38. Beauty Psycho : Memecahkan Kode (2)

1.3K 260 11
                                    

Fuck a princess, I'm a king
Bow down and kiss on my ring
Being a bitch is my kink
What the fuck else did you think?
Fuck a princess, I'm a king
Bow down and kiss on my ring
It's gonna hurt, it'll sting
Spitting your blood in the sink

I'm crazy, but you like that

Daisy - Ashnikko

***

"Gila! Panas bener dah," keluh Netta sambil menyeka keringatnya dengan sapu tangan Elisha membuat sang pemilih mendelik tak senang.

Elisha mendengus, "Kapan-kapan gue kasih obat bius biar pas lo pake, lo jadi pingsan," ujar Elisha datar lalu gadis itu meminum es teh yang dipesan sebelumnya.

Nia tampak melakukan pendinginan, tidak seperti teman-temannya yang sudah tepat dan memilih untuk duduk sejenak.

Saat ini mereka semua sedang berada di kantin. Suasana kantin tampak sunyi senyap, dikarenakan karena sedang jam pelajaran.

"Netta! Lo dipanggil pak Reno tuh, disuruh ke ruang guru!" seru gadis yang tampak mengipasi tubuhnya dengan lebaynya.

Netta menghela nafas, "Padahal baru aja mau ngadem ke kelas. Tahu aja tuh bapak sama yang padat berisi," ucap gadis itu ambigu.

Nia yang mendengar itu terkekeh kecil, "Padat berisi? Lo itu ketua kelas, dodol! Makanya dipanggil." Nia menggeleng-gelengkan kepalanya, "nggak waras ketua kelas kita."

Ana ikut terkekeh, menatap kedua orang yang tidak bisa akur ini. "Nggak usah ke ruang guru, Nett. Pak Reno malah nyamperin kita."

Semuanya menoleh tidak terkecuali Elisha. Gadis itu menoleh secara perlahan lalu melihat Pak Reno yang berjalan menuju mereka dengan senyuman secerah matahari dan selembut sutra.

"Hai, anak-anak!"

"Rajin amat, Pak. Sampai nyamperin kita ke sini," sindir Nia sedikit kurang ajar. Pasalnya, ia tidak suka sama guru muda yang rada-rada mesum tapi sialnya ganteng.

Gimana, sih?

Mau hujat tapi sayang, ganteng gitu, sih!

Pak Reno tampak membuka buku jurnal yang sering kali ia bawa. Iya, buku nilai siswa-siswi gitu.

"Tadi kalian maksa lihat nilai kalian, 'kan? Nih, saya kasih kesempatan." Tanpa bisa dicegah, guru gant--muda itu langsung duduk diantara Ana dan Netta.

Nia dan Netta saling tatap, sedetik kemudian mereka sama-sama tertawa canggung. "Nggak ada yang maksa, Pak. Bapak salah orang kali," sahut Nia sambil sedikit terkekeh.

Pak Reno tersenyum lembut. "Nggak, kok. Bapak ingat sama kecantikan kalian satu-satu."

Duh, modusnya dimulai.

Nia tersenyum masam, tetapi mulutnya berkata, "Bisa aja, bapak. Oh, ya, pak, mana nilainya? Saya jadi penasaran nih."

"Yang namanya Soni siapa?" tanya Pak Reno membuat Nia mengangkat tangannya sedikit ragu. Yaiyalah, Soni siapa pula!? Kalau Sonia ada kalau Soni ... karung goni maksudnya?

Pak Reno menatap Nia sebelum berkata, "Kamu? Wah, udah cantik, pinter lagi. Nilai kamu A."

Lagi-lagi Nia tersenyum masam, tapi tak ayal ia menjawab, "Ah, bisa aja, Pak. Btw, panggil saya Sonia aja, jangan Soni-soni."

"Kenapa? Bagus, kok. Nama yang diberi orangtua, tuh." Pak Reno mengangkat alisnya.

"Maaf, Pak. Nama bapak Ratna, 'kan? Kok jadi Reno. Kan nama yang diberi orangtua." Elisha tiba-tiba berucap membuat Pak Reno menoleh canggung.

Beauty Psycho (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora