27. Terbongkar

4.1K 890 1.1K
                                    

Semenjak tahu jika Yeri adalah anak tiri Mama-nya, Jeni mencoba mengakrabkan diri dengan gadis itu agar bisa mencari tahu tentang Sonia. Katakanlah jika Jeni tidak tulus berteman dengan Yeri, ya karena pada dasarnya Jeni hanya cocok berteman dengan Sobirin saja. Ketiganya mengobrol sebentar setelah jam bimbel habis. Jeni juga sengaja mengganti jam bimbel-nya menjadi malam hari agar sama dengan Yeri, kalau Sobirin sih ikut-ikut Jeni saja.

"Main kerumah gue yuk, biasanya Mama udah masak banyak buat makan malem". Ajak Yeri. Jeni dan Sobirin saling melempar tatapan, Sobirin sudah tahu niat terselubung Jeni mendekati Yeri.

"Emang gak ngerepotin Yer? Gak enak nih". Sahut Jeni sok merasa tidak enak, padahal ia sudah menunggu moment dimana Yeri mengajaknya main kerumah. Jeni penasaran sekali dimana Mama-nya tinggal dan bagaimana kehidupan wanita itu sekarang.

"Gak apa-apa, justru Mama gue pasti seneng kalo gue bawa temen kerumah. Yuk!". Ajak Yeri yang langsung menggandeng tangan Jeni, Sobirin mengekor dibelakang.

Karena hanya Sobirin yang membawa motor, alhasil Jeni dan Yeri naik Go-Car sementara Sobirin mengikuti dengan motornya. Sejujurnya Jeni merasa gugup saat ini, setelah pertemuan di mobil waktu itu Jeni memang sengaja menghindari Sonia karena ingat nasehat Kakak-nya. Namun semakin lama rasa penasarannya semakin besar, gadis itu ingin tahu kehidupan seperti apa yang membuat ibu kandungnya goyah.

"Masakan Mama loe enak banget ya Yer?". Tanya Jeni pada Yeri yang tengah memainkan ponselnya sambil senyum-senyum sendiri.

"Masakan Mama gue adalah masakan terenak di dunia Jen hehe. Ya meski masakan mama kandung gue lebih enak sih". Sahut Yeri yang terlihat sendu diakhir kalimatnya.

"Jadi Mama loe yang waktu itu bukan mama kandung... eh maaf ya Yer kok gue jadi kepo". Kata Jeni pura-pura tidak tahu. Gadis itu sebenarnya ingin mengorek info dari Yeri tapi rasanya seperti terlalu lancang.

"Gak apa-apa Jen. Emang Mama gue yang loe liat waktu itu bukan mama kandung. Dia sahabat mama kandung gue, entah gimana ceritanya dia bisa nikah sama Papa gue pas mama kandung gue meninggal". Jeni terdiam, ini seperti teka-teki. Jadi Sonia menikah dengan suami sahabatnya sendiri? Tapi siapa?

"Mama tiri loe punya anak? Maksudnya loe punya saudara tiri?". Tanya Jeni lagi.

"Eung, Mama sih sering cerita kalau dia punya dua anak dari suaminya yang dulu. Tapi kalo gue nanya sekarang anak Mama dimana, dia malah nangis. Padahal gue pingin banget ketemu sama anaknya Mama". Cerita Yeri yang terdengar tulus, Jeni hanya tersenyum tipis menanggapinya. Sayangnya Jeni sama sekali tidak ingin berhubungan dengan anak tiri Mama-nya, lebih tepatnya ia tidak rela jika kasih sayang Mama-nya terbagi untuk orang lain.

Sesampainya di rumah Yeri, Jeni dan Sobirin menganga. Papa Yeri memang kaya raya jadi tidak heran jika rumah yang mereka huni bak istana. Jeni mulai paham jika Mama-nya memilih meninggalkan Papa karena tergiur oleh kemewahan yang dimiliki Papa Yeri. Memang godaan terbesar wanita dalam sebuah hubungan pernikahan adalah kemewahan.

Yeri mengajak dua temannya masuk kedalam rumah, gadis itu berjalan dengan cepat menuju dapur untuk mencari sosok Mama-nya. Jeni dan Sobirin hanya berdiri kaku di ruang tamu karena belum dipersilahkan duduk.

"Mama, Yeri bawa temen kerumah buat diajak makan malem boleh kan?". Tanya Yeri dengan ceria. Sonia yang tengah mengangkat masakan yang baru matang sempat kaget karena Yeri tidak memberi salam terlebih dahulu.

"Ya ampun sayang, kalau pulang itu ucapin salam dulu dong. Mana temen kamu? Ajak aja ke ruang makan, masakan Mama udah mateng nih". Kata Sonia. Jeni bisa mendengar suara Sonia dari dapur, mata gadis itu berkaca-kaca karena bisa mendengar suara Mama-nya lagi.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Where stories live. Discover now