32. Sulit dipercaya

76.9K 7.4K 98
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Ada yang nungguin publish ga sih? 🙈😂

----

Raja menatap wajah istrinya dengan ekpresi menyesal, wajah yang setiap hari tak pernah absen tersenyum itu, kini menjadi pucat tak terkira. Banyak luka di tangan, kaki dan mukanya.

Entah siapa yang tega melukainya. Karena Icha juga belum tentu bersalah, tapi di satu sisi, semua tuduhan mengarah ke Icha, itu karena hanya ada Zahra dan Icha di tempat kejadian. Ditambah tangan Icha yang memegang pisau saat dahi Zahra berdarah.

Pelan pelan, Raja menggapai tangan Zahra yang di balut infus. Raja menggenggam nya seolah takut gadisnya pergi, Raja juga berusaha menyalurkan kehangatan pada tangan mungil ini.

Dua hari Zahra koma, dan dua hari itu pula Raja mbolos sekolah, padahal ia tau, sebentar lagi dia akan melaksanakan ujian akhir tahun.

Raja selalu berharap, mata dengan bulu mata lentik itu segera terbuka, Raja rindu memandang netra matanya, Raja rindu senyumannya, Raja rindu tawa nya.

Dan karena kejadian ini, Raja jadi lebih dekat dengan Tuhannya. Dirinya baru menyadari kalau selama ini, ia begitu jauh dengan Tuhannya. Allah selalu menunggunya di sepertiga malam, tapi selalu tak ia hiraukan. Dan Raja beruntung, bisa mendapatkan sosok istri seperti Zahra.

Raja merunduk, bola matanya memanas ingin menumpahkan sesuatu. Detik itu pula, sebuah jari kelingking bergerak gerak perlahan.

Raja yang merasakan pergerakan kecil itu, sontak matanya membola. "Ra... Zahra..." cicit Raja, dalam hati merasa senang sekaligus terharu.

Lalu Raja segera meneriaki nama dokter dengan keras.

"Ada apa mas Raja?" dokter yang sudah berkepala empat itu menunjukkan ekspresi cemas nya.

"Dok, ini... ini istri saya tadi jarinya gerak-gerak gitu," adu Raja dengan gelagapan.

Dokter itu pun mengangguk faham, lalu segera bertindak.






"Gimana dok?" tanya Raja masih khawatir.

Dokter menjawabnya dengan senyuman lebar. "Alhamdulillah, Zahra berhasil melewati masa koma nya."

Detik itu juga, air mata Raja tumpah dengan haru. "Alhamdulillah Ya Allah..." gumam Raja sambil memejamkan matanya.

"Habis ini, Zahra bakal di pindah ke kemar yang biasa ya," ujar sang dokter yang diangguki Raja.

"Saya permisi dulu," pamit dokter kemudian.

"Kak Raja..."

Suara itu, suara yang dua hari ini hilang dari pendengaran Raja. Refleks Raja menoleh ke belakang.

"Iya Ra, ada apa? lo butuh apa? Ada yang masih sakit? Mana yang sakit?" tanya Raja beruntun.

Zahra menggeleng lemah.

"Loh kok cuma geleng geleng sih?"

"Aku nggak papa kok," balas Zahra dengan volume suara kecil.

"Kakak nggak sekolah?" tanyanya merasa heran.

Karena Hangatmu (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang