juga merupakan ras terpintar, pola fikir yang tak bisa di tebak, mereka bisa membolak-balikkan fakta. Yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah. Mereka licik, namun rendah hati.

Xavier,

Mereka teman yang baik namun juga pengkhianat yang kejam.

Kau bisa hidup tenang bersama nya tapi kau juga bisa mati dalam mengenaskan.

Mereka lembut dan berbahaya dalam satu waktu.

Kau harus tenang di samping mereka, dan khawatir setiap saat.

Hermione menutup buku nya setelah membaca kalimat terakhir dari buku itu, ia menghela nafas lalu menatap gadis yang duduk menunduk di depan nya.

"Itu merepotkan," ujar Aline tanpa mengangkat kepala nya, "Aku harus mengendalikan nya setiap detik bahkan pada saat ini sekalipun,"

Aline menarik nafas pelan, "Dan darah ku tidak bergolak dan berusaha untuk menguasai diri ku saat," gadis itu diam sejenak lalu tersenyum kecil. "Hari pertama aku bertemu Professor Snape."

"Apa maksud mu?" heran Astoria, "Pria itu ada–"

Aline mengadahkan kepala nya menatap gadis itu lalu menempelkan jari telunjuk ke bibir kecil nya. Kedua terdiam seketika.

"Aku terbantu saat kehilangan ibu ku. Aku mengalami trauma yang mendalam dan selalu berhasil membuat darah ular ku tenang. Setiap aku hilang kendali dan marah besar," Aline menghela nafas, "Aku akan mengingat moment di mana aku melihat tubuh ibu ku terbaring tak berdaya di depan mata ku."

Hermione menatap teman nya kasihan dan menepuk lembut punggung gadis itu, "Aku tidak bisa membayangkan menjadi diri mu. Di saat semua orang tidak ingin mengingat kejadian pahit, kau malah harus mengingat nya jika ingin keadaan baik-baik saja."

"Tapi setidaknya, aku sudah terlatih untuk mengendalikan nya." Aline berdiri lalu berjalan menuju jendela yang menampilkan suasana hujan deras di saat hari masih di jam satu siang, "Itulah kenapa Paman ku, Lucius Malfoy, tidak setuju adik nya menikah dengan Ayah ku. Karena dia tahu, keturunan nya akan sangat berbahaya."

Astoria mengulum bibir nya sejenak, "Dimana dia sekarang, Aline? Pria yang membuat mu sangat tergantung dengan nya?"

Aline menoleh, lalu diam sejenak untuk berfikir, "Aku harus menemui semut besar nya."

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Aline tengah duduk di salah satu kursi yang ada di lorong sekolah bersama Colin, ia baru tahu bahwa pria kecil ini sering memfoto nya dan hasil nya sangat bagus, ia seperti wanita-wanita yang ada di dalam majalah. Saat ia sedang makan, saat ia sedang membawa buku, saat ia sedang berjalan bahkan saat ia sedang berbicara dengan – Professor Snape.

"Wajah mu seperti pahatan dewa, Senior." ujar Colin dengan senyum manis nya, "Semua nya sangat sempurna."

Aline diam sebentar menatap pria itu lalu mencubit hidung nya gemas, "Kau sangat bisa menggoda ku, ya."

"Aku serius!" Colin merasa kesal karena ucapan nya di anggap candaan, "Kau terlihat seperti lukisan, sangat sempurna! Bahkan saat kamera ku sedikit rusak, hasil nya menjadi sedikit–buruk, tapi kau tetap terlihat sempurna di dalam ketidaksempurnaan."

Aline terkekeh dan mengacak rambut Colin gemas, "Semua orang punya kekurangan, Junior. Bahkan penyihir Merlin yang hebat punya satu kekurangan."

"Apa itu?"

Aline menoleh lalu tersenyum, "Jenggot nya yang sangat jelek hingga semua orang selalu menyebut nya." balas Aline sambil merebut kamera yang di pegang pria itu.

Aline mendekatkan lensa kamera ke mata nya dan mulai membidik objek. Ia mulai memfokuskan fikiran nya demi mendapatkan hasil yang bagus. Aline menekan tombol nya dan cahaya putih menyilaukan seketika muncul. Gadis itu tersenyum lalu menjauhkan kamera nya sedikit untuk melihat hasil nya, namun netra Aline menarik tatapan nya ke objek yang tiba-tiba muncul.

Aline menarik nafas kesal, "Sir, kau menutupi bunga nya."

Severus terdiam melihat gadis ini dalam mode kesal, namun ia segera tersadar, "Kenapa kau membolos pelajaran Ramuan semalam? Kau juga tak terlihat pada jam tujuh malam di aula makan."

Aline diam sejenak mendengar nya lalu mengulum bibir nya, "Aku pergi ke Hogsmeade. Aku ingin meminta izin pada mu, tapi kau tidak ada di ruangan mu."

Aline mengangkat kepala nya sambil tersenyum, "Dimana kau, Professor?"

Severus menarik nafas, "Aku sedang di ruang penyimpanan ramuan."

"Akhir-akhir ini kau sering menghabiskan waktu di sana, ya, Sir?" Aline tetap tersenyum, "Apa yang kau lakukan di sana?"

Severus menelan ludah nya kasar, ia terlihat salah tingkah walau ia sangat ahli menutupi nya. Tapi Aline masih bisa melihat nya, mata hijau nya melihat nya dengan jelas.

"Ujian akan segera di mulai, Aline. Aku harus memeriksa beberapa ramuan."

Aline diam dengan senyum nya lalu terkekeh pelan, "Aku tahu, Professor. Aku hanya ingin menggoda mu saja."

Collin yang duduk di sebelah nya terbatuk seketika, apa maksud senior nya menggoda? Hell, dia adalah Professor terseram seantero Hogwart.

"Nanti malam," Aline berfikir sebentar, "Apa kau sibuk?"

"Tidak, kenapa?"

"Mungkin seseorang ingin mengajak mu kencan," Aline tersenyum, "Seseorang yang sangat kau dambakan."

Collin menaikkan satu alis nya dan menatap mereka berdua secara bergantian. Demi Tuhan, apa yang terjadi antara mereka berdua?

*.*.*.*.*.*.*.*.*

Severus berjalan menyelusuri lorong gelap Hogwart kala mendapatkan surat dari tulisan yang tidak ia kenal. Kaki nya melangkah menuju ruangan yang belum pernah ia masuki,

Pintu terbuka dan Severus menaikkan satu alis nya,

"Hai, Professor."














































T B C

gua setres, bye.

That's StudentWhere stories live. Discover now