#26

2K 341 127
                                    

Pria itu mengerutkan kening nya, "Ada apa, Aline?"

"Well," Aline menaikkan satu alis nya menatap dingin ke arah pria itu, "Kau darimana saja, Professor?"

Severus tersenyum, "Aku punya banyak urusan dengan kementrian. Maaf membuat mu menunggu lama, Aline."

"Tidak," balas Aline cepat. "Kau tidak membuat ku menunggu sangat lama." manik kehijauan gadis itu masih memancarkan dingin nya kutub utara lalu berbalik dan berjalan menuju tangga. "Aku akan pergi tidur, Professor." gadis itu menoleh sedikit dan tersenyum, "Good night."

Aline kembali melangkahkan kaki nya menaiki tangga dan meninggalkan pria itu dan masuk ke dalam kamar nya. Aline terdiam di dekat pintu, lalu mata nya tak sengaja menatap buku ramuan yang belum ia kembalikan ke perpustakaan. Seketika darah Aline mendidih dan tangan nya spontan memukul dinding abu-abu di samping nya dengan sangat kuat hingga membuat cekungan kecil dan darah yang mengalir di dinding. "Damn it, Professor."

"Kenapa harus kau," Aline menabrakkan tangan nya ke dinding. "Kenapa harus kau yang menjadi tumbal nya!" Aline terus memukul dinding itu hingga membuat nya retak. Namun seketika ia terdiam, lalu menghela nafas panjang. Aline menarik tangan nya yang masih meneteskan darah. Ia menelan ludah nya kasar, "Tahan, Xavier. Tahan, jangan gegabah. Atau pria itu akan dalam bahaya."

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Aline turun menggunakan seragam dan jubah ular nya sambil membawa dua buku tebal seperti biasa nya. Dan yang pertama kali ia lihat adalah guru nya yang duduk di meja makan dan tidak melakukan apa-apa, seperti orang bodoh.

Aline mengulum bibir nya, "Good Morning, Professor.".

Pria itu terlihat tersentak mendengar suara gadis ini, apa dia melamun? "Oh, Selamat Pagi, Aline."

Aline menatap nya sebentar, "Kau tidak perlu memasak, aku akan makan di aula saja. Dan aku akan membawa buku mu ke kelas Oliver."

Severus diam sejenak lalu mengangguk samar, "Baiklah, Aline. Terserah dengan keinginan mu." ujar nya dengan senyum manis nya.

Aline terdiam lalu membalas senyuman pria itu, "Aku pergi," setelah mengatakan hal itu ia langsung berjalan menuju pintu dan keluar dari sana meninggalkan pria itu sendirian di rumah nya.

Aline berjalan menuju aula dan duduk di samping Pansy, mood nya sedang buruk saat ini. Ia hanya mengambil apel hijau dan memakan nya kasar, seakan melampiaskan amarah nya ke gigitan nya.

Astoria yang melihat perubahan itu mengerutkan kening nya, "Kau kenapa?"

Aline membuang biji apel yang ikut masuk ke dalam mulut nya, "Not your business."

Pansy dan Astoria saling tatap, baru kali ini ia melihat seorang Aline Xavier sedang kesal, that mean, dia menunjukkan perasaan nya. Biasa nya gadis itu akan tetap diam dan tidak menunjukkan apapun perasaan yang sedang ia rasakan, tak heran banyak yang mengira nya gadis tak berperasaan.

"Hell, dude." kaget Pansy melihat teman nya ini, "Kau seperti istri yang kehilangan suami."

PAK!

Tiba-tiba seluruh murid di meja Slytherin terdiam kala Aline memukul meja nya dengan sangat kuat. Karena murid dari asrama ular terdiam, yang lain kebingungan dan ikut diam menatap atensi Aline. Seluruh Aula hening seketika, bahkan para Professor pun tidak ada yang berbicara.

Mereka tidak mengenal Aline yang ini. Walaupun dia juga terkenal dengan kepribadian ganda karena bisa merubah tatapan nya dengan sangat cepat. Tapi mereka benar-benar tidak mengenal yang satu ini.

"Biasakan untuk tidak mencampuri urusan orang lain, sialan."

Astoria mengerutkan kening nya menatap teman nya ini, "Aline, apa yang—"

That's StudentWhere stories live. Discover now