12. Lemon atau Matcha?

642 133 63
                                    

Suasana di depan tempat bimbel terlihat ramai, terlihat sepasang kekasih sedang adu mulut. Bahkan sang gadis sampai menangis meraung sembari melemparkan seluruh isi tasnya kearah sang kekasih. Sudah bisa ditebak jika pasangan itu adalah Yeri dan Mario, mereka kembali bertengkar karena uang. Yeri kira Mario menjemputnya karena memang merindukannya, ternyata hanya ada maunya.

Yeri berteriak lantang tanpa rasa malu, bahkan melupakan fakta jika ia tengah menjadi bahan tontonan. Persetan dengan itu, Yeri kesal sekali dengan pemuda didepannya ini. Biar semua orang tahu kalau kekasihnya ini tukang morotin. Teman-teman satu bimbel Yeri pun hanya bisa menonton sambil berbisik satu sama lain. Padahal kalau didepan Yeri baik, begitu di belakang langsung ngomongin.

"Dih, si Yeri selama ini sok nge-banggain cowoknya. Gak tahunya cuma cowok kere yang hobi morotin ceweknya. Ihhh... amit-amit deh gue punya cowok kek gitu". Bisik salah satu gadis sambil bergedik ngeri.

"Gue selalu baper dong kalau Yeri update story bareng cowoknya. Gak tahunya si cowok cuma modal tampang doang. Mending gue jadi simpanan om-om kaya ketimbang punya cowok kere kek cowoknya Yeri". Tambah yang lain.

Jeni dan salah satu temannya yang baru saja keluar dari tempat bimbel pun terkejut melihat suasana di halaman sangat ramai. Tambah terkejut lagi begitu mendengar suara teriakan Yeri yang terdengar frustasi, kasihan Yeri bisa-bisa jadi gila gara-gara Mario.

"Eh? Itu suara Yeri gak sih? Kenapa tuh anak? Mana dijadiin tontonan lagi". Ujar Jeni terlihat panik.

"Kita samperin yuk!". Dan akhirnya mereka mendekati kerumunan, agak sulit melihat sosok Yeri karena tertutup orang-orang yang menonton. Susah payah keduanya mengurai kerumunan hingga akhirnya berhasil melihat presensi gadis yang hampir ditampar oleh kekasihnya. Untung saja seseorang dengan sigap menahan tangan Mario. Dan orang itu adalah Lucas, pemuda itu kebetulan sedang berkeliaran di tempat bimbel Yeri dan tak sengaja menyaksikan kejadian tersebut.

"Kalem Bro, gak usah pakai kekerasan". Tegur Lucas sopan sembari menyentak tangan Mario. Mario yang sedang emosi dengan Yeri tentu saja tidak suka melihat tingkah Lucas yang bak pahlawan kesiangan.

"Siapa lo? Gak usah ikut campur! Gue cowoknya Yeri". Mario hendak menarik tangan Yeri namun Lucas buru-buru menyembunyikan gadis itu dibelakang punggungnya. Yeri menatap punggung Lucas dengan mata berkaca-kaca, yang tadinya takut mendadak merasa aman berkat pemuda itu.

"Lo gak perlu tahu siapa gue. Banci banget lo beraninya sama cewek, sini lawan gue!". Tantang Lucas tegas, awalnya Mario hendak mengabaikannya namun Lucas buru-buru menambahkan.

"Kalau lo nekat, dengan amat terpaksa gue bakal telepon polisi". Dan karena menyebut-nyebut kata polisi, Mario mundur perlahan. Pemuda itu sempat mengumpat sebelum berkata.

"Awas lo, gue tandain muka lo!". Ancam Mario sembari menunjuk-nunjuk wajah Lucas dengan jengkel.

"Silahkan". Sahut Lucas santai tanpa takut. Dan setelahnya Mario berlalu pergi dengan menyimpan dendam.

Jeni meminta kerumunan untuk bubar kemudian bergegas merangkul Yeri yang kembali terisak. Jeni mengajak gadis itu untuk duduk dibangku dekat pohon mangga sementara Lucas memunguti barang-barang Yeri yang berserakan dihalaman.

"Jadi cowok yang lo tanyain waktu itu Bang Mario?". Tanya Jeni langsung. Yeri mengangguk kecil hingga Jeni menghela nafas berat.

"Astaga Yer, cowok kek gitu ngapain masih lo pertahanin sih? Kasihan lo Yer, disini pasti sesak banget kan?". Jeni menunjuk tepat didada Yeri.

"Banget Jen, banget. Rasanya gue sampai lupa caranya bernafas". Isak Yeri yang sudah frustasi sekali. Lucas mendekati dua gadis itu kemudian berjongkok tepat didepan Yeri.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Where stories live. Discover now