Suara tawa mengejek terdengar bersahut-sahutan, "Jika itu terjadi ... kaulah orang pertama yang akan ditanyai pihak kepolisian" Suara itu membuat jantung Elisha berpacu dua kali lebih cepat, tetapi ia tetap berjalan tanpa mengabaikan kedua orang yang berusaha memprovokasi dirinya.
Dirinya harus tetap tenang, ia tidak boleh bertingkah bodoh dan mempercayai ucapan kedua orang itu begitu saja.
Mrs. Erika terkekeh lalu menatap suaminya, "Kita membesarkan anak dengan baik, bukan?"
Elisha yang masih bisa mendengar kalimat itu walaupun dari kejauhan hanya terkekeh sinis, "Membesarkan atau memelihara?"
***
"Kesan pertama?"
Sean mengangguk acuh, "Membosankan," jawabnya membuat Papa terkekeh. Tidak sepenuhnya salah, Sean tidak terlalu suka keramaian seperti tadi, apalagi ia sempat menjadi pusat perhatian banyak orang.
Walaupun, jujur ia merasakan hal yang baru, yaitu bisa melaksanakan pelajaran bersama dengan orang lain.
Dion yang sedang memakan pisang goreng bertanya, "Bagaimana caranya mencari gadis itu diantara banyaknya orang?" tanyanya membuat Sean membeku.
Benar, bagaimana mencarinya? Apakah bisa hanya menggunakan insting? Ia akan kesulitan jika harus mencari gadis itu seorang diri tanpa tau identitas apapun.
"Lo bahkan nggak ingat sama wajah gadis itu, bagaimana cara lo mencarinya?" sambung Dion, menghela nafas. Tentunya ia tahu bagaimana kesulitannya sepupunya itu.
Ah, itu poin yang sangat penting. Apapun alur yang tersimpan di memori ingatannya, entah mengapa wajah-wajah itu terlihat samar-samar.
Papa hanya bisa menghela nafas, "Lupakan itu, cepat atau lambat kebenaran pasti terungkap. Kita hanya perlu membiarkan Sean bersosialisasi seperti remaja pada umumnya," jelas pria itu.
Dion tersenyum miring, "Adakah yang membuat lo tertarik?" tanyanya ambigu.
"Maksud lo?" tanya Sean bingung, Dion ini benar-benar membingungkan. Berbicara selalu dipotong-potong.
"Cewek? Cakep-cakep mah anak Alger," sambungnya mengedipkan matanya. Selain terkenal dengan siswa yang cerdas, SMA Alger pastinya adalah surga bagi yang mencari cewek cantik ataupun cowok tampan.
Sean hanya mengerdikan bahunya acuh, tapi ingatannya malah membuatnya memikirkan seorang gadis berambut panjang terurai. Gadis yang sanggup membuat dirinya tidak bisa berkata-kata di kelas tadi.
Gadis gila yang begitu angkuh.
Sean menaikkan satu alisnya, "Namanya Elisha, ya?"
***
Seorang gadis cantik berkacamata dengan tampak sedang berkutak dengan buku-buku di meja belajar. Setelah mandi, gadis itu langsung duduk disana tanpa memakan satu sendok pun nasi.
Percuma ... dirinya akan ditanyakan banyak pertanyaan dari kedua orangtuanya. Gadis itu tidak menyukainya, ada baiknya menghindari jam makan malam jika tidak ingin kembali tertekan.
Gadis itu mengusap hidungnya yang berair. Sudah berminggu-minggu lamanya ia mengalami flu, namun sampai saat ini, ia belum sembuh juga.
YOU ARE READING
Beauty Psycho (END)
Teen Fiction[Mengusung tema mental health pada tokohnya. Ada plot twist dan teka-teki yang membuat Anda mikir.] CERITA INI BELUM DIREVISI! Ketika dua orang dengan masa lalu yang sama dan bersangkutan berusaha keluar dari lubang kegelapan yang penuh dengan teria...
MPG 11 : Mimpi Itu Lagi
Start from the beginning