16. avoidance

1.4K 155 34
                                    

Ryujin mengaduk makanan di piringnya, tidak berniat menyuapkan sesendok pun ke dalam mulut

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Ryujin mengaduk makanan di piringnya, tidak berniat menyuapkan sesendok pun ke dalam mulut. Pikirannya masih bersarang pada kejadian semalam. Bahkan karena kejadian semalam, Ryujin sebisa mungkin menghindari Renjun.

Padahal tidak perlu dihindari pun, Renjun tidak terlihat mempedulikan keberadaan Ryujin hari ini. Pria itu kembali pada dirinya yang galak dan suka memerintah bimbingan seenak jidatnya.

Seperti tadi pagi saat Ryujin datang terlambat karena kelamaan sarapan bersama Jeno, Renjun justru mengomel dan langsung memberi Ryujin beberapa chart pasien untuk didiagnosis.

Renjun benar-benar bertingkah seperti tidak ada apa-apa di antara mereka sebelumnya. Seharusnya Ryujin merasa tenang, berarti ia tidak perlu mengkhawatirkan kejadian kemarin karena Renjun memilih diam.

Namun di satu sisi, Ryujin seperti tidak suka dengan ketidakpedulian Renjun akan kejadian semalam. Bagaimana pria itu bisa dengan mudah melupakan permainan panas mereka bagai angin lalu?

"Jin!" panggil Chaeryeong menyadarkan Ryujin dari lamunannya.

"Kamu kenapa sih? Dari di departemen sampai makan siang ngelamun mulu?" tegur Chenle.

Ketiganya tengah menikmati makan siang di kantin sebagai perayaan kembalinya Ryujin dari perantauan selama tiga minggu. Namun wanita itu terlihat tidak bersemangat.

"Iya, lesu juga. Kenapa sih? Abis digalakin dokter Renjun selama di sana? Bukannya udah kebal?" selidik Chaeryeong.

"Haha enggak gitu. Capek saja, kemarin nyampe malam. Terus pagi ini udah kerja lagi," kilah Ryujin.

Harap Ryujin, semoga kedua sahabatnya ini tidak menyadari kejanggalan pada dirinya. Chaeryeong dan Chenle tidak boleh sampai tahu apa yang terjadi antara dirinya dan sang dokter pembimbing.

"Ya kalau capek kenapa enggak izin saja sih?" tanya Chenle.

"Ya masa gini doang aku izin. Hwang-uisanim yang kerja lebih berat pas di Vietnam aja tetap masuk. Malu dong!" ucap Ryujin.

"Ya elah! Kalau Renjun mah bawaan dari sononye, gila kerja," sahut Jaemin yang tiba-tiba muncul dan duduk di samping Chenle, disusul oleh Yangyang dan Minjoo yang duduk di samping Jaemin dan Ryujin.

"Ngagetin saja sunbae, kirain siapa tadi ngomong," tegur Chaeryeong.

"Sorry, pas aja dengar. Lagian enggak apple to apple Jin kalau bandingin diri kamu sama Renjun. Etos kerja dia tuh kayaknya paling tinggi dibanding semua orang di rumah sakit ini, mungkin lebih dari Hwang-sajangnim sekaligus," lanjut Jaemin.

"Jadi kalau kamu mau izin ya izin aja Jin. Toh ada jatah absen dua belas hari setahun," imbuh Yangyang.

"Hehehe iya juga ya," kekeh Ryujin

Ryujin mana ingat soal jatah absen kalau kepalanya masih saja memikirkan Renjun, Renjun, dan Renjun.

"Bener tuh, jangan patokan sama Hwang-uisanim yang hobinya kerja mulu. Energi kamu enggak bisa disamain sama doi," tambah Minjoo.

verrückt | renryu ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن