Beauty Psycho 75 : Hans William

1.1K 226 33
                                    

"Apaan ini!? Nggak enak! Ganti lagi!" teriak Erick setelah mencicipi susu hangat.

Pelayan dihadapannya mendengus.

"Lo mau mulut Nona Elisha melepuh, hah!? Ini panas banget, lho!"

Inilah rutinitas Erick setiap harinya, yaitu mendisiplinkan orang-orang di rumah ini agar tidak bertindak kurang ajar.

Sudah berapa kali Erick membuat pelayan kocar-kacir. Itu cukup membuat Erick puas dengan pekerjaan yang ia pinta langsung dari Elisha.

Pelayan membawakan satu gelas susu yang baru. Sebenarnya, tidak ada bedanya dengan yang sebelum-sebelumnya, hanya saja, Erick sudah lelah menggertak dan memarahi mereka.

Itu sebabnya, ia mengangguk dengan pandangan menilai sebelum membawa nampan itu menuju kamar Elisha.

Ngomong-ngomong tentang Elisha, sudah lebih setengah bulan gadis itu mengurung diri di kamar dengan pekerjaan yang Erick sendiri tidak tahu.

Gadis itu benar-benar bekerja keras.

Erick bersenandung sambil berjalan menuju kamar Elisha yang berada di ujung lorong. Ia sesekali menikmati desain kediaman Elisha yang terlihat klasik tetapi mewah itu.

"Elle, gue membawa-!" Erick menatap sekeliling, tidak menemukan Elisha di mejanya ataupun diatas ranjang.

Erick mencoba menajamkan telinganya, mencoba mendengar apakah ada suara gemericik air di dalam kamar mandi. Namun, sepi senyap yang ia dapatkan.

"Elle?" panggilnya. Erick lalu meletakkan nampan itu diatas nakas dan mencari-cari gadis yang seharusnya masih berjibaku dengan pekerjaannya itu.

Erick berjalan menuju ranjang gadis itu yang terlihat begitu dingin dan tidak ada keriputan seakan belum dijamah sang pemilik.

"Kabur ke mana tuh anak?" gumam Erick, bertanya pada dirinya sendiri.

Namun, matanya menangkap tubuh seorang gadis yang sudah terbujur dilantai dengan mata terpejam dan mulut yang berbusa.

Erick melotot kaget. "Elle!?"

Disisi lain, Sean sedang melukis desain lukisan di buku gambar, pemuda itu berulang kali memadukan warna agar terlihat menarik dan bagus.

Pemuda itu mendengus dingin saat merasakan pintu kamarnya dibuka kasar oleh seseorang diringi teriakan kencang sang pelaku.

"SEAN!"

"Apa sih?" tanya Sean yang jengah dengan kelakuan pemuda itu.

Dion mendekat heboh, nafasnya terengah-engah sambil memperlihatkan layar ponselnya kedepan wajah Sean. Sean berdecak kesal lalu menjauhkan diri dari Dion dengan wajah malas.

"Kenapa sih, Yon? Jangan ganggu gue!"

Dion menggeleng sambil menunjukkan ponselnya lagi-lagi membuat Sean keheranan dengan tingkah sepupunya itu.

"Apa sih!?" tanya Sean sekali lagi.

"Ini! Ini lo harus lihat!" Dion sekali lagi menyodorkan ponselnya membuat Sean mengambilnya dengan malas.

Lalu, matanya membola saat membaca sebuah artikel tentang seseorang yang membuatnya rindu beberapa minggu ini.

"Elisha keracunan dan sekarat?" Wajah Sean seketika memucat.

***


Seorang gadis tampak terkekeh geli sambil menatap wajah masam kakak laki-lakinya. Setelah memastikan bahwa tidak ada kamera pengawas kecil atau penyadap suara, ia akhirnya bisa tertawa lepas seperti ini.

Beauty Psycho (END)Where stories live. Discover now