prolog

2.8K 304 49
                                    

Renjun mendudukan dirinya di atas batu karang, tidak menghiraukan angin yang menerpa kencang mengacak rambut basahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Renjun mendudukan dirinya di atas batu karang, tidak menghiraukan angin yang menerpa kencang mengacak rambut basahnya.

Dengan memangku sebuah gitar, Renjun mulai memetik senarnya dan memainkan lagu yang sama berulang kali. Lagu yang menemaninya dalam sepi, sepuluh tahun terakhir ini. Lagu yang tidak pernah absen Renjun nyanyikan atau mainkan dengan gitarnya.

Set Me Free

Judul lagu itu. Lagu yang merepresentasikan jiwa Hwang Renjun yang ingin bebas dari kehampaan hidupnya. Ingin setidaknya diberi Tuhan kesempatan untuk memilih apa yang ingin ia lakukan. Ingin lepas dari banyaknya ekspektasi yang orang-orang harapkan.

Seakan hapal di luar kepala, Renjun bernyanyi dan memetik gitar sembari menutup mata. Menikmati semilir angin pantai sekaligus bagaimana alunan lagu memasuki gendang telinga. Liriknya tertanam di otak dan tidak pernah menghilang dari ingatan.

Terlalu fokus pada dunianya, Renjun tidak sadar dengan kehadiran Ryujin yang kini duduk di sampingnya. Gadis itu duduk tenang mendengarkan permainan gitar si pria.

"Aku enggak tahu dokter bisa nyanyi sama main gitar," celetuk Ryujin setelah permainan selesai.

Renjun membuka netra perlahan dan menoleh ke arah Ryujin yang kini tengah memandangnya dengan mata berbinar.

"Serius dok! Suara dokter tuh bagus, main gitar juga oke, bisa ini mah jadi penyanyi," tambah Ryujin.

"Tapi hanya lagu ini yang bisa saya nyanyikan dan mainkan dengan baik," balas Renjun angin lalu.

Renjun lalu kembali memetik gitar, memainkan lagu yang sama. Tapi kini pria itu memilih tidak menyanyikan liriknya. Kembali memejamkan matanya guna menghayati permainan jari di atas senar.

"Dokter suka banget ya sama lagu ini?" tanya Ryujin penasaran.

"Enggak,"

"Kalau enggak, kenapa lagu ini terus yang dokter mainkan?"

"Lagu ini tentang saya," jawab Renjun singkat, enggan untuk menjelaskan lebih rinci mengapa.

Keduanya lalu terdiam, tidak melanjutkan percakapan. Larut dengan pikiran dan kesibukan masing-masing. Renjun dengan gitarnya, dan Ryujin yang tengah memandang ke arah laut.

Langit malam terlihat cerah saat ini, dengan bertaburan bintang yang memanjakan mata. Di dukung semilir angin, rasanya penat setelah bekerja seharian lepas begitu saja.

"Dokter merasa kesepian? Atau merasa terkekang?" tanya Ryujin memecah kesunyian.

"Maybe both?" Gumam Renjun menggantungkan jawaban.

"Kenapa? I mean, dokter punya keluarga yang sempurna. Juga punya istri secantik kak Miyeon. Dokter pasti di kehidupan sebelumnya pernah menyelamatkan dunia," ucap Ryujin.

"Well, just because people thought it is perfect, ga selalu semua terlihat sesempurna itu Ryujin," balas Renjun.

Ryujin tak bisa lagi melanjutkan pertanyaan. Wanita itu sadar kalau Renjun tidak berniat untuk membuka hati dan menceritakan apa yang tengah pria itu rasakan.

Renjun bukan Ryujin yang bisa dengan mudah menceritakan apa yang ia rasakan pada banyak orang. Renjun terlalu dingin, susah untuk digapai. Pria itu menyembunyikan dunianya, menguncinya dari dalam dan tak memberi akses kepada siapapun untuk masuk.

"I don't know what you feel now, but there is time when you need to share your mind or your worry to others. Jangan disimpan sendiri dok, yang ada nyakitin diri sendiri," sahut Ryujin.

"Hmm, kamu tahu? I never trust anyone, even my family and my wife. So I don't have an obligation to tell people whatever happened or whatever I feel," ucap Renjun.

"Then find someone who you could trust. Or maybe, find someone that would never judge you. Whatever the situation, whether it is good or bad," balas Ryujin.

"Atau, coba percaya kalau pasti ada orang yang bisa mengerti dokter. Aku gitu misalnya, kalau dokter mau curhat sama aku boleh aja," tambah Ryujin.

Renjun menghentikan permainannya, menatap Ryujin yang kini terlihat salah tingkah karena ucapannya sendiri.

"Eh tapi dokter jangan curhat soal kehidupan pernikahan ya. Aku nikah aja masih beberapa bulan lagi, belum ngalamin sendiri," seru Ryujin menutupi gugupnya.

Dan pertama kali setelah lebih dari dua puluh tahun, Renjun bisa tertawa lepas.

Karena seorang Shin Ryujin.

Karena seorang Shin Ryujin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini aku publish prolog dulu yaaa 😉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini aku publish prolog dulu yaaa 😉

Bermaksud mau tes ombak dulu. Tapi kalau sebelum pergantian hari banyak yang suka, aku bisa pertimbangin buat post chapter 1-nya 🙃

Anyway, selamat hari raya paskah buat yang merayakan. Dan selamat hari minggu 💐

revised on 2020/08/23

verrückt | renryu ✔Where stories live. Discover now