37. the real twist

Start from the beginning
                                    

Namun saat mengetahui kalau Herin tidak bisa lagi menjalani kehidupan yang sama seperti sebelumnya. Tahu bahwa Herin akan dibawa ke Amerika oleh orang tua Renjun dan Ryujin yang tidak ingin anaknya terlibat dalam kecelakaan tersebut.

Taeyong tersenyum.

Dirinya berhasil menghancurkan hidup Jeno.

Dirinya berhasil menghancurkan hidup Jeno

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu itu bodoh Lee Jeno!"

Tangan Jeno mengepal kuat. Amarah memuncak kala kalimat demi kalimat meluncur dari mulut Taeyong.

"Kalau mau balas dendam itu, cari dulu faktanya sampai ke akar-akar. Baru tentuin siapa yang kamu serang!"

"Sekarang lihat apa yang terjadi? Kamu kehilangan sahabat dan justru berakhir sebagai pembunuh sahabat kamu kalau Renjun sampai mati. Ya sekarang sih masih koma, enggak tahu besok," lanjut Taeyong.

"Brengsek!" teriak Jeno.

"Gimana? Udah makin benci belum sama aku?" tanya Taeyong sinis.

"Harusnya Herin mati saat itu juga! Tapi kayaknya Tuhan masih sayang sama kamu, makanya Dia kasih Herin hidup. Walau dalam keadaan yang menyedihkan. Lebih baik begitu, karena sampai kapan pun, kamu enggak pantas bahagia!"

"Hyung! Kamu manusia atau bukan?! Kenapa kamu semudah itu berpikir untuk membunuh?! Kenapa kamu punya pikiran untuk membunuh Herin, bangsat!" teriak Jeno.

Jeno benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Taeyong.

Jeno sangat yakin kalau kejadian nahas enam belas tahun yang lalu itu bukanlah sekadar kecelakaan semata. Melainkan pembunuhan berencana.

Namun Jeno tidak menyangka kalau pelaku dari kejadian itu bukanlah Renjun maupun Ryujin yang lupa ingatan.

Melainkan kakak kandungnya sendiri, Lee Taeyong.

"Karena aku cinta sama Herin! Dan aku enggak akan pernah bisa melihat Herin bahagia dengan pria lain, sekalipun itu adik kandung aku sendiri!" bentak Taeyong.

"Kalau Herin enggak bahagia sama aku, maka Herin enggak boleh bahagia sama lelaki manapun, termasuk kamu!"

Air mata mengalir begitu saja dari pelupuk.

Setelah sekian lama menahan sakit dibalik perbuatan kejinya, Jeno menangis.

Jeno menangisi kebodohannya selama belasan tahun. Kiranya, dengan balas dendam maka semua rasa sakit Herin terbayarkan. Nyatanya tidak.

Jeno justru dihadapkan dengan kenyataan lain bahwa kejadian itu adalah rencana licik akibat rasa sakit hati yang Taeyong rasakan.

"Kalau hyung ngerasa begitu, kenapa hyung enggak bilang?!"

Jeno membentak. Ia sontak berdiri dari duduknya menatap Taeyong dengan tatapan marah dan air mata yang masih terus mengalir tanpa henti.

"Apa susahnya hyung bilang ke aku kalau hyung cinta sama Herin?! Apa susahnya bilang kalau hyung enggak mau Herin bahagia sama aku?! Kamu tinggal bilang!" bentak Jeno.

verrückt | renryu ✔Where stories live. Discover now