(2) #12

1.4K 287 212
                                    

"Kau benar-benar ingin mati di tangan ku, ya?"

Barty terkejut setengah mati kala merasakan leher nya di cengkram dengan sangat kuat, ia tak bisa bernafas sama sekali, aliran darah nya berhenti di tempat gadis ini mencengkram leher nya. Yang lebih menyeramkan lagi, manik gadis itu yang terlihat menyala dan sesuatu seperti garis secara acak dari ujung pipi kanan hingga ke hidung nya.

Xavier,

Barty tak bisa bernafas, cengkraman gadis ini benar-benar kuat hingga rasa nya itu akan remuk.

"Kau menjebak pria yang di pilih oleh darah ku,"

"Akh," cengkraman Aline semakin kuat.

"Kau membuat ku tak punya pilihan hingga memutuskan untuk bunuh diri,"

Barty merasakan rahang nya akan hancur saat Aline menambah kekuatan cengkraman nya.

"Kau memengaruhi Ayah ku,"

Lidah Barty bahkan keluar saat rasa nya rahang itu segera hancur.

"Kau melukai pria," Aline tersenyum miring,  "Yang ku cintai."

"Akh."

Perlahan, tangan Aline melepaskan tangan nya dari leher Barty dan pria itu langsung terbujur kaku ke atas lantai, rahang nya sudah hancur. Aline merasakan kepala nya di pusing, perlahan tanda yang ada di wajah nya memudar kemudian hilang. Tenaga nya hilang seakan di terbangkan oleh angin dan langsung jatuh ke lantai tepat di depan Severus.

Pria itu berusaha sekuat tenaga, mengumpulkan sisa-sisa energi nya yang ada walau secuil untuk bangkit dari tidur nya kemudian menatap wajah gadis itu. Tangan Severus bergetar kala menahan tubuh nya agar tidak menimpa tubuh Aline. Ia memandang wajah yang tengah tertidur setelah aksi nya tadi.

Severus tersenyum kecil, "Ku bersyukur, masih bisa melihat mu."

Setelah mengatakan hal itu, Severus ikut tumbang ke samping Aline dengan tangan yang memeluk tubuh gadis itu. Tenaga nya sudah habis tak tersisa hingga tak ada lagi yang bisa menahan mata nya untuk tetap terbuka. Paling tidak, saat di titik paling terpuruk nya, ia berada di samping gadis yang ia cintai.

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

"Ngghhh."

Aline mengerjapkan mata nya sesekali, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mata nya. Kemudian ketika ia mulai terbiasa, ia menarik nafas panjang dan menatap langit-langit ruangan dalam waktu yang cukup lama. Kepala nya terasa ketat, ia yakin kepala nya sedang di perban. Ia menoleh ke samping dan menemukan seorang pria yang aneh nya sudah ia cintai sejak pertama kali bertemu saat di sebuah kaffe sedang tertidur lemah, sangat lemah.

Aline kembali menarik nafas panjang dan memejamkan mata nya kembali, "Ayah. . .,"

"Ayah mu sedang di rawat oleh kementrian, Aline."

Mata Aline kembali terbuka ketika mendengar sebuah suara, ia menoleh ke arah sumber suara dan melihat seorang pria tua dengan jenggot dan rambut yang sama panjang nya juga kacamata yang berbentuk setengah bulan.

"Professor Dumbledore?"

Pria itu tersenyum kecil, "Dobby benar, darah ular mu mengingat nya tapi kau tidak."

Pria bernama Dumbledore tersebut berjalan mendekat kemudian duduk di samping gadis ini dan menggengam tangan nya hangat, "Bagaimana perasaan mu?"

"Not good, of course."

"Professor Lupin akan membantu mu mengingat semua nya jika kau bersedia," Dumbledore tersenyum, "Tapi jika kau belum siap, tidak apa—"

"Aku siap."

That's StudentWhere stories live. Discover now