Beauty Psycho 23 : Kecurigaan Sean

Mulai dari awal
                                    

Ayolah, Netta sudah lama mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ini hanya sakit biasa saja. Tapi, ini sudah cukup lama, ia tidak bisa menahan rasa penasaran lebih lanjut.

Netta semakin sengit saja berdebat dengan batinnya. Namun, kali ini ia kalah. Kalah akan rasa ketakutannya. "Cuma flu biasa, kok!" ucapnya meyakinkan diri.

"Tapi ... hidung tersumbat hingga pernapasan aja terganggu itu maksudnya apa, sih?" Netta menggigit kukunya sambil berjalan kesana-kemari.

"Gue ... harus konsultasi sama dokter THT kayaknya."

Dokter spesialis THT (otolaringologis) adalah dokter yang khusus menangani masalah kesehatan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Organ-organ ini bisa mengalami gangguan kesehatan misalnya karena infeksi, alergi, atau tumor.

Gangguan yang terjadi pada salah satu organ THT dapat memengaruhi organ THT yang lain, karena karena ketiga organ ini saling berhubungan.

Itu sebabnya Netta berpikir, bisa saja hal itu yang terjadi, bukan? Netta bisa menghela nafas lega karena tetangganya adalah dokter spesialis THT.

***

Sean mengernyitkan dahi saat melihat pandangan semua orang di meja makan malah mengacu pada dirinya. Pemuda itu tersedak membuat Dion tertawa namun tetap memberikan segelas air.

"Hati-hati!" peringat mamanya, terlambat. Sean hanya mengangguk sambil sesekali kembali terbatuk karena air.

"Kek anak kecil, makan gitu aja sampai tersedak segala," cibir Dion. Sean mendengus, "Lo kira hanya anak kecil yang bisa tersedak? Gue doain keselek mampus lo!" kesal Sean.

Suara sendok beradu dengan piring terdengar di ruang makan itu selama keheningan yang masih menyapa. Namun, suara berat pria membuat Dion dan Sean menoleh bersamaan.

"Papa tidak mendapatkan apa-apa, itu sangat menyebalkan," keluh pria itu sambil mengunyah.

Sean terdiam, ia tahu betul pembicaraan ini mengarah ke mana. Menghela nafas, Sean menjawab, "Aku juga tidak mendapatkan apa-apa—"

Sean mengernyitkan dahinya seketika, ia langsung teringat sesuatu. Menganga tidak percaya, Sean mengingat sesuatu.

- Hari Pertama Di SMA Alger

Saat ini Sean sedang berada di ruangan kepala sekolah, hari ini hari pertama ia kembali sekolah setelah bertahun-tahun.

Ada rasa gugup yang menghampiri, apalagi ia akan kesulitan bersosialisasi nantinya. Sean mencoba menenangkan diri lalu menatap pria paruh baya didepannya.

"Hm, homeschooling sebelumnya? Seharusnya kamu masih kelas 10, benar?" Bukan pertanyaan, pria tua itu hanya berbasa-basi.

Sean hanya mengangguk, bingung bagaimana cara menanggapi orang ini.

"Selama ada—"

"Bukankah untuk masalah uang ..." Sean hampir tersenyum sinis jika tidak mengingat kalau ia harus menjaga sopan santunnya, "... sudah diurus."

Pak kepala sekolah itu hanya tersenyum, senyuman mengejek membuat Sean merasa kesan pertama mereka sangat buruk.

Guru itu ingin mendapatkan balasan setimpal. Cih, jika tidak mengingat misinya, Sean rasanya ingin melaporkan orang ini karena suap dan korupsi.

Beauty Psycho (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang