7. Anak Bawang

520 118 61
                                    

"Eh? Hai... nyariin aku? Gimana-gimana?". Sahut Jeka ramah eh ralat manis banget, tapi dimata Unaya sih kelihatan sok manis. Dih... Jeka tobat jadi berandal sekolah terus sekarang berubah jadi buaya buntung kali ya?

"Aku? Dihh... najis!". Gerutu Unaya dengan wajah sewot. Ngomongnya pakai volume kecil banget tapi tetep aja radar duo cumi ini cepet banget nangkap suara-suara hati yang patah.

"Saya mencium aroma-aroma...". Victor berlagak mengendus kesekitar. Unaya dan Jimi sontak mencium tubuh mereka, takut-takut badannya bau.

"Aroma apaan? Kentut?". Tanya Jimi bingung.

"Yang ini aromanya lebih menyengat daripada aroma kentut". Kata Victor sok misterius.

"Apaan tuh?".

"Tentu saja aroma hati yang terbakar api cemburu... Eaaaakkk!!!". Unaya memutar bola mata malas, sementara itu Victor dan Jimi saling tos. Yaleah udah bertahun-tahun lamanya otak mereka ternyata belum di-upgrade.

"Berisik! Tuh cewek siapa? Doi-nya si Jeka?". Bisik Unaya pada duo cumi. Sementara itu yang jadi bahan ghibah masih ngobrol asyik dengan gadis yang belum Unaya ketahui identitasnya. Sumpah deh baru kali ini Unaya merasa insecure setelah jadi selebgram. Biasanya dimana pun ia berada, dunia seakan berpusat padanya. Namun kali ini beda, dan Unaya semakin penasaran pada sosok gadis yang dengan mudahnya mampu membuat Jeka tertawa lepas.

"Hih! Yang bertugas buat bikin Jeka bahagia itu gue!". Batin Unaya dongkol.

"Aukkk... tanya aja tuh sama yang bersangkutan". Dan jawaban Jimi yang mengambang sukses membuat Unaya semakin dongkol.

"Ini aku cuma mau konfirmasi aja, emang bener kamu ada apa-apa sama Una Frozen? Kok bisa anak jurnalis kampus dapet foto-foto ini". Ujar gadis cantik bernama Juwita Maharani itu. The most beautiful face in The Campus tentu saja. Jeka menarik sebelah alisnya sebelum merapatkan diri pada Juwi, ikut menatap foto-foto yang ada di kamera. Perasaan tadi foto yang dari kamera Yuna udah dihapus, kok masih ada aja. Begitulah batin Jeka.

"Emang ya lambe turah tuh dimana-mana ada aja kelakuan. Tadi aku mergokin Yuna yang mau bikin artikel aneh-aneh dan gak berbobot. Lagian kamu nyuruh anak-anak jurnalis bikin artikel yang menggemparkan tuh buat apa? Hmmm...". Omel Jeka tapi tidak kelihatan seperti tengah mengomel. Malahan ketawa-tawa bareng Juwi berasa gak ada orang lain disekitar mereka. Padahal tadi Yuna dimaki-maki lumayan kasar, hmmmm sekarang Unaya percaya kalau keadilan sosial bagi kaum good looking memang benar adanya.

Kata orang yang putus asa dan insecure, orang good looking setengah masalah hidupnya terangkat, semuanya serba mudah. Ya memang sih Unaya juga merasakan kok privilage-nya jadi orang cantik. Tapi kan gak selalu bisa diukur dari hal itu, jadi cantik juga ada perjuangannya kali. Dan jadi orang good looking tapi gak smart juga sama aja. Jadi intinya good looking dan smart tuh ada distrata yang sama. Tinggal mau jadi yang mana. Seenggaknya kalau kamu gak good looking ya smart dikit lah. Biar gak jadi beban negara, peace canda :)

"Dihhh... mana ada aku nyuruh kayak gitu. Emang Yuna aja orangnya yang suka ngasih bumbu kalau nulis artikel...". Sahut Juwi sembari memukul pundak Jeka pelan. Mata gadis itu tak sengaja beradu tatap dengan Unaya yang terlihat memelas.

"Eh? Hai... kamu Una Frozen bukan sih? Loh kamu beneran ada disini sama Jeka? Aku kira foto tadi editan. Kok kamu gak bilang-bilang sih Jek?". Juwi orangnya ramah banget bikin Unaya jadi merasa tidak enak karena sudah punya niatan untuk mengibarkan bendera perang pada gadis itu. Alhasil yang bisa Unaya  lakukan hanyalah tersenyum kikuk.

Bangsat Boys (Book 1&2)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang