#7

3.2K 451 43
                                    

"This crazy, Aline!" Hermione berdiri sambil membawa lampu dan terus mengoceh setiap saat. "Aku baru saja akan pergi tidur jika saja Ginny tidak memberitahu ku bahwa professor Mcgonagall meminta ku menemani mu."

"Menemani ku?" Aline yang tengah membawa banyak bunga di tangan nya berbalik.

Hermione mengangguk, "Yes!"

Aline diam sejenak, lalu tersenyum kecil kemudian berbalik untuk kembali memetik bunga, "Well, Professor Snape mengatakan kau juga mendapatkan ini sebagai tugas terakhir sebelum Natal."

"What?!" protes Hermione, "Aku sudah melakukan tugas ku sebagai asisten professor Mcgonagall bahkan satu jam setelah dia memerintahkan ku."

Aline tersenyum walau tak bisa di lihat Hermione karena ia membelakangi nya, "Yah, setidaknya aku tidak sendirian di sini 'kan?"

*.*.*.*.*.*.

"Kau sudah mendapatkan semua nya, Xavier?"

Aline meletakkan semua bunga-bunga yang menarik di mata nya walaupun ia tidak tahu apa itu berguna untuk ramuan pria ini.

"Well, sir. Kami masuk ke dalam hutan terlarang sejauh satu kilometer. Kau tidak berharap kami masuk lebih dalam lagi 'kan?" jawab Aline, kini keadaan nya sedikit berantakan. Dari kaus kaki nya yang tinggi sebelah sampai rambut basah nya yang ia kuncir.

Severus diam sejenak, setia dengan tatapan suram nya. "Kalau begitu kau bisa kembali menghias aula, Xavier."

Aline mengulum bibir nya sebentar, "Uhm, sir." gadis itu mengeluarkan sesuatu dari balik tubuh nya, "Aku menemukan ini. Kata Hermione ini sangat berguna untuk ramuan mu."

Severus yang tadi nya mau mengambil buku dari laci kini mematung. Mata nya hanya fokus pada satu titik, bunga yang sedang di pegang oleh Aline. Ia ternganga pelan, dan sempat Aline lihat, mata pria itu berair.

"Y-yeah, miss Grengar right. Asphodel sangat berguna untuk ramuan ku. Sekarang letakkan itu dan segeralah keluar."

Aline mengulum bibir nya dan segera meletakkan bunga tersebut lalu berjalan menuju pintu. Sebelum keluar, ia berbalik sebentar, dan melihat Snape.

Punggung pria itu bergetar, seperti sedang menangisi sesuatu yang sangat berharga.

*.*.*.*.*.

"Kau tidak kembali ke rumah mu, Aline?"

Gadis itu menoleh dan menemukan pria pureblood yang sedang menenteng tas kecoklatan nya. "Senang kau peduli pada ku, Draco."

"Jangan percaya diri. Aku melakukan ini karena Astoria menyuruh ku!" sentak Draco tapi tertahan.

"I know. Ku harap, setelah kau kembali, kau bukan lagi pria pengadu, Malfoy." Aline tersenyum menatap pria di samping nya, "Merry Christmas, Pureblood."

"Kau—" Draco ingin menyerangnya jika saja tongkat khas milik Ayah nya tidak menahan bahu nya. "Papa."

"Tell me, Xavier." Lucius menghentikan langkah kaki gadis itu, "How is your father?"

"Very good." Aline setengah berbalik, "He's good more than you, Uncle."

"Aku minta maaf tak bisa menghadiri pemakaman ibu mu, Xavier. Kau tahu, aku sangat sibuk, bukan?" Lucius tersenyum miring, "Tidak seperti Ayah mu yang pengangguran itu."

Sama seperti Ayah nya, Draco tersenyum penuh kemenangan mendengar perkataan Lucius.

"Can i tell you, My lovely uncle?" Aline menarik nafas menatap langit yang mulai terselimuti awan gelap, "My mother—She's your little sister too. Dia selalu membanggakan mu di hadapan ku, dia bilang, kau adalah kakak terbaik sepanjang masa. Tapi ku rasa, dia salah besar."

"Dia bahkan tidak datang saat pemakaman nya. Because why?" Aline menoleh menatap mata kehijauan Lucius, "Karena kakak tersayang nya terlalu sibuk untuk menyombongkan status Pureblood nya."

Lucius tersentak mendengar ucapan gadis itu, ia menatap Aline dengan tatapan yang tak bisa di artikan oleh siapapun.

Aline tersenyum, "Merry Christmas, Uncle."

Draco menatap gadis itu nanar, "Aku akan menghabisi nya saat kembali."

Lucius memukul kepala anak nya dengan kuat, "She's your cousin!"

—*

"Kau yakin tidak ingin ikut bersama ku, Aline?"

Aline menggeleng pelan, "No, Cedric. Aku hanya—ingin menghabiskan waktu di Hogwart dengan lebih tenang. Mungkin, libur musim panas?"

Cedric tersenyum, "This Summer, promise to me."

"I promise." jawab Aline sambil membalas senyuman pria itu.

Bunyi nyaring peluit terdengar, asap mulai terkepul. Tanda kereta akan segera berangkat.

Cedric menarik tangan nya dari genggaman gadis itu, "Aku akan mengirim mu surat!"

Aline melambaikan tangan nya, "Aku akan membalas nya!"

Aline terus melambaikan tangan nya bahkan di saat kereta itu mulai menghilang dari pandangan nya.

"Kisah yang sangat romantis, Xavier."

Aline berbalik lalu tersenyum ketika melihat atensi Snape, "Professor."

"Kenapa kau tidak kembali?"

Aline menaikkan kedua alis nya seakan sedang berfikir, "Anggap saja aku tidak ingin berpisah dengan mu, Professor."

Severus terdiam, namun segera ia berbalik dan berjalan. "Kau akan tidur di asrama Slytherin, Aline."

Gadis itu segera berjalan keluar, "Tapi aku ingin tidur di rumah mu."

"Why?!" Aline hampir terjengkang ke belakang karena pria itu berbalik secara tiba-tiba.

"Karena ruangan Slytherin sedang kosong sekarang. Dan aku punya phobia pada hujan berpetir, sir. Bagaimana jika tengah malam—"

"Kau tidur di rumah ku karena tugas mu sebagai asisten, Aline. Sekarang sekolah sedang libur, maka rumah ku juga." Severus berbalik dan kembali berjalan cepat.

"Okey. . .," Aline menyerah dan kini berjalan santai. "Kalau begitu aku akan tidur di asrama Gryffindor, ku dengar Harry dan Ron juga tidak pulang. Mereka pasti akan senang hati menerima ku jika ku bilang aku tak—"

"Kau Tak Ku Izinkan Tidur Di Asrama Lain, Aline!"

Dua kali Aline hampir terjengkang ke belakang karena pria ini berbalik dan menatap nya tajam.

"Sir, tidak ada larangan untuk tidur di asrama lain—"

"Aku yang melarang nya!"

Aline terdiam ketika mata itu menatap nya seakan bisa menusuk jantung nya. "W-well," Aline menelan ludah nya kasar, "Kau juga tak berhak melarang ku."

"Aku ber–"

"Kita tidak punya urusan apapun selama libur sekolah, sir. Dengan kata lain," Aline tersenyum, "You not have that."

Severus lagi-lagi diam, namun dengan tampang judes nya lalu kembali berjalan, "Alright! Kau bisa tidur di rumah ku!"






T B C

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK-!

That's StudentWhere stories live. Discover now