#5

3.4K 466 59
                                    

Aline duduk di bangku asrama Slytherin. Dan tak ada satupun yang mengajaknya berbicara. Bahkan parkinson pun berusaha menghindari tatapan mata nya.

Of course, it's Malfoy. Dia masih tidak terima Aline mengungkapkan fakta bahwa Astoria lah yang melihat soal ujian tempo hari.

Ketika ia selesai menghabiskan air dari dalam gelas perak nya. Tak sengaja tatapan nya bersibobrok dengan makhluk Hufflepuf.

Cedric tersenyum lebar menatap Aline. Ia menunjuk ke arah dada kiri nya, lalu berusaha memberitahu bahwa itu berdegub kencang.

Aline tersenyum, lalu membalas kode itu dengan menaikkan kedua alis nya. Bertanya, "Kenapa itu bisa terjadi?"

Cedric menunjuk diri nya sebagai jawaban dan entah kenapa itu membuat Aline terkekeh pelan. Senior nya itu sangat lucu.

Tatapan Aline beralih pada Professor nya itu secara tidak sengaja. Dan jelas, pria itu memperhatikan nya sejak tadi. Yang berarti, dia melihat segala interaksi diri nya dengan Cedric.

Aline teringat pada perkataan Hermione. Pria itu kelihatan seperti cemburu. Benarkah? Hell, Aline tak memperdulikan nya.

*********

"Aline."

Gadis berkacamata dengan minus 27 itu berbalik kemudian tersenyum kecil, "Oh, Hai Professor."

Tapi sepertinya ini bukan waktu yang pas untuk bercengkrama santai, "Apa kau yang meninggalkan sapu terbang milik Malfoy di rumah Hagrid?"

Aline menaikkan kedua alis nya. "Dia lebih parah. Menyembunyikan sapu terbang ku di ruangan Professor Dumbledore dan hampir mengacaukan segala nya."

Snape tampak tidak senang dengan pembelaan gadis ini, "Kau harus di detensi."

Aline tersentak kecil, "What?"

"Nanti malam. Kau harus pergi bersama ke hutan terlarang." ujar pria itu dengan nada yang suram.

"But, Professor. Nanti malam aku ada janji dengan Cedric—"

"Aku tidak ingin mendengar alasan apapun." potong pria itu yang malah membuat Aline darah tinggi.

"Ini hanya masalah kecil." ujar Aline dengan nada suara yang dingin, sangat dingin seakan bisa membekukan semua orang yang ada di sini.

Aline menatap nya tajam, "Kau tak perlu mempermasalahkan ini."

Snape mematung melihat tatapan gadis ini. Astaga, ia benar-benar memiliki banyak kepribadian. Membuat tubuh nya menjadi panas dingin setiap saat. Snape menghela nafas, mencoba tetap pada pendirian nya. "Jam tujuh malam, Aline. Ku harap kau tidak terlambat." setelah mengatakan hal itu, ia langsung berbalik dan berjalan pergi.

Aline mengepalkan tangan nya kuat, rasa nya ingin ia memaki pria itu dengan kata-kata kasar. Namun itu hanya berakhir di kepala nya dan berujung helaan nafas.

Gadis itu terdiam untuk beberapa saat, lalu tersenyum kecil. "I'm sorry, Sir. But I'll be late. So late."

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.

Cedric membawa Aline ke dunia muggle, menikmati malam yang indah dan ikut meriahkan parade yang ada di jalanan kota London.

"Ini menyenangkan, Cedric!" teriak Aline saat mereka sedang naik komedi putar.

Mereka juga mencoba Rumah Hantu. Jujur saja, hantu-hantu buatan muggle lebih menyeramkan dari Dementor. Apalagi darah yang ada di sekujur tubuh mereka dan mata yang seakan ingin keluar. Itu cukup membuat Cedric gemetaran dan bersumpah tidak akan masuk ke sana lagi.

That's StudentTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon