MPG 9 : Antara Rahasia dan Penyesalan

2.8K 398 11
                                    

Tugas saya selesai lebih cepat dari biasanya, nih. Bisa update chapter baru.

Oh, iya. Kemarin malam, saya menghapus 12 bab dari cerita ini tanpa sisa, itu karena saya sudah lupa dengan alur yang saya buat berbulan-bulan yang lalu.

Oleh karena itu, agar saya menulisnya dengan enjoy, ya ... saya bikin alur yang baru.

_

Sean sendiri hidup layaknya mayat hidup hampir 7 tahun belakangan ini. Hidupnya jungkir balik begitu saja. Ia memiliki kehidupan yang baik walaupun kedua orangtuanya tidaklah harmonis.

Setidaknya ... mereka tidak menelantarkan dirinya. Ayahnya adalah salah satu pengusaha berjaya yang dikenal banyak orang kala itu, ibunya adalah seorang chef.

Tapi itu dulu ... sekarang tidak ada lagi yang sama. Dirinya ... bukan Sean yang dulu bisa tersenyum dan bermain tanpa rasa takut.

Setelah kejadian yang menimpanya bertahun-tahun yang lalu, Sean mengalami amnesia retrograde. Amnesia sendiri merupakan kondisi ketika seseorang kehilangan memori ingatannya, gangguan ini menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat pengalaman, kejadian yang pernah dialami, dan mengingat informasi.

Amnesia retrograde ditujukan kepada seseorang yang kesulitan untuk memperoleh kembali ingatan di masa lalu.

Hal yang menyebabkan seseorang mengidap amnesia jenis ini karena pernah mengalami cedera pada otak atau pernah menjalani operasi di bagian kepala, sehingga mengakibatkan hilangnya sebagian memori ingatan.

Sean sendiri, mengingat apa yang ia lakukan pada malam dimana nyawanya hampir terbunuh. Namun, itu tidak semuanya, ia tidak tau apa yang membuat dirinya dan keluarganya diincar.

Dirinya benar-benar tidak ingat.

Yang ia tahu, kedua orangtuanya dan adik perempuannya terbunuh didepan matanya sendiri. Apalagi mimpi-mimpi itu terus saja menerornya setiap harinya.

Selebihnya, Sean benar-benar tidak mengingat. Itu sungguh disayangkan mengingat hanya dirinya saja yang masih hidup setelah pembantaian itu.

Bisa dibilang, amnesia disosiatif karena tidak mampu mengingat informasi pribadi seperti nama misalnya dan amnesia infantil/childhood karena tidak mengingat peristiwa dimasa kecil.

Untungnya, Sean tidak menderita Transient Global Amnesia atau hilang ingatan secara total. Itu sangat gawat jika benar-benar terjadi.

Singkatnya sih, Sean tidak mengingat apa yang terjadi sebelum malam pembantaian itu. Ia hanya mengetahui kisah-kisah tentang orangtuanya dari kedua orang yang sekarang mengasuhnya yaitu, om dan tantenya.

Ini sungguh menyedihkan. Ya ... yang ia perlukan sekarang hanyalah waktu. Sean yakin cepat atau lambat, ingatannya ini akan kembali. Ya, setidaknya itulah yang ia ucapkan setiap hari.

Benar saja, setelah berobat bertahun-tahun akhirnya ingatan yang ditunggu-tunggu mulai muncul. Tidak banyak, hanya masa kecilnya yang ia ingat.

Namun, tantenya yang ia anggap mama itu memberinya semangat kalau itu adalah satu kemajuan yang bagus. Mungkin ia tidak ingat bagaimana dirinya berada di tempat itu, tapi tidak menutup kemungkinan untuk nanti bukan?

Sean hanya perlu bersabar dan terus menunggu.

Ia benar-benar menunggu hari dimana pelaku itu dihukum seberat-beratnya. Sean hanya perlu berdoa lebih, agar pembunuhan ini akan segera terungkap.

Ayah, bunda, dan adik perempuannya telah tiada dengan tidak adil dan begitu mengenaskan. Sean sendiri tidak ingat bagaimana dirinya bisa selamat. Aneh sekali mengingat anak kecil seperti dirinya tiba-tiba selamat begitu saja, bukan?

Beauty Psycho (END)Where stories live. Discover now