#12

2.7K 405 65
                                    

Aline berlari sambil memasang jubah berlambang ular di lorong yang sudah sunyi. Tentu saja, ini sudah jam delapan lewat dua puluh, semua murid pasti sedang di kelas dengan pelajaran nya masing-masing.

Aline menarik nafas sebanyak-banyak nya setelah kehilangan itu sebagian karena berlari di lorong sekolah yang panjang. Setelah merasa nafas nya telah bekerja dengan normal, ia mengetuk pintu sebelum membuka nya dan masuk ke dalam.

Severus yang tengah mengajarkan murid angkatan ke tiga tengah memasukkan cairan untuk membuat ramuan menoleh ke arah pintu.

Aline mengulum bibir nya, "I'm sorry, Sir."

Severus menaikkan satu alis nya, "Kau sudah bosan menjadi asisten ku, Aline?"

Aline menarik nafas, jika itu adalah murid lain, mungkin akan ketakutan setengah mati. Tapi gadis ini berbeda, ia malah berdiri tegak dan menatap mata pria itu dengan mantap, "No, sir. Aku telat bangun karena mengerjakan tugas dari Professor Filius."

"Tugas bukan alasan untuk telat, Aline."

"Yes, that's a reason, sir." balas gadis ini cepat. Suasana menjadi mencekam kala Severus memutar tubuh nya agar bisa berhadapan dengan gadis ini dan tatapan mata nya yang seakan bisa membunuh siapa saja.

"Tugas adalah kewajiban para murid, Xavier. Dan masuk ke kelas tepat waktu juga begitu. Seharusnya kau bisa mengakali nya agar tidak melakukan kesalahan sedikit pun." suara serak dan berat Severus membuat semua orang menelan ludah nya kasar.

Aline membenarkan kacamata nya, "Sir, tugas ku sebagai asisten mu lebih berat dari tugas manapun. Jadi, kau berhak memberikan sedikit keringanan untuk ku." ujar nya dengan senyuman tipis, lebih tipis daripada kertas buku tebal nya.

"Kau berbicara dengan sangat tidak sopan, Miss." tatapan Severus kian menajam.

"Aku tak bisa mengerjakan tugas dari guru lain dan tugas ku sebagai asisten mu secara bersamaan, Professor. Aku mengatakan yang sebenarnya."

Semua murid menatap Aline cemas, karena sepertinya pria ini mulai tidak menyukai percakapan mereka.

"Itu sudah tanggung jawab mu sebagai asisten, Xavier."

"Itulah kenapa aku meminta mu memberikan keringan, Sir." Aline tersenyum miring khas nya. "Semua orang mempunyai batas keahlian nya masing-masing. Jika tidak, tidak mungkin Professor Dumbledore menciptakan sistem ini dengan alasan guru-guru kewalahan karena murid yang banyak, bukan begitu, Professor Snape?"

Beberapa murid spontan membuka mulut nya karena kalimat gadis ini sedangkan yang lain menatap nya kagum. Baru kali ini ada yang bisa membantah setiap ucapan guru ramuan tersebut, padahal ia terkenal sangat tidak suka dengan murid pembantah.

Severus diam, menatap manik kehijauan Aline intens sedangkan gadis itu tersenyum penuh kemenangan.

"Minus five points for you."

Severus berbalik kemudian kembali mengajar menghiraukan ujaran kekesalan dan ketidakterimaan murid-murid atas keputusan nya.

Aline membasahi bibir nya sejenak lalu menarik nafas. "Kau selalu kalah, sir." ujar nya pelan pada diri nya sendiri.

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Aline masuk ke dalam ruangan pria itu untuk memberikan tiga buku yang ia tinggal di kelas tahun ke lima. Ia meletakkan nya di atas meja di saat pria itu sedang membaca buku nya.

Severus menatap gadis itu lembut, berbeda dengan Severus yang memarahi nya di kelas tadi. "Kau punya rencana hari ini?"

"Mengurung diri di kamar dan mencaci maki guru yang telah mengurangi nilai ku." Balas Aline cepat sambil menepuk pelan jubah nya yang berdebu.

Severus merasa tersindir, "Itu memang salah mu."

Aline menaikkan satu alisnya menatap pria ini, "Oh yeah, salah ku terlalu rajin mengerjakan tugas ku untuk membantu mu mencari buku di perpustakaan dengan waktu yang sangat lama dan berakhir aku mengerjakan tugas Sir Filius sampai larut malam."

Severus menarik nafas panjang ketika mendapatkan sindiran lagi, "Aku hanya ingin mengajak mu ke Hogsmeade sebelum aku harus membuat banyak ramuan untuk anak tahun ajaran baru."

"Anak tahun ajaran baru?" kaget Aline pelan. "Astaga, aku sudah menghabiskan hidup ku selama tiga tahun di sini."

"Juga akan ada guru baru yang akan membawa anak nya ke sini, ku dengar dia cantik." ujar Severus berharap gadis ini akan cemburu dengan ucapan nya.

Aline diam, lalu mengangguk samar. "Ku harap itu tidak menganggu Cho. Dia mungkin akan merasa tersaingi."

Severus mendecak pelan kala keinginan nya tak berhasil, "Kau ingin ikut atau tidak?"

"Tugas ku banyak, sir." Aline tersenyum kecil, "Aku tidak mau nilaiku di kurangi lagi karena telat masuk kelas."

Severus memejamkan mata nya sejenak lalu menatap gadis ini sambil tersenyum tipis, "Baiklah, aku menyesal, aku minta maaf."

Aline menaikkan satu alis nya, "Minta maaf untuk apa, Professor?"

"Karena mengurangi nilai mu."

Aline diam sejenak dan menatap pria itu seakan mengatakan bahwa masih ada yang kurang.

Severus menghela nafas, "Dan memarahi mu di kelas."

Aline tersenyum lebar, "Baiklah, aku akan ikut."

Severus tersentak kecil ketika mendengar jawaban gadis ini dan melihat nya keluar dari ruangan nya kemudian menutup pintu nya pelan. Namun sebelum pintu nya tertutup, Severus bisa lihat gadis itu berbalik ke arah nya sambil tersenyum manis.

Severus diam sejenak, senyuman gadis itu ibarat anak panah yang menusuk tepat di jantung nya.

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

"Sir, ini enak, kau mau mencoba nya?" tanya Aline saat mereka sedang di toko permen.

Severus diam sejenak, ia sudah menahan lapar daritadi tapi gadis ini menarik nya ke toko manapun yang membuat nya tertarik, ia menghela nafas, "Tidak."

Aline mengangkat kedua bahu nya lalu kembali memakan permen berbentuk lonjong itu. Namun baru setengah itu memasuki mulut nya. Severus menunduk dan memiringkan kepala nya agar bisa merebut permen itu dengan mudah.

Aline terdiam kala merasakan bibir pria ini sempat menempel di bibir nya.

"Kau menyebalkan, sir."

Severus terkekeh pelan, "Ayolah, aku sudah lapar. Aku akan memakan mu jika masih ingin berlama-lama di sini."

Aline memutar bola mata nya malas, "Coba saja kalau berani."

Severus menaikkan satu alis nya, "Kau menantang ku?"

"Tidak," balas Aline cepat ketika sadar ada murid lain yang datang ke sini. Aline membalas senyuman teman seangkatan nya yang memandang aneh ke arah Severus. Aline langsung menarik tangan pria itu. Keluar dari sana, "Yasudah, ayo."

Severus tersenyum lalu membiarkan gadis ini menggengam tangan nya. Ini hari yang menyenangkan,


















































TBC

Gatau lagi pen update aja.
Iya, ga jelas, sorry yah.

That's StudentWhere stories live. Discover now