Deep down we realize that this disgusting secret will slowly kill us and the other, but we cannot hold back what we have done. It is too far, and we cannot rewind the time.
Often the thing we fear the most is the thing we want the most - Dr. Matt Ja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun membuka netranya pelan. Menoleh ke samping saat merasakan beban yang mengganggu. Menemukan Miyeon tertidur di lengannya. Tangan si wanita setia melingkari pinggang Renjun, seakan tidak memberi si pria kesempatan untuk bergerak barang satu senti.
Bisa Renjun rasakan pertemuan kulitnya dengan kulit Miyeon di balik selimut. Masih telanjang bulat, tanda bahwa mereka langsung terlelap setelah melewati permainan panas semalam.
Setelah sadar penuh, Renjun menggeser tubuh Miyeon sepelan mungkin. Berharap tidur si wanita tidak terganggu oleh gerakan Renjun. Lalu turun dari kasur, mengenakan celana dalam dan celana pendek yang sebelumnya tergeletak di lantai.
Kaki Renjun bergerak menuju kamar mandi, membersihkan tubuh lengket akibat keringat yang sudah mengering. Beres mandi, Renjun keluar menuju lemari dan mengambil kaos berwarna hitam dan celana kain warna cokelat. Tak lupa menyampirkan jas dokternya di lengan.
Lalu berpindah ke meja kerja untuk mengambil kartu pegawai dan iPad Pro. Tak lupa menyelipkan ponsel ke dalam saku celana.
"Sudah bangun saja, ada banyak pasien?" Tanya Miyeon yang sudah bangun dan mengenakan piyama sutra yang entah Renjun lempar kemana semalam.
"Ya, lumayan," balas Renjun sekenanya.
Miyeon tak lagi membalas. Wanita itu memilih keluar kamar untuk membantu bibi menyiapkan sarapan mereka. Seharusnya wanita paruh baya itu sudah datang sekarang.
Semenjak menikah, Renjun dan Miyeon memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarga Hwang. Membeli satu unit apartemen secara patungan, dengan tujuan utama menutupi privasi Miyeon yang merupakan aktris besar.
"Aku enggak masalah kok nikah sama kamu. Tapi untuk sekarang, aku enggak mau orang tahu siapa suami aku. Kalau aku tinggal di rumah orang tua kamu, maka media bakal semakin cepat tahu. Berbahaya untuk karir aku," ucap Miyeon kala itu.
Renjun bukan tipe orang yang membuat keadaan menjadi semakin sulit. Renjun mengiyakan keinginan Miyeon, toh sesungguhnya ia juga tidak peduli apabila wanita itu ingin menyembunyikan status mereka atau tidak.
Selama mereka menikah, tidak ada hal spesial yang terjadi di antara keduanya. Beberapa orang berkata kalau cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu, namun rasa itu tak kunjung hadir.
Miyeon begitu mencintai karir dan ketenaran yang ia dapatkan selama 8 tahun menjadi aktris. Wanita itu seperti tak ada waktu untuk sekedar peduli dengan eksistensi Renjun sebagai suami.
Renjun sendiri pun begitu. Pasien dan pekerjaan sebagai dokter selalu menjadi prioritas nomor satu. Cinta tidak ada dalam kamus pria itu, pikirnya hanya membuang waktu dan emosi.
Tuhan tahu keduanya tidak saling mencintai. Sebagai jawaban, keduanya belum juga dikaruniai anak. Walaupun perasaan tumbuh di antara keduanya, kehadiran seorang anak tentunya akan menghalangi karir Miyeon.
