36. Keputusan terbaik

80.7K 7.2K 230
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Halo, apa kabar guis? 🙂👉👈

----

Sore yang santai, ada semburat senja yang menemani waktu santai ini. Seperti biasa, di rumah minimalis dengan cat putih itu, ada dua insan yang tengah bermalas-malasan di ruang tengah mereka.

Zahra dan Raja, menghabiskan waktu sore mereka dengan secangkir teh dan obrolan-obrolan ringan nya.

Tv menyala, di sofa, dua insan itu tengah duduk berdampingan. Sang perempuan menyandar di dada sang pria. Ya, benar-benar pasangan yang dimabuk cinta.

Zahra mendongak, memandangi wajah tampan sang suami. Sesekali di menusuk-nusuk pipi tirus itu dengan telunjuk nya.

"Jangan digituin ah!" risih Raja membuat Zahra cemberut.

Kemudian, Zahra menarik tubuhnya yang tadi nya menyandar di dada Raja. Sekarang menyadar di sofa.

"Ya Allah, gitu aja ngambek!" cibir Raja geleng-geleng kepala.

Dan Zahra hanya diam tak membalas apapun.

Raja terkekeh melihat tingkah istrinya. Tanpa perintah, Raja langsung menarik kembali tubuh mungil itu untuk bersandar di dada nya.

"Kak ih!" Zahra meronta ingin dilepaskan.

"Apa? Katanya mau gini?" Raja juga tak mau melepaskannya.

Merasa usahanya sia-sia. Zahra pun akhirnya menyender lagi di dada kokoh itu. Lagian nyaman kok.

Eh.





"Sayang?" itu suara Raja.

"Hm?" dan sekarang, Zahra mulai terbiasa dengan panggilan itu, sudah tak merasa asing lagi.

"Tadi Angel telfon aku," lapor nya sungguhan.

"Terus?"

"Besok dia mau kemoterapi yang kedua, kita doain lancar ya..."

"Aamiiin. Lagian aku salut deh sama kak Angel, di usianya yang sekarang, dia kuat banget ngelawan penyakit se ganas itu." dan Raja hanya tersenyum menyetujui.

Memang, sudah tiga minggu lalu, Angel pergi meninggalkan tanah air. Dan di Itali, Angel juga tak luput memberi kabar pada Raja, dan seterusnya. Raja akan memberitau Zahra. Hubungan persahabatan mereka sungguh baik.














Beberapa saat kemudian, hadir suara ketukan pintu dari luar. Zahra yang pertama kali mendengar itu, lalu meminta ijin pada Raja untuk membukakan pintu.






"Kak Arga?" Zahra terkejut, melihat Revan bisa sampai rumahnya.

"SIAPA RA?" teriak Raja dari dalam. Dan tak merasa ada sahutan, Raja lalu menghampiri Zahra.

Raja juga tak kalah menunjukkan ekspresi terkejutnya. Mau apa dia kesini?

"Assalamualaikum," ucap Arga mencairkan suasana.

"Wa'alaikumussalam." balas mereka berdua sedikit ragu.

"Eh iya, ayo masuk kak." ujar Zahra mempersilahkan. Sempat juga mendapat pelototan kecil dari Raja, tapi tak ia hiraukan.

Mereka pun masuk ke dalam rumah bernuansa putih itu. Lalu ketiga nya merebahkan tubuhnya di sofa.

"Mau minum apa kak?" tanya Zahra berusaha ramah.

"Nggak usah, gue kesini sebentar aja kok." dan Zahra mengangguk saja.

"Mau apa lo kesini?" Raja sudah tak bisa menyembunyikan rasa curiga nya.

"Kak!" tegur Zahra.

Arga tersenyum simpul. "Gue mau pamitan sama kalian,"

"Terus?" balas Raja tak bersahabat.

"Gue mau minta maaf kalo gue pernah jadi benalu di antara kalian, terutama lo Ra, gue pernah jadi perenggang hubungan persahabatan lo sama Icha."

"Iya kak, lupain aja. Lagian masalah nya udah selesai kok."

Arga menghela napas lega. "Abis kelulusan, gue mau kuliah di Inggris. Dan sebelum gue berangkat ke sana, gue mau minta maaf banget sama kalian."

"Lo dapat alamat---"

"Gue dapet alamat rumah kalian dari Revan, gue tadi juga udah ketemu sama Icha sama Revan. Semata-mata cuma buat minta maaf aja."

Hati Raja perlahan luluh. "Iya nggak papa, lain kali lo jangan gitu lagi!" Arga mengangguk patuh layak nya anak kecil.

"Semoga lo sukses di Inggris, Good Job Bro!"

Mendengar kata terakhir yang Raja ucapkan, Zahra dan Arga seketika mengerjap terkejut.

"Jadi ... lo udah maafin gue?" tanya Revan memastikan.

"Mulai sekarang, gue sahabat lo. Lo sahabat gue!" final Raja sambil menerbitkan senyumnya.

Sontak Arga langsung menghampiri Raja dan merangkul nya erat.

"Thanks Bro!"

Zahra yang melihat interaksi kedua sahabat baru itu, hanya ikut tersenyum senang.

Memang benar. Kebahagiaan itu akan datang setelah beribu-ribu kesulitan, kesenangan akan datang setelah berjuta-juta kepahitan.

Tugas kita hanya bersabar, tugas kita hanya berusaha dan memasrahkan semuanya pada Allah.

Jika di ingat-ingat, Allah tidak pernah bosan mendengarkan dan mengabulkan doa hambanya. Tapi kita lah, yang bosan berdoa kepadanya.

Right?

----
TBC💁❤️

Cuap cuap author

Gak boleh protes karena part nya kependekan :)

Yang penting udah update, iya kan? huehehehe.
Tapi tenang aja, entar jam empat sore aku bakalan publish lagi kok ^^

Main kuis lagi hayyuk?

1. Siapa nama anggota kelas Zahra, yang suka tidur di kelas?

2. Siapa nama ketua kelas Zahra dan Icha?

3. Siapa nama mama Icha?

Hayooo!! masih inget nggak tuh🙈 soalnya itu cuma tokoh asal sliweran aja, hehehehe.

Jumpa lain waktuu🌞❤️

Jombang, 5 Agustus 2020

Salam Literasi📝✨

Karena Hangatmu (Terbit)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ