44. Jangan lagi

59 9 2
                                    

Bayang-bayang masa lalu terus berputar dalam ingatan Hana, sampai membuatnya merasa pening.

Geralnd terkejut bukan main dengan apa yang ditunjukkan Rio.

Tentu saja tiga tahi lalat tersebut merupakan sebuah ciri khas, yang kemungkinan besar tidak dimiliki orang lain. Itu artinya, sosok di hadapan mereka adalah seseorang yang terlibat di balik masa lalu istrinya.

Sementara Darma, wajahnya terlihat bingung. Memangnya ada yang salah pada tiga tahi lalat yang ada di tangannya?

"D-dia..." Hana berucap dengan terbata, matanya menatap Geralnd seolah mengadu.

"Ayah kandung Rio?" Cowok berikat kepala itu memotong, wajahnya datar tanpa ekspresi.

Kedua orang tuanya menoleh. Tidak ada jawaban seperti yang ia harapkan, seakan bungkamnya sudah menjawab pertanyaannya. Yang terjadi setelah itu justru Hana yang terisak di pelukan Geralnd.

"Anak saya hanya Leo dan Luna. Jadi bagaimana mungkin saya punya anak selain mereka?"

Darma benar-benar bingung. Ia tidak pernah macam-macam. Seperti memiliki hubungan dengan wanita lain yang bukan istrinya. Tidak juga meminum minuman keras hingga merenggut kesadaran dan melakukan hal aneh, Darma tidak seperti itu.

Lalu mengapa laki-laki yang diam-diam menjadi pacar anak gadisnya justru berucap jika dia anaknya? Bagaimana mungkin itu terjadi?

"Kalian selama ini nggak pernah bilang, kan, kalau Rio bukan anak kandung Ayah?"

Geralnd dan Hana yang memang sudah terkejut kembali terkejut lagi.

Rio mengetahuinya.

Rio menyimpulkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya.

"Terus sekarang Rio harus pura-pura nggak tahu lagi kalau dia Ayah kandung Rio?'

Faktanya, hidup memang hanya perihal kepura-puraan. Yang merajut tanpa henti. Menipu tanpa cela. Dan bersembunyi adalah pelarian satu-satunya.

Geralnd dan Hana tidak menjawab, lagi. Jadi tidak salahkan jika 'iya' adalah jawaban mereka secara tidak langsung?

Tujuan Darma kemari untuk meminta tolong agar beliau bisa bertemu dengan Luna secepat mungkin, lalu membawa anak gadisnya kembali pulang ke rumah. Sudah, hanya itu. Tapi mengapa ia malah terseret dalam drama keluarga tetangga sebelah rumahnya?

Yang lebih lucu lagi perihal Rio yang mengaku sebagai anaknya.

Hana mengusap air matanya, mengangkat wajah dengan berani. Jika yang selalu menghantui hidupnya tidak segera diselesaikan, maka selamanya Hana akan terus terperangkap dalam masa lalunya, yang perlahan tidak akan menghadirkan sebuah pintu keluar.

Hana harus berani, itu yang ada di pikirannya sekarang.

"Apa Anda ingat dengan gadis yang di seret beberapa pria ke dalam gudang kosong?" tanya Hana dengan tegas, dan Geralnd menyukai apa yang Hana lakukan.

Karena lemah tidak akan mati jika tidak dikalahkan.

Pikiran Darma mulai bekerja, yang kemudian berusaha disangkal berkali-kali.

"Anda ingat dengan gadis yang terus menangis tanpa berhenti memohon?"

Tidak. Itu tidak mungkin. Kesalahan di masa lalu Darma sudah mati, jadi tidak mungkin ia menemuinya lagi sekarang.

"Anda ingat dengan gadis yang menjerit ketakutan? Yang tidak bersalah lalu dijatuhi banyak kesalahan? Yang masa depannya hancur dalam sekejap? Yang merasa tidak lagi hidup kecuali kematian?" cerocos Hana yang menjadi boomerang di telinga Darma. "Atau karena saking bodohnya Anda melupakan dosa besar Anda tersebut?"

 BLUE [Completed]Where stories live. Discover now