4. intimidating

1.5K 173 30
                                    

"Argh!" teriak Renjun

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Argh!" teriak Renjun.

Rasanya saraf di sepanjang tangan Renjun akan putus dalam hitungan detik akibat dipelintir oleh wanita yang tidak dikenalnya itu.

"Ryujin!" teriak Chaeryeong, Chenle, dan dokter residen yang lain.

Jungeun dengan sigap meletakkan cup teh di atas counter dan melepas cengkraman Ryujin pada tangan Renjun. Tapi bukan berarti rasa sakit yang menjalar keseluruh tubuh Renjun menghilang. Pergelangan tangannya sakit dan tangannya kaku sementara, sedikit sulit untuk digerakkan.

"Jun, yang mana sakit?" Tanya Jungeun.

"Nanya lagi! Ya tangan aku lah!" balas Renjun ketus.

Netra Renjun tidak sengaja bersirobok dengan netra wanita gila yang memelintir tangannya. Tatapannya menjadi dingin, tatapan yang tidak pernah Renjun tunjukkan sebelumnya. Renjun terkadang terlihat dingin, tapi tidak pernah sedingin itu. Seakan-akan siap untuk melahap siapa pun yang ada di depan matanya.

"Ryujin, minta maaf sana," ucap Minjoo, mendorong tubuh Ryujin pelan menggunakan siku.

"Lah ngapain? Dia yang tadi enggak sopan sama Jungeun-uisanim!" seru Ryujin.

"Serius, kamu minta maaf gih! Bisa didepak kamu, doi yang punya rumah sakit ini," bisik Lia.

"Yang punya rumah sakit ini kan Hwang Chansung-uisanim," balas Ryujin yang masih juga tidak paham dengan keadaan.

Residen lain mendesah mendengar jawaban Ryujin. Ternyata tidak hanya dokter-dokter di departemen mereka yang tidak waras, Shin Ryujin pun tidak waras.

Renjun sendiri akhirnya paham kalau wanita dihadapannya ini adalah residen baru dan sepertinya tidak mengetahui dengan pasti siapa saja orang-orang di bawah Departemen Pain Management, hingga dengan santai menyakiti tangannya. Padahal dia dan Jungeun sudah biasa berinteraksi seperti itu.

"Oh, kamu anak residen baru ya? Hani-noona, boleh aku lihat datanya?"

"Nih!" potong Sihyeon, karena memang wanita itu yang membawa tab berisi data dokter residen baru. Tadi ia minta dari Hani sebelum memulai pengarahan.

Renjun mengambil tab dari tangan Sihyeon, lalu sibuk membaca tiga data dari residen baru. Menahan tab di lengan bagai membawa buku pada tangan kirinya karena area pergelangannya masih sedikit nyeri, menggulir layar dengan jari tangan kanan.

"Ah! Kamu Shin Ryujin?" tanya Renjun tegas.

Pria itu menunggu jawaban sembari mengembalikan tab ke tangan Sihyeon yang memilih diam sejam Renjun berbicara. Begitu pula dengan Jungeun. Keduanya membiarkan saja pria itu berbicara.

Nyali Ryujin yang tadinya membara perlahan menciut karena nada tegas Renjun. Pria itu juga menatapnya tanpa ekspresi. Bagaimana Ryujin tidak takut kalau dilihat seperti dirinya akan dikuliti hidup-hidup.

verrückt | renryu ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ