(2) #16

1.4K 259 171
                                    

Jangan emosi ama Snape yang ini ya. . .,

Cukup di the soul aja. . .,














A

line berdiri, menghadap pria tua yang duduk di kursi kekuasaan nya sebagai kepala hukum dan menatap diri nya bengis dan penuh dendam. Seluruh ruangan di isi oleh orang-orang kementerian dan juga ada Professor Dumbledore duduk di belakang pria tua berkumis petak tersebut.

"Well, Xavier. Kami telah mengira kau dan Ayah mu sudah menghilang dari dunia sihir."

Aline mengatupkan kedua tangan nya di belakang dan menatap pria itu sambil tersenyum polos, "Bukankah itu ulah anak mu?"

Seisi ruangan berbisik atas tanggapan gadis termuda yang ada di ruangan tersebut. Barty Crouch Junior menatap nya geram namun mencoba untuk menahan emosi nya.

Barty menarik nafas panjang dan membuka lembaran buku tebal nya, "Kau sudah cukup umur, kau sudah tujuh belas tahun. Tapi menurut undang-undang kementrian pasal 71 ayat 2 mengatakan bahwa, selama kau masih bersekolah di Hogwart, kau tidak boleh melakukan tindakan kriminal di sekolah maupun di luar,"

"Dan aku menerima laporan, kau membunuh seorang pria di ruang ramuan milik Professor Snape." Barty menoleh ke arah gadis itu, "Kau berhak memberikan pendapat."

Aline diam, tak mengucapkan sepatah apapun, manik hijau nya hanya menatap pria tua yang duduk di meja tinggi lekat-lekat dan tersenyum manis.

"Lalu apakah mengeluarkan tahanan sebelum masa nya selesai bukanlah tindakan kriminal, Mister Crouch?"

Bisikan itu perlahan semakin besar, membicarakan gadis yang sudah terkenal di kalangan para pejabat karena sebagai keturunan terakhir Xavier. Mereka hadir di persidangan tersebut karena penasaran dengan kepintaran yang kata nya sangat hebat dan melebihi kemampuan berfikir umur nya, dan mereka tidak kecewa melihat bagaimana gadis ini melempar balik kata-kata ke pria tua di hadapan nya.

Barty menatap nya tajam dan tidak menggindahkan kalimat nya, "Menurut undang-undang pasal pembunuhan, merenggut nyawa adalah tindakan yang tidak akan terampuni, apapun alasan —"

"—Dan menurut Undang-undang halaman terakhir bagian pengampunan kejahatan. Tidak akan di hukum siapapun yang membunuh demi menyelamatkan nyawa nya ataupun nyawa orang lain."

Aline menyipitkan mata nya sejenak, "Bagian itu jarang di baca oleh orang-orang, aku mengerti jika kau lupa."

Semua orang menganga lebar melihat kemampuan gadis ini. Dumbledore mengangkat dagu nya sombong, membanggakan gadis itu adalah murid nya.

"Pembunuhan tidak dapat di toleransi, Nona." Barty terlihat mulai marah.

"Kecurangan dalam masa tahanan juga begitu."

"Kau akan di hukum—"

"Actually, you too."

"—Penjara bawah tanah Kementrian kurang lebih dua tahun jika kau bersikap baik dan lima tahun, masa yang sebenarnya."

Dumbledore menatap pria itu kaget, semua orang berbisik tentang ketidakadilan Barty dan mengkritiknya yang tidak bisa menetralisir lagi mana yang benar dan salah. Aline sendiri hanya tersenyum, tidak melawan ucapan pria yang sangat tidak adil itu. Dia juga tidak memberontak kala para penjaga meraih tangan nya dan hendak mengikat nya sesuai perintah.

"DON'T TOUCH MY NIECE!"

Semua tersentak mendengar suara yang menggelegar itu lantas menoleh ke arah pintu masuk yang berada di bawah tempat mereka duduk dan melihat seorang pria bersurai putih dan panjang dengan tongkat ular khas nya.

That's StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang