Maka di sinilah Herin dan Irene, berdua di restauran favorit Jeno. Rasanya sudah lama sekali Herin tidak menginjakkan kaki di restauran tersebut. Walau disebut favorit, tapi itu dulu saat pernikahan Jeno dan Herin masih dikatakan hangat. Saat Donghae dan Irene bahagia dengan kebahagiaan putra mereka.

Sejak Donghae mengultimatum perceraian mereka, Jeno tidak pernah mengajak Herin barang sekali pun ke restauran ini.

"Eomeonim?"

"Iya?"

"Eomeonim enggak marah sama aku?" Pertanyaan yang sama Herin lemparkan pada Irene.

Irene menyesap pelan teh Earl Grey di cangkir, lalu meletakkannya ke piring tatakan. Wanita itu lalu menatap Herin dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

"Eomma marah. Karena kalian bohongin bunda dan yang lain. Eomma kira kalian beneran cerai, ternyata kalian enggak cerai. Eomma juga marah saat tahu Jeno pacaran dan berniat menikahi Ryujin hanya karena sebuah balas dendam," terang Irene.

"Tapi kamu tahu apa yang membuat eomma sangat marah? Eomma marah karena gagal membuat Jeno merasa bahagia. Eomma marah sama diri sendiri!"

"Seharusnya, eomma tentang ultimatum ayah enam tahun yang lalu itu. Enggak seharusnya eomma turuti. Eomma menyesal, karena kepasrahan eomma mengiyakan permintaan ayah membuat Jeno berakhir dibalik jeruji besi," terang Irene.

Tentu Irene tahu. Sepertinya semua orang juga sudah tahu, berkat penjelasan Haechan tempo hari.

Wanita dengan dua putra itu menutup wajah dengan kedua tangannya sembari menunduk. Suara tangisan terdengar, membuat Herin otomatis berdiri. Berpindah dari seberang, guna duduk di samping Irene.

Herin rangkul tubuh Irene dan berkata, "Eomeonim jangan nangis. Bukan salah eomeonim kok, ini salah aku sama oppa. Seharusnya oppa enggak perlu terbutakan cinta sampai rela melakukan balas dendam demi aku. Aku seharusnya juga menghentikan oppa, tapi aku biarkan. Jadi, eomeonim jangan nyalahin diri sendiri lagi."

Irene mengangkat kepalanya dan bergerak memeluk Herin. "No! Herin sama Jeno enggak salah. Eomma sama appa yang salah karena pernah meminta kalian untuk berakhir. Enggak seharusnya eomma sama appa menghancurkan kebahagiaan kalian."

"Maafin appa sama eomma ya, sayang," ucap Irene.

Herin mengangguk pelan dalam pelukan Irene. Dalam hati kecilnya, Herin bersyukur ketegangan antara dirinya dengan ibu-nya Jeno mencair. Herin hanya perlu mendekati Donghae, yang bisa ia lakukan nanti.

Fokus Herin saat ini adalah Jeno.

"Herin, eomma udah selesai. Kamu masuk gih, sebelum Jeno balik ke tahanan," ucap Irene saat keluar dari ruang berkunjung.

Ruang berkunjung hari ini berbeda dengan ruang yang bersekat, di ruangan tersebut tidak ada sekat sama sekali. Tahanan bisa berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya, sedikit lebih lama, sebelum kembali ke sel untuk melanjutkan hukuman yang telah disahkan.

Herin masuk, menemukan Jeno yang berdiri sembari tersenyum ke arahnya. Walau harus mendekam di penjara, pria itu tidak tampak sedih. Pria itu justru melebarkan kedua tangan, mengundang Herin untuk mendekat.

Herin berjalan cepat dan reflek memeluk erat suaminya. Begitu merindukan aroma serta pelukan hangat yang Jeno berikan padanya setiap malam. Tidak peduli dengan tatapan dari petugas yang berjaga.

Seo Herin terlanjur rindu teramat sangat pada Lee Jeno.

"Ada yang kangen berat nih ceritanya," bisik Jeno menggoda.

verrückt | renryu ✔Where stories live. Discover now