Beauty Psycho 23 : Kecurigaan Sean

1.6K 300 4
                                    

Kasian si Netta, berasa jahat banget karena membuat tokoh pada menderita semua:( Kagak ada yang waras pula:p

Happy Reading!

Oh, ya, jan lupa rekomendasikan cerita ini sama teman-teman literasi kalian, ya!

_

"Kenapa nggak belajar?"

Suara seseorang yang begitu familiar ditelinga Netta terdengar. Membuat gadis yang baru saja merebahkan diri ke kasur itu menoleh.

Diambang pintu, Sonya datang membawa segelas susu. Wanita itu menatap bingung anaknya yang sudah bersiap-siap untuk tidur.

Padahal baru jam 11, kok tidur, sih? Belajar dong!

Dalam hati Netta menggerutu, namun gadis itu tidak berani menyuarakannya secara langsung. Netta perlahan duduk sambil menghela nafas gusar.

Mencoba untuk tersenyum, gadis itu berkata, "Udah tadi, Ma. Lagipula besok hari Minggu, masih bisa disamb—"

"Ya, Tuhan! Anak zaman sekarang suka sekali menunda-nunda, hah? Kamu itu sudah besar, Netta. Masa mama masih harus menyuruh kamu belajar dulu baru gerak? Nggak ada pengertian sama sekali!"

Teriakan Sonya memang tidak begitu besar, tetapi mampu membuat kamar Netta bergema. Meneguk air ludah, Netta bangkit dari kasur dan berjalan menuju meja belajar.

"Iya, Ma. Ini aku belajar lagi." jawabnya pelan.

Sonya tersenyum lalu menatuh satu gelas susu itu keatas meja belajar. "Jangan lupa minum obat dan vitamin. Mama lihat kamu tuh kayak nggak sehat gitu." perintah wanita itu.

Netta mengangguk tanpa menoleh, ia langsung membuka bukunya dan menulis, "Iya, aku bakal minum obat," jawabnya.

"Ingat, ya, Netta! Kalau kamu sakit, kamu bakal ketinggalan pelajaran di sekolah. Otomotis nilai kamu bakalan turun, mama nggak mau itu," kata Sonya sebelum keluar dari kamar.

Pintu kamar Netta tertutup menandakan kalau sang mama sudah keluar, membuat bahu Netta melemas bersamaan dengan nafas gusar yang keluar.

Ditatapnya buku didepannya lalu ia tersenyum sinis.

I'm so stupid!

It's me, crazy girl. Obsession with grades score!

Bitch!

Damn school!

Netta merasa kalau amarah menyelimuti dirinya. Dengan cepat, dirobeknya kertas itu dan ia membuang ke bak sampah disamping mejanya.

Gadis itu membeku, menatap tissue bekas yang banyak serta bungkusan obat batuk yang dijual di warung terdekat.

"Mama lihat kamu tuh kayak nggak sehat gitu."

Ucapan Sonya tadi kembali terngiang-ngiang diingatan Netta. Bukan hanya Sonya yang merasa seperti itu, sebagai pemilik tubuh, Netta lebih tahu bagaimana keadaan dirinya.

Tidak baik

Netta bahkan tidak bisa mendiagnosa apa yang terjadi dengan tubuhnya. Ia takut jika diirnya ternyata sakit. Demi Tuhan, Netta tidak ingin itu!

Tangannya gemetaran, Netta mengambil ponselnya diatas kasur. Gadis itu langsung terdiam beberapa detik.

"Apa gue tanya dokter aja, ya?" gumamnya pelan. Perlahan, Netta membuka play store dan mendownload satu aplikasi, dimana ia bisa berkonsultasi secara gratis.

Dari review yang Netta baca, dokter disana terpercaya dan fast respon. Sejujurnya, Netta takut jika harus pergi ke dokter. Itu sebabnya ... tidak ada salahnya bukan, berkonsultasi online?

Beauty Psycho (END)Where stories live. Discover now