TPB 1 : Pertunjukan Menarik

6.7K 764 30
                                    

CUACA sore ini sangat bagus. Tak panas tapi juga tak hujan membuat orang-orang banyak keluar menuju tempat tujuan masing-masing.

Biasanya anak-anak sekolahan sore-sore gini sih nongkrong, tak terkecuali dengan gadis cantik ini. Namun yang membedakan, gadis ini hanya sendirian sambil fokus dengan dunianya sendiri.

Gadis itu sedang berada di kafe yang cukup terkenal dikalangan remaja. Ia meminum latte di cangkirnya sambil melihat-lihat beranda Instagram pribadinya.

Gadis itu menyelipkan anak rambut pirangnya kemudian merenggangkan otot leher sebelum mengambil tas dan beranjak dari duduknya.

Langkahnya seketika terhenti menatap lelaki tak jauh dari duduknya. Dengan alis yang saling bertaut ia memikirkan wajah tak asing lelaki tersebut. Gadis itu ber-oh ria saat ia melihat wajah lelaki itu lebih dekat, ternyata itu Raditya, pacarnya yang telah dua minggu yang lalu menyatakan cinta dan telah berpacaran dengannya itu.

Matanya memicing kala melihat seorang gadis lain yang duduk didepan Raditya. Melihat kemesraan dua sejoli itu membuat gadis itu menyeringai.

"Menarik."                                          

Gadis itu masih saja menyeringai kemudian dengan santai ia menarik kursi dan duduk dimeja yang sama dengan Raditya. Raditya yang tadinya mengelus lembut kepala perempuan dihadapannya tersentak kaget.

Ia menatap gadis yang ada di sampingnya itu. "El-Elisha?"

Gadis yang dipanggil Elisha itu hanya tersenyum manis kemudian mengulurkan tangan untuk mengelus rambut berponi ala cowok Korea itu. "Jadi anjing itu harus pinter. Kok nyari majikan baru? Gak setia, he'em?"

Mata gadis yang bersama Raditya membola. Ia awalnya berniat nge-date sama pacarnya dan pergi ke kafe malah dikejutkan dengan seorang gadis muda yang tiba-tiba muncul begitu saja. Mana cantik lagi, gimana tidak berpikiran yang aneh-aneh.

"Dit, cewek ini siapa?" tanyanya dengan suara bergetar. Dilihat dari sifatnya, Elisha yakin kalau gadis ini juga salah satu korban sepertinya. Korban diselingkuhi. Melihat binar polos dari gadis itu membuat Elisha mendengus kesal. Bisa-bisanya Raditya menargetkan gadis polos yang begitu rapuh Seperti ini.

Elisha menatap gadis itu datar namun terlihat anggun dan elegan membuat orang tidak akan menolak apa yang ia katakan. "Kenalin, gue Elisha Laudya, pacar anak anjing." Elisha kembali mengelus rambut Raditya membuat sang empu tersentak. Raditya bahkan tak bisa mengeluarkan satu pembelaan pun. Lidahnya begitu kelu saat ini.

Tangan gadis dihadapan Elisha bergetar. Dengan mata berkaca-kaca, ia menatap Raditya meminta penjelasan. Elisha yang melihat itu diam-diam mendengus tak suka dengan respon yang dikeluarkan lawan bicaranya. Kenapa tidak langsung putus aja, sih? Susah amat.

Elisha padahal menginginkan sebuah pertunjukan menarik, dimana lelaki bernama Raditya akan berkelahi dengan gadis didepannya dan membuat kehebohan. Memikirkan nya saja membuat Elisha tak sabar.

Namun apa yang harus diharapkan dengan remaja labil yang begitu polos ini? Elisha menduga kalau gadis itu akan menangis dan berlari dari kafe tersebut. Sungguh membuang-buang waktu berharga Elisha.

Mau tidak mau, Elisha harus mengotori tangannya sendiri untuk melenyapkan parasit yang berkhianat, Seperti anak anjingnya ini.

Saat Elisha akan memulai aktingnya, seseorang gadis berusia sekitar 20-an tahun mendatangi mereka dengan raut wajah tanda tanya.

"Ada apa ini?" tanyanya membuat Elisha mengernyitkan dahi karena menganggap perempuan itu terlalu lancang untuk ikut urusannya. Padahal kalau dipikir-pikir mereka sedang menjadi pusat perhatian kafe, bagaimana tidak ada orang bertanya.

Raut wajah tenang Elisha seketika sedikit berubah dengan menaikkan alis kala melihat perempuan tadi melotot dan menunjuk Raditya.

"Sayang!?" pekiknya menggema di kafe ini. Elisha yang mendengar hanya tersenyum miring, menantikan drama perselingkuhan yang akan terjadi. Padahal kalau ia lupa, ia salah satu korban juga, tapi tidak merasa tersakiti.

Ada-ada saja dengan hati zaman sekarang.

Bibir merah menyala, dandanan menor, baju ketat. Kandidat yang cocok untuk adu jambak-jambakan. Kalau perlu bunuh-bunuhan aja sekalian.

Perempuan itu juga menatap Elisha dan gadis polos itu dengan tatapan menelisik. Wajahnya penuh dengan guratan tanda tanya membuat Elisha hampir saja terkekeh.

Elisha mengulurkan tangannya dengan senang hati, "Kenalin, gue selingkuh Raditya, pacar Lo."

Dalam hati Elisha tertawa melihat wajah perempuan yang ber lipstik tebal itu sudah memerah. Mengapa Elisha mengenalkan dirinya sebagai selingkuhan? Bukan pacar Raditya?

Karena menonton pertunjukan didepannya ini lebih menyenangkan daripada dituduh sebagai pelakor. Yah, walaupun terlihat seperti pelakor ya sudahlah. Emang Elisha peduli?

Perempuan itu mengepalkan tangannya menatap Raditya dengan marah kemudian ia menunjuk wajah gadis yang bersama Raditya.

Dengan senang hati Elisha menjawab, "Calon istri Raditya, lagi hamil pula. Kita diselingkuhi, Tante." Kali aja pertengkaran mereka reda. Ya, gak? Ayolah, maksud Elisha baik, kok.

Elisha segera menarik gadis yang kebingungan disamping Raditya itu dan memeluknya. Elisha mengelap ujung matanya seperti sedang menangis, faktanya ia sedang tertawa terbahak-bahak dalam hati.

"Lo sahabat gue yang paling terbaik. Walaupun Lo bakal nikah sama Raditya itu karena Raditya emang brengsek mengambil mahkota lo." Elisha sengaja membuat gadis yang diperlukannya ini sebagai korban.

Bisa barabe jika Tante itu menyerang gadis polos ini. Gadis tadi terus saja menangis, menangis karena bingung mengapa ia menangis.

"Gue gak apa-apa, kok jadi pacar ke 17 karena kata Raditya dia bakal kasih gue barang mewah karena Raditya pacaran sama tante-tante cantik, katanya." kompor Elisha sambil terisak. Jika saja orang lebih fokus menatap Elisha, mereka pasti melihat kalau Elisha sedang terkekeh dalam tangisnya.                                                                            Raditya terus mengelak dan mengatakan kalau dia tidak kenal sama Elisha dan gadis malang tadi.

"Jadi kamu ngatain aku tante-tante? Aku masih kuliah, Dit!" Perempuan itu dengan ganas memukul tubuh Raditya dengan high heels 10 cm nya. Tak sampai situ, ia juga menggunakan tas dengan rantai sebagai talinya itu untuk memukul Raditya.

Elisha tersenyum miring menatap tubuh tak berdaya Raditya yang begitu mengenaskan karena hanya seorang perempuan.

Elisha tersenyum mengejek, "Mainnya gak asik. Gak pake pisau atau gunting?" gumamnya teramat pelan. Bahkan angin sekalipun tidak dapat mendengarnya.

"Gak apa-apa, lah. Gue gak perlu ngotorin tangan gue kali ini. Bye-bye, anjing kecil." ujarnya lalu pergi dari kafe yang masih menjadi pusat perhatian.

Beauty Psycho (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang