TPB 3 : Kelinci Kecil

4.2K 579 3
                                    

ELISHA berjalan dengan tenang menuju ruang kepala sekolah tersebut. Gadis itu mengabaikan sapaan akrab dari orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

Baru setengah jalan, tangannya dicekal seseorang membuat Elisha mendelik tak suka. Ia menatap lelaki didepannya sebelum menarik kasar tangannya.

"Siapa Lo?" tanya Elisha santai membuat lelaki dihadapannya mengernyitkan dahi. Para siswa yang kebetulan ada di lorong segera merapat. Melihat drama apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku pacar kamu. Kamu lupa? Kita udah jadian 3 hari 5 jam yang lalu." ujarnya. Bahkan lelaki itu membuat gerakan tubuh untuk mendukung perkataannya.

Elisha menatap lelaki itu datar, "Oh." jawabnya sebelum berlalu begitu saja meninggalkan semua orang yang cengo melihatnya.

Elisha hanya berjalan sambil mengerdikan bahu. Apa urusannya? Tak lama handphonenya berbunyi. Nada deringnya begitu tenang dan dapat membuai siapa saja yang mendengarnya.

Begonya Elisha menyetel musik itu sebagai alarm. Bukannya bangun, musik itu malah membuat orang semakin nyenyak di alam mimpi.

Namun, Elisha punya kepekaan terhadap sekitar. Saat telinganya menangkap hal yang tidak beres, ia tidak ragu untuk melemparkan pisau kecil nan tajam itu.

Itu hanya perlu ketenangan. Bahkan musik yang mengalun merdu itu merupakan musik yang paling tidak disukai Elisha. Makanya banyak orang yang mengatakan jangan menyetel lagu kesukaan di alarm karena kamu akan membenci suaranya.

Elisha menatap datar tanpa ekspresi layar handphonenya kemudian menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya.

Elisha menyeringai, didepannya ada seseorang dengan tiba-tiba membuatnya mematikan sambungan telepon dengan perlahan. "Long time no see."

***

Setelah menyelesaikan beberapa hal, Elisha kembali berjalan menuju kantor kepala sekolah.

Namun disaat ia berjalan, ada seseorang gadis menabraknya membuat Elisha nyaris terjatuh. Sebenarnya itu hanya taktik Elisha saja, mana mungkin tubuh Elisha ditabrak seseorang? Orang itu cari mati? Juga jangan lupakan tingkat insting memangsa Elisha yang tinggi.

Elisha melakukan itu karena merasa ketertarikan akan gadis dihadapannya ini yang kini terjungkal. Gadis itu segera berdiri kemudian meminta maaf berkali-kali kepada Elisha.

Elisha bersedekap dada, "Lo mau mati?"

Gadis itu terbelalak kaget, ia baru bersekolah selama tiga hari ini tapi ketiban sial di pagi hari yang cerah ini. "Maaf, Kak. Aku buru-buru."

Elisha mengangkat sebelah alisnya kemudian ia menatap jam tangan mahalnya. "Lima belas menit lagi baru bel. Alasan Lo terlalu basi."

Gadis itu meringis, "Maaf, kak. Aku gak liat-liat jalan."

"Ya kalau Lo liat-liat jalan pasti Lo gak bakal nabrak gue, bodoh!" sarkas Elisha dengan pembawaan tenang. Bahkan oktafnya masih rendah. Gadis dihadapan Elisha terdiam. Bukan sakit hati namun mempertanyakan mengapa Elisha berbicara begitu tenang? Bahkan begitu elegan? Kenapa? Kenapa? KENAPA?

"Aku bakal ganti rugi, kak. Apapun asalkan bukan uang. Aku gak punya uang, kak." ujar gadis itu lagi. Percayalah ini seperti adegan cerita-cerita novel. Tetapi mengapa ia tidak dipertemukan dengan cowok tampan melainkan kakak cantik yang begitu mengerikan?

Beauty Psycho (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang