34. Pacar Bandel

3.2K 737 1.1K
                                    

Sonia kembali mengajak Helena bertemu, kali ini wanita itu menjemput Helena di sekolah. Ada banyak hal yang ingin Sonia ketahui perihal kehidupan mantan suami dan anak-anaknya. Mengingat Helena tinggal bersama mereka, maka Sonia bermaksud mengorek informasi dari gadis itu. Sonia hanya tersenyum tipis saat Helena masuk kedalam mobilnya, wanita itu langsung melajukan mobil meninggalkan gedung sekolah.

Matanya sempat menangkap sosok Unaya dan Jeka yang tengah bercanda di sebuah warung kopi. Sonia buru-buru mengalihkan kembali tatapannya kedepan, entah kenapa hatinya tidak tenang melihat kedua anaknya saling memadu kasih seperti itu. Jika lama-lama dibiarkan, Sonia takut perasaan keduanya semakin dalam. Mumpung belum terlambat apakah Sonia harus segera mengatakannya?

Helena menyadari ada yang aneh dengan Sonia, namun gadis itu tidak berniat mengulik dan memilih diam saja. Bahkan sampai di sebuah Mall-pun Sonia menutup mulutnya rapat-rapat, wanita itu mengajak Helena ngobrol disebuah Foodcourt sekaligus makan siang.

"Apa kabar Helen? lama gak ketemu". Tanya Sonia berbasa-basi.

"Baik Tan, Tante apa kabar?". Tanya Helena balik. Sonia mengulas senyum tipis, tipis sekali. Helena semakin merasa ada yang aneh dengan Sonia, biasanya wanita itu sangat ramah namun hari ini nampak berbeda.

"Tante baik, to the point aja. Soal saudara tiri kamu itu, namanya Unaya?". Tanya Sonia langsung pada intinya. Helena sempat kaget ketika Sonia mengetahui nama saudara tirinya.

"Tante tahu namanya darimana?".

"Yeri yang cerita, Om Pablo juga kenal kok sama Unaya. Dan kata mereka Unaya gak seperti apa yang kamu bilang". Helena terlihat gusar. Gadis itu menyeruput jus yang ia pesan untuk menutupi kegugupannya.

"Eh? Gitu ya Tan, bisa jadi mereka udah dihasut sama Unaya. Kan Helena udah pernah bilang kalau Unaya itu pinter ngehasut". Sonia memicingkan matanya kemudian berdecih sekali.

"Sejak kapan dia jadi saudara tiri kamu?". Tanya Sonia mengalihkan topik pembicaraan sejenak.

"Belum lama sih Tan, tiga bulan mungkin. Dan sumpah Helen males banget sama dia yang caper ke Mama". Celoteh Helena.

"Mama kamu sayang sama dia?". Sonia begitu menunggu jawaban dari Helena. Melihat perangai Helena yang bermuka dua seperti ini membuat Sonia khawatir jika ibu gadis itu juga sama sifatnya.

"Hah! Banget Tan. Udah kayak sama anak kandung sendiri. Malahan kadang Helena berasa jadi anak tiri". Curhat Helena yang hanya dibalas senyum tipis oleh Sonia. Setidaknya wanita itu lega mengetahui fakta ibu tiri anak-anaknya adalah wanita yang baik.

Disisi lain, Yeri nekat mengajak Mario jalan-jalan di Mall yang juga tengah dikunjungi oleh Helena dan Sonia. Sepulang sekolah tadi Yeri menunggu Mario di depan sekolahnya seperti waktu itu. Tangan gadis itu bertaut karena gugup, sebenarnya Yeri ingin mengungkapkan perasaan-nya pada Mario. Rasa sukanya tak terbendung lagi, bunga dihatinya sudah bermekaran dengan indahnya. Pokoknya hari ini ia mau mengungkapkan rasa sukanya, urusan ditolak itu belakangan.

"Kak, aku... eh?". Yeri kaget saat Mario tiba-tiba merangkulnya dan mengajak gadis itu memutar arah. Mario terlihat gelisah karena pemuda itu tak sengaja melihat Helena yang tengah mengobrol di foodcourt bersama seorang wanita entah siapa. Kalau sampai Helena tahu ia tengah jalan dengan gadis lain, gadis itu pasti akan marah padanya. Ya jelas marah karena saat ini statusnya ia masih menjadi pacar Helena.

"Kak? Kok muter? Katanya mau makan dulu?". Tanya Yeri sekali lagi, masih bingung dengan Mario yang mendadak bertingkah aneh. Namun disisi lain Yeri senang karena Mario merangkul bahunya, skinship pertama mereka.

"Mendadak gue pengen ke-Timezone, belum laper juga sih. Ke-Timezone dulu aja yuk!". Dan tanpa menunggu persetujuan dari Yeri, Mario langsung membawa gadis itu ke-Timezone.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora