first snow.

1.6K 167 96
                                    

Ayo, nangis lagi!

Dua puluh tahun lama nya Aline menikah dengan pria yang tak pernah ia harapkan kedatangan nya namun mereka berhasil meneruskan marga mereka hingga dunia sihir tetap baik-baik saja.

Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa mereka masih hidup, karena pengorbanan Aline dan Kyan yang memilih untuk menikah dan meninggalkan orang yang mereka cintai.

Dan mereka berhasil membangun keluargga yang harmonis walau mereka sama-sama tahu, mereka tidak akan pernah saling mencintai.

Ternyata cinta akan tumbuh karena terbiasa adalah kebohongan.

Jika hati mu tertinggal di masa lalu, siapapun yang mendampingi mu sekarang tetap tidak akan bisa mendapatkan cinta mu.

"It's time for breakfast, kids!" teriakan Kyan membuat kedua anak dari kamar yang saling berhadapan itu keluar dan berjalan santai ke bawah menuju meja makan.

Kali ini Aline membuat roti bakar dengan selai madu kesukaan anak-anak nya.

"Prince dan Princess Xavier," Aline tersenyum manis, "Ayo cepat makan atau kalian akan terlambat dan membuat Ma'am Astoria marah."

"Ay-ay, Queen."

Kedua nya memakan roti nya dengan lahap, mereka memang sangat menyukai madu. Kata orang, mereka benar-benar mewarisi sifat Aline dan Kyan, dari tatapan dingin, omongan pedas dan ketidakpedulian nya terhadap hal yang tidak penting. Prince Xavier, dia mewarisi manik sang Ayah, biru safir muda yang menenangkan namun tajam dan Princess Xavier, dia hanyalah Aline versi yang lebih muda, benar-benar mirip.

"Kau ingin madu juga?" tawar Aline pada Kyan yang menyusul duduk di meja makan.

"Bagaimana aku menolak jika itu buatan mu?" Kyan tersenyum manis.

Aline hanya tersenyum kemudian meletakkan roti itu di atas piring pria itu kemudian duduk dan juga memakan roti yang sama.

Selagi ia mengunyah, ia menatap anak-anak nya. "Bagaimana liburan kalian di rumah bibi Hermione?"

"Menyenangkan." balas Prince, padat, singkat dan jelas.

"Bagaimana dengan mu, Cessi?" tanya Kyan pada putri nya itu.

"Aku harap aku bisa pergi ke sana lagi." balas nya sedikit antusias.

"Bibi Hermione memperlakukan mu dengan baik, seperti nya." ucap Aline.

"Tidak," Cessi mengigit roti nya membuat kedua orang tua nya menunggu dengan penasaran. Cessi menelan kunyahan nya, "Aku hanya bertemu dengan seorang pria."

Aline meneguk minum nya kemudian diam sejenak, "Siapa nama nya?"

"Dia hanya ingin di panggil dengan Professor."

Kyan menoleh ke arah istri nya yang terlihat mematung sebentar di tempat nya dan mencengkram cangkir itu dengan kuat. Kyan segera meraih cangkir itu agar tidak pecah di depan anak-anak.

Aline tersadar dengan tindakan Kyan lalu berdeham, "Apa saja yang kalian bicarakan?"

"Tidak banyak, namun menarik." Cessi menorehkan madu ke atas roti nya. "Dia bilang mata ku mirip dengan seseorang yang dia cintai, what a bullshit."

"Excusme, girl?" tegur Kyan.

Cessi menatap Ayah nya, "Yang benar saja, Ayah. Mata ku di turunkan dari ibu!"

"20% populasi manusia berwarna hijau, manis, jadi bisa saja itu orang lain." balas Ayah nya mencoba menghindar.

Cessi menarik nafas, "Baiklah, aku minta maaf."

That's StudentWhere stories live. Discover now