11. dinner

1.3K 164 31
                                    

Renjun dengan cepat mengangkat tubuh Ryujin, membawa si wanita keluar ruang isolasi menuju ruangan yang khusus disediakan untuk tenaga medis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Renjun dengan cepat mengangkat tubuh Ryujin, membawa si wanita keluar ruang isolasi menuju ruangan yang khusus disediakan untuk tenaga medis. Bukan ruang sterilisasi, tetapi ruangan lain yang disediakan apabila terjadi sesuatu pada tenaga medis.

Seperti yang di alami oleh Ryujin saat ini.

"Jun, kamu ken.....ahhhh!"

Saeron yang berjaga di ruangan tersebut langsung berteriak saat melihat Ryujin yang terluka dalam gendongan Renjun. Namun Renjun tidak punya waktu untuk meladeni keterkejutan Saeron.

"Siapin perlengkapan operasi Ron!" teriak Renjun sembari menidurkan Ryujin yang masih mengeluh kesakitan.

Dilepasnya masker yang menutupi mulut Ryujin dan juga masker yang ia kenakan. Mengganti sarung tangan karet yang ia kenakan dengan yang baru. Menyiram alkohol ke tangan dan mengambil gunting kain yang terdapat pada troli yang Saeron bawa mendekat.

Renjun dengan cepat menggunting jas dokter milik Ryujin di bagian luka yang wanita itu dapatkan. Lalu berlanjut ke kaos kuning Ryujin, namun gerakan ditahan oleh tangan Ryujin yang tadinya menahan lukanya.

"Jangan dok!"

"Apanya yang jangan?"

"Ngegunting bajunya."

Entah mengapa, Ryujin tidak ingin saja bagian tubuhnya dilihat oleh Renjun. Walaupun hanya bahu, walaupun hanya untuk menangani lukanya.

Apa karena kejadian saling menatap di ruang isolasi tadi? Ryujin sendiri tidak mengerti dengan dirinya.

"Maksud kamu? Ini aku mau nanganin luka kamu, ya harus digunting!"

"Tapi...."

"Kamu lebih takut aku lihat badan kamu atau kamu mati kehabisan darah?!" bentak Renjun, seakan memahami keraguan Ryujin.

Pasien wanita biasanya merasa kurang nyaman saat Renjun melakukan tindakan, sehingga bukan hal aneh jika Ryujin juga merasa tidak nyaman. Tapi untuk kali ini, Renjun tidak bisa diam saja. Ryujin bisa mati kehabisan darah jika lukanya tidak segera ditangani.

Ryujin yang dibentak terdiam, takut dengan ekspresi wajah Renjun. Sarat akan kekhawatiran, kemarahan, penyesalan, dan entah apalagi emosi yang bersarang pada netra si pria.

Melawan Renjun saat ini adalah keputusan yang kurang tepat.

Setelah membentak Ryujin, Renjun kembali melanjutkan kegiatannya. Pria itu bahkan tak segan menggunting tali brassiere dibalik kaos Ryujin agar tidak menghalangi proses operasi kecil yang akan ia lakukan.

Sementara Saeron memasang infus pada tangan kanan Ryujin dan memasukkan cairan bius lokal melalui konektor infus. Perlahan Ryujin terdiam, tak lagi mengeluh kesakitan.

Renjun dengan cepat menyiramkan alkohol pada luka Ryujin, membersihkan bekas darah di sekitar luka dan juga menahan darah yang masih mengalir namun tidak sederas sebelumnya.

verrückt | renryu ✔Where stories live. Discover now