3. Sah

113K 11K 856
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Jangan lupa tekan vote nya :/

---

Pernak pernik hiasan pernikahan sudah ditata rapi sejak pukul dua dini hari di rumah Zahra.

Entah ini hari bahagia atau hari sedihnya, yang pastinya yang ia harus jalani sekarang hanya menerima semuanya dengan ikhlas. Dia harus melepas masa lajangnya diusia muda, dengan laki-laki yang sampai detik ini belum pernah ia jumpai.

Semua ia lakukan demi orang tuanya! tolong garis bawahi demi orang tuanya.

Pukul sembilan pagi nanti ia akan melaksanakan hijab kabul bersama calon suaminya.

"Zahra, kamu udah siap nak? udah sholat subuh belum? kalo udah langsung sarapan ya, abis itu pake make up, tenang gak terlalu tebel kok," ucap Karin beruntun.

"Udah bun, abis ini aku langsung pake make up aja,aku gak mood makan." jawab Zahra lesu.

Karin yang paham akan perasaan anak semata wayang nya itu langsung mendekati Zahra yang tengah duduk di tepi kasur. "Nak, percaya sama bunda, ini yang terbaik buat kamu," ucap Karin menenangkan.

"Iya Bun, Zahra tau."

"Ya udah kalo gitu gak boleh sedih terus dong,harus nya kamu bahagia sekarang," Kata karin.

"Iya bun, In Syaa Allah."

"Ya udah kamu siap-siap ya, bunda mau ke ruang tamu dulu nyiapin barang-barang."

Zahra mengangguk dan segera beranjak ke meja rias.

Ini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, Zahra dengan gaun putih pernikahannya tengah duduk di kamarnya sembari meremas-remas gaunnya gugup.

Nanti ia akan keluar bersama Bunda dan Mama mertuanya setelah semua orang mengatakan 'sah'.

"Saya nikahkan Az-Zahra Putri Kamila binti Ridwan dan Raffa Jafreeza Alaska bin Angga dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Zahra sedang menunggu di kamarnya pun sedikit terkejut akan nama calon suaminya.

Kayak gak asing sama nama itu

"Saya terima nikahnya Az Zahra Putri Kamila dengan mas kawin seperangkat alat sholat bayar tunai."

"Semua saksi Sah?"

"SAH."

"Alhamdulillah."

Dan detik itu juga Zahra meneteskan air mata nya. "Ak-aku aku udah jadi milik orang," ucap nya tak menyangka.

Dan pintu kamarnya pun terbuka.

Ceklek!

"Zahra ayok keluar semua nya udah nunggu," ucap Karin.

"Loh! ternyata kamu anak nya Karin?" tanya Risa heran.

Pasalnya Risa baru pertama kali bertemu dengan calon menantunya ini. "Kamu bukannya yang waktu itu bantu saya nyebrang jalan ya?"

"Iya, kok bisa disini tan?"

"Kalian udah saling kenal?" ucap Karin heran.

"Dia yang bantu aku nyebrang jalan beberapa hari lalu Rin." ucap Risa menjelaskan.

"Dan saya bersyukur bisa bertemu sama kamu lagi, ditambah sekarang kamu jadi menantu saya," lanjutnya.

"ja-ja jadi?"

"Iya, saya ibu mertua kamu, mulai sekarang panggil saya mama ya"

Zahra tersenyum tipis

"Syukur deh kalo kalian udah saling kenal, udah yuk keluar," ajak Karin.

Karena Hangatmu (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang