27. Malu...

86.1K 8.5K 462
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Hati-hati sama part ini!!
Buat jombloners, disiapkan hatinya ya...

----

Hari ini hari minggu, hari yang pas untuk bermalas-malasan di kasur bagi kaum rebahan. Contohnya seperti Raja, jam delapan pagi, sang manusia belum juga beranjak dari alam mimpinya.

"Kak bangun ih!" Zahra menepuk-nepuk pipi Raja dengan raut kesal.

Benar, tadi malam Raja berhasil membawa Zahra pulang kembali ke rumah mereka. Itu atas bujukan Karin, karena sebaik-baik istri adalah yang tinggal bersama suaminya.

Bukannya bangun, Raja tanpa sadar malah menggenggam tangan Zahra dan meletakkannya di depan mukanya. Tentu saja, deru napas Raja sangat terasa di permukaan kulit tangan Zahra.

Zahra menarik tangannya berusaha melepaskan, tapi Raja malah semakin kuat menggenggamnya, seolah tak mau jika tangan mungil itu pergi.

Sepertinya Zahra harus melakukan cara lain agar bisa membangunkan suami es nya ini.

Zahra dengan semangat menggelitiki leher Raja, membuat manusianya bergerak tak nyaman.

"Bangun, bangun!" Zahra meneriakinya tepat di telinga Raja.

Itu membuat Raja terduduk secara spontan ditambah dengan raut wajah kesal. "Lo nggak bisa bangunin pake cara halus ya?" kesal Raja, yang kupingnya terasa berdenging.

Zahra yang tak terima dengan penuturan itu langsung menjawab. "Ih! ada malah kakak yang tidurnya kayak kebo, tuh liat udah jam berapa?!" ucap Zahra sambil menunjuk jam dinding.

Raja berdecak merasa kalah telak. "Iya iya, gue mandi." pasrah Raja, lalu mulai melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Memang, dari kemarin malam, Zahra sudah berani berinterkasi dengan Raja secara lebih terbuka, lagi pula dia kan istrinya, jadi nggak salah kan marahi suami kalo dia salah?

Setelah selesai membangunkan Raja, Zahra kembali ke dapur untuk menuntaskan acara masaknya. Mulai sekarang, ia berusaha untuk membuat hati Raja melunak, tak peduli seberapa kejam Raja padanya. Yang penting, visinya untuk mempertahankan pernikahannya, dan mewujudkan bahwa dia hanya boleh menikah satu kali dalam hidupnya.

Beberapa menit setelahnya, Raja keluar kamar dengan kaos oblong hitam, dan rambut yang basah.

"Lo masak apaan?" tanya Raja tiba-tiba.

Zahra menyerngitkan dahinya heran, kenapa Raja jadi peduli terhadap apa yang ia lakukan. "Tumben, nanyak," balas Zahra.

"Nggak boleh apa, entar kalo gue kasar sama lo, lo kabur lagi dari rumah." tegas Raja yang masih duduk di kursi makan.

"Emang kenapa? toh aku juga pulangnya ke rumah bunda," elak Zahra, dia mulai berani pada Raja. Tak sekedar mengatakan, 'iya kak, oh iya, nggak usah' dan semacamnya.

"Nggak mau tau, lo nggak boleh pergi dari sini lagi!" ucap Raja, terdengar seperti paksaan.

"Kenapa?" tanya Zahra, benar-benar tak mengerti tingkah aneh suaminya dari tadi malam.

Karena Hangatmu (Terbit)Where stories live. Discover now