5. Ini kah cinta?

93.7K 9.2K 893
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Koreksi kalo ada typo :)))

---

tok tok tok

Zahra yang sekarang tengah menunggu Raja pulang,mendengar suara ketukan pintu rumah.

"Apa kak Raja ya?" pikirnya. Zahra secepat kilat langsung menuju pintu rumah.

Ceklek!

"Kak Raja," latah Zahra saat yang mengetahui itu adalah suaminya.

"Minggir," ucap Raja dingin.

"Eh, iya kak." Zahra mengerjap lalu menggeser tubuhnya.

Raja langsung mendudukkan badannya di sofa ruang tengah, dan diikuti Zahra.

Beberapa detik kemudian,Zahra dengan was-was menyodorkan tangannya ke depan wajah Raja.

"Apaan?" tanya Raja heran.

"sa...salim," ucapnya takut.

"Ha?!" tanyanya masih tak mengerti.

Zahra mendongakkan kepalanya pelan. "Aku selalu lihat Bunda kalo Ayah pulang, bunda mesti mintak salim ke Ayah, mungkin itu yang harus aku lakukan sekarang," jelasnya gemetaran.

Setelah menyimak apa yang Zahra katakan, Raja memutar bola mata malasnya dan beranjak meninggalkan Zahra.

"Bunda, aku gak salah kan?" cicit Zahra.

Brakk!!

Lamunan Zahra tersadar saat gebrakan pintu masuk ke telinganya.

"Astaghfirullah."

---

Zahra sekarang tengah duduk di teras rumah minimalisnya. Menatap gemerlapnya milyaran bintang malam. Dan pikirannya melayang entah kemana, yang jelas ia tengah merindukan seseorang.

Orang tuanya

Mereka yang selalu menyambut Zahra hangat ketika dia pulang sekolah.

Mereka yang membangunkan Zahra ketika ia ketiduran sholat tahajjud.

Mereka yang merawat Zahra ketika Zahra sakit.

Tapi Sekarang, ia harus bisa menjadi sosok istri yang baik bagi suaminya. Bukan Raja yang persis seperti Ayahnya, tapi ini adalah Raja suaminya.

Padahal belum seminggu Zahra berpisah atap dengan kedua orang tuanya, rindu ini sudah menjalar di hatinya.

"Zahra!"

Lamunan Zahra buyar ketika suara bariton menyebut namanya. Zahra langsung buru-buru masuk ke rumahnya.

"Iya, ada apa kak?"

"Bikinin minuman," suruh Raja dengan tangan dilipt di depan dada.

"Oh iya kak,"

Zahra dengan senang hati dan ikhlas membuatkan, ia berusaha menjadi istri yang melayani dengan cinta. Walaupun tak terbalas dengan cara yang sama.

Setelah membuatkan minuman, Zahra langsung menuju ruang tengah yang di sana ada Raja tengah berkutat dengan laptopnya.

"Ini kak," ucapnya sambil memberikan secangkir kopi.

"Hm,"

Hening.

"Kak," panggilnya.

"Hm,"

"Aku boleh tanya gak?" tanyanya gugup.

"Sibuk,"

"Ya udah deh," pasrah Zahra.

Karena Hangatmu (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang