38. back again

1.1K 136 37
                                    

"Saudara Lee Jeno, berdasarkan pernyataan dari pengacara Anda, pengacara saudara Hwang Renjun, dan pernyataan dari jaksa penuntut, kami memutuskan untuk menjatuhi Anda hukuman satu tahun enam bulan penjara dan denda sebanyak delapan puluh juta won

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saudara Lee Jeno, berdasarkan pernyataan dari pengacara Anda, pengacara saudara Hwang Renjun, dan pernyataan dari jaksa penuntut, kami memutuskan untuk menjatuhi Anda hukuman satu tahun enam bulan penjara dan denda sebanyak delapan puluh juta won."

tok, tok, tok

Suara ketukan palu dari hakim kepala menjadi tanda bahwa hukuman sudah sah dan harus Jeno terima.

Walaupun Jeno tidak sengaja dan Renjun tidak dinyatakan meninggal, tidak banyak keringanan yang diberikan pengadilan. Karena posisinya sekarang, Renjun masih dalam keadaan koma.

Dua sipir langsung membawa Jeno keluar untuk kembali ke sel tahanan. Anggota keluarga harus ikut apabila ingin menemui Jeno.

"Abeonim, eomeonim," panggil Herin pada kedua orang tua Jeno.

Donghae memilih berjalan keluar tanpa sedikit pun menoleh. Irene menjadi satu-satunya orang yang masih memiliki hati nurani untuk merespon panggilan Herin.

Jangan tanya Taeyong kemana. Di hari ia membongkar fakta pada Jeno, ia langsung pergi. Tanpa meninggalkan salam sama sekali. Sayangnya, Donghae dan Irene terlihat tidak peduli. Mereka sudah terlampau biasa ditinggal Taeyong tanpa kabar.

"Kenapa Rin?" tanya Irene lembut.

"Herin boleh ikut kan?"

Herin sebenarnya ragu untuk kembali mengakrabkan diri dengan mertuanya. Mau dibilang masih mertua, sudah enam tahun lebih Herin tidak berinteraksi. Mau dibilang mantan mertua, tapi secara hukum Herin masih sah sebagai istri Jeno.

"Iya boleh. Kenapa enggak? Kamu kan istri Jeno, masa eomma larang," balas Irene dengan senyumnya.

Tangan wanita berusia hampir kepala lima itu mengelus surai Herin pelan. Helai yang berjatuhan Irene bawa ke belakang telinga.

"Eomeonim...enggak marah sama Herin?" tanya Herin ragu.

Herin takut, pertanyaannya akan membuka luka masa lalu. Tidak hanya lukanya, namun juga luka yang Irene atau bahkan Donghae rasakan. Kalau soal Taeyong, Herin jujur tidak tahu apa-apa soal pria itu. Terakhir Herin bertemu dengan Taeyong adalah sebelum kecelakaan nahas itu terjadi.

Irene menghela napas. "Gimana kalau kita ngobrol sambil makan? Belum makan siang kan dari tadi? Abis itu kita kunjungi Jeno. Yuk! Nanti appa nungguin, bisa ngomel dia."

Irene mengambil salah satu sisi tangan Herin, menarik wanita itu menuju mobil. Keadaan sunyi senyap, hanya terdengar perdebatan Donghae yang duduk di samping supir dengan seseorang melalui panggilan telepon. Sesekali desahan pasrah terdengar dari si pria.

"Yeobo, nanti kamu sama Herin makan berdua aja ya. Aku harus balik ke kantor. Jadi nanti aku turunin di restauran biasa, terus nanti Pak Yoo bakal balik setelah nganter ayah ke kantor. Enggak apa-apa ya?"

verrückt | renryu ✔Where stories live. Discover now